Chapter 16: Skinny-dip

2.3K 207 70
                                    

Sifra Williams

Saat aku sedang berjalan untuk menghampiri kelas Taehyung, ternyata dia sudah lebih dulu menghampiriku.

Ketika dia melihatku, dia menangkup wajahku dan bertanya, “Hei, kenapa? Kau terlihat tidak bersemangat.”

“Aku tidak apa-apa.”

“Serius?”

“Iya.”

Taehyung mengangguk. “Oke, kalau begitu. Ayo kita ke mobil. Aku akan mengantarmu pulang.”

Kami menuju ke mobilnya, lalu aku masuk ke dalam dan memakai seatbelt.

Ketika Taehyung menyalakan mesin mobilnya, kukatakan padanya, “Aku tidak mau pulang.”

“Oke. Kau mau ke mana? Membeli ice cream? Atau menonton film?”

Aku menggelengkan kepalaku. “Aku ingin ke rumahmu.”

“Tapi—hm, baiklah. Kita ke rumahku.”

Aku memang tidak ingin pulang. Kalau aku pulang ke rumah, pasti nanti aku akan memikirkan Mr. Jeon dan Laurens. Aku tidak ingin membayangkan mereka berdua.

Butuh sekitar lima belas menit dari kampus menuju ke rumahnya.

Dan aku benar-benar terkejut sesampainya aku di sana. Rumahnya besar sekali. Pantas saja Taehyung memiliki Porsche dan dia selalu pakai pakaian dari brand ternama seperti Gucci, Celine, Chanel, dan lain-lainnya.

“Ayo keluar.” Katanya. Aku keluar dari mobilnya dan Taehyung melemparkan kunci mobilnya pada penjaga rumahnya. Setelah itu, dia menggenggam tanganku untuk masuk ke dalam rumahnya.

Aku tidak bisa berkata apa pun saat di dalam. Rumahnya ini sangat bagus dengan nuansa sederhana, dihiasi lukisan karya Claude Monet dan Vincent van Gogh.

“Di rumah sebesar ini, kau tinggal seorang diri?” tanyaku.

“Tidak. Aku tinggal dengan Papaku.”

“Oh. Lalu, di mana Papamu?”

Taehyung mengendikan bahunya. “Entah. Mungkin di kantor atau di luar negeri, aku juga tidak tahu. Kami jarang berkomunikasi.”

“Kenapa?” aku segera menyadari bahwa pertanyaanku mungkin terlalu personal. “Ah, maaf. Tidak perlu dijawab.”

“It’s okay. Papa dan aku sejak kecil memang tidak terlalu dekat, tapi aku tetap tinggal dengannya dan dia yang membiayai hidupku.” Dia menjelaskan, meski tidak detail. “Kau mau makan apa?”

“Pancake dengan topping ice cream.”

“Oke. Akan dibuatkan. Kau tunggu di meja makan saja.”

Aku menuruti perintahnya. Aku menunggunya yang membuatkan pancake untukku.

Selagi menunggu, aku mengirimi pesan pada Mama bahwa hari ini aku akan pulang terlambat. Aku tidak memberitahu alasannya apa, tapi Mama mengizinkan.

Tak lama kemudian, pancake nya sudah selesai dan Taehyung menyajikannya untukku.

“Kau bisa masak?” tanyaku.

“Bisa. Di sini tidak ada asisten rumah tangga.”

Aku melihat ke sekitar rumahnya. Iya, sih. Rumahnya sangat sepi. “Lalu siapa yang membersihkan rumah atau melakukan laundry?”

“Aku.”

“Kau juga bisa mencuci pakaian?”

“Well, tidak. Aku pergi ke laundry terdekat di sini. Biasanya aku selalu pergi di hari Sabtu pagi dan mengambil pakaiannya di hari Minggu. Jadi pakaianku semua tetap bersih.”

MY DOSEN, MY BOYFRIENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang