Sifra Williams
Aku memeluk Jungkook.
“Aku tidak suka jika kau dekat dengan Laurens. Aku tahu aku tidak ada hak untuk melarangmu dekat dengan siapa saja. Tapi aku kesal.”
Jungkook membelai rambutku. “Maaf.”
“Kenapa kau yang meminta maaf? Kau tidak salah.”
“Tidak seharusnya aku pergi dengan Laurens.”
“I told you, it wasn’t your—”
“Aku sudah berjanji padamu bahwa aku tidak akan pernah menerima tawaran Laurens, tapi aku melakukannya. Aku menjadi private tutor nya dan aku juga pergi dengannya.”
“Itu hakmu, Jungkook. Kau berhak pergi dengan siapa saja. Aku bukan kekasihmu.”
“Then do you wanna be my girlfriend?”
Aku memukul dadanya. “Hei!”
“Just kidding.”
Aku merasakan ponselku bergetar di dalam kantung celanaku. Aku melepas pelukanku pada Jungkook dan aku mengecek siapa yang memberikan pesan.
Ternyata Taehyung. Dia mengirimi banyak sekali pesan. Aku membaca semua pesannya itu.
Taehyung: Kau di mana?
Taehyung: Aku di tempat parkir. Kau sudah selesai kelas, bukan?
Taehyung: Di kelas hanya ada dua temanmu. Kau di mana?
Taehyung: Angkat panggilanku. Please. Aku khawatir.
Taehyung: Aku sudah pulang. Ada urusan mendadak. Kau pulang sendiri, tidak apa-apa, bukan? Kalau sudah pulang, hubungi aku, ya.
“Oh, astaga.”
Jungkook bertanya. “Kenapa?”
“Ternyata Taehyung sedari tadi sudah menungguku.”
“Lalu?”
“Tapi dia sudah pulang sekarang. Ada urusan mendadak katanya. Jadi aku pulang sendiri.”
“Oh, seperti itu. Ya sudah, kau mau pulang denganku?”
Aku menatapnya. “Huh?”
“Mau pulang denganku?”
“T-tapi masih banyak murid di kampus. Lihat itu,” aku menunjuk ke bawah di mana semua murid berkumpul di kantin dan di taman, serta di semua sudut kampus.
“Kau keluar lebih dulu dan tunggu aku di dekat Starbucks. Nanti aku ke sana. Tidak akan ada yang mengenali. Aku janji.”
Aku mengangguk. “Oke, baiklah.”
“Ya sudah.”
Aku pun turun ke bawah lebih dulu dan aku mengikuti ucapan Jungkook. Aku keluar dari area kampus dan menuju ke Starbucks yang letaknya tak jauh.
Sembari menunggu Jungkook, aku membalas pesan dari Taehyung.
Sifra: Aku tadi di toilet. Maaf membuatmu khawatir. Perutku sakit sekali tadi. Tapi aku akan pulang sekarang. I’ll call you when I get home.
