Chapter 12: Mine

2.4K 231 31
                                    

Sifra Williams

Taehyung mengantarku pulang. Beruntungnya, Eunwoo memang mengatakan bahwa dia akan pergi dengan teman-temannya, jadi dia tidak bisa mengantarku pulang.

Saat kami sampai di rumahku, aku bertanya apakah dia ingin masuk ke dalam dan bertemu dengan Mama, tapi Taehyung menjawab, “Ini baru hari kedua, aku belum siap untuk bertemu Mamamu.”

Aku terkekeh. “Mama tidak menggigit.”

“Aku akan datang dan menemuinya lain kali. Sekarang ini, aku tidak siap dan pakaianku sedikit berantakan.”

“Oh, oke, kalau begitu. Aku masuk, ya.”

“Don’t forget to call me.”

Aku mengangguk. “Iya.” Ujarku. “Bye, Baby.”

Taehyung memutar bola matanya dan mengatakan, “Ya sudah, aku pulang dulu. Langsung masuk dan mandi. Setelah itu makan. Lalu telepon aku.”

“Iya, bawel sekali, sih?!”

“Ya sudah. Bye.”

Taehyung sudah pergi. Aku segera masuk ke dalam. Namun, aku dikejutkan dengan Mama yang berdiri di depan pintu sembari tersenyum misterius.

Mama bertanya, “Mobilnya berbeda dengan punya Eunwoo. Siapa dia?”

“Temanku.”

“Teman? Hanya teman?”

Aku mengangguk. “Iya, hanya teman.”

“Oh, jadi teman sedekat itu sampai memanggil baby?”

Astaga, Mama mendengarnya! Ah, malu sekali.

Tapi Mama hanya tersenyum dan mengatakan, “Lain kali, ajak dia masuk. Mama ingin bertemu.”

“Sudah kuajak, tapi dia bilang pakaiannya berantakan. Jadi dia malu untuk menemui Mama.”

“Oke, kalau begitu di lain hari.”

“Nanti kutanyakan dia.”

“Siapa namanya?”

“Taetae.”

Mama menaikkan alisnya. “Taetae?”

“Taehyung. Ah, sudah, ya, Ma. Aku masuk dulu.”

Aku masuk ke kamarku dan kulakukan apa yang Taehyung perintahkan. Aku membersihkan diriku terlebih dahulu, lalu aku makan.

Setelah itu, aku kembali ke kamar dan meneleponnya.

Taehyung segera mengangkat panggilanku. Sepertinya dia sudah menungguku untuk meneleponnya. How cute.

“Halo?”

“Sudah makan?”

Aku mengangguk—meski Taehyung tidak bisa melihat. “Sudah. Kau sendiri sudah makan?”

“Sedang makan.”

“Kalau begitu, makan saja dulu. Kita bisa telepon lagi nanti.”

“Tidak apa-apa. Aku bisa makan sembari berbicara.”

“Tapi sebaiknya kau fokus makan dulu. Aku telepon lagi nanti, ya?”

Taehyung mendecak. “Tidak. Aku loud speaker, jadi bicara saja. Jangan diakhiri panggilannya.”

Meski sebenarnya dia menyebalkan, tapi dia lucu juga.

Aku menuruti ucapannya. Aku berbicara dan Taehyung mendengarkan.

“Tadi Mama bertanya kenapa kau tidak masuk ke dalam. Aku bilang kau tidak mau.”

Taehyung pun memarahiku. “Hei, aku tidak bilang bahwa aku tidak mau. Tapi penampilanku berantakan tadi, jadi aku tidak ingin meninggalkan kesan pertama yang buruk.”

MY DOSEN, MY BOYFRIENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang