Sifra Williams
Ponselku berdering.
Tapi mataku enggan sekali untuk terbuka. Well, aku begitu lelah dan ingin tidur seharian. Namun, dering alarm di ponselku sangat mengganggu.
Dengan mata yang masih tertutup, aku menonaktifkan alarm nya. Tapi, ponselku kembali berdering lima detik kemudian. Dan aku terus menonaktifkan alarm nya lagi dan lagi.
Hingga akhirnya, deringan itu terus berlangsung dan tidak ingin berhenti. Kubuka mataku untuk mengecek ponselku, namun ternyata—oh, bloody hell—bukan alarm yang berdering, melainkan ada panggilan masuk.
“Argh, siapa, sih? Mengganggu saja di pagi hari?” tanyaku, tapi aku mengangkat panggilan tersebut. “Hello?”
“Hello, may I speak to Ms. Williams?”
“Oh, dengan saya sendiri. Jika boleh tahu, Anda siapa?”
“Saya adalah mitra dari The National GB Team, nama saya Boris Johnson,” ujarnya. Tunggu—Boris Johnson? Huh? Kenapa namanya sama dengan si Perdana Menteri itu? “Dan saya ingin memberitahukan bahwa Anda memenangkan tiket untuk menyaksikan pertandingan GB Team di musim akhir besok pagi, pukul sepuluh. Bertempatkan di River Bank Arena.”
Aku menaikkan alisku. “Saya?”
“Ya, Ms. Williams. Anda mendaftarkan diri untuk mengikuti giveaway tiketnya, bukan? Dan mitra kami memilih Anda sebagai pemenangnya. Oleh karena itu, saya menghubungi Anda untuk memberitahu.”
Itu benar, sih. Aku memang mengikuti giveaway untuk memenangkan tiket menyaksikan pertandingan hockey. Tapi aku mengikuti giveaway nya hanya karena aku bosan, bukan karena aku tertarik.
Lagipula, kupikir aku tidak akan memenangkan giveaway nya.
“Ms. Williams?”
“Oh, ya. Ya. Terima kasih atas pemberitahuannya. Lalu, bagaimana saya—”
“Tiketnya akan dikirimkan ke alamat Anda, jadi tolong sertakan alamat tempat tinggal Anda dengan lengkap. Mitra kami juga akan mengirimkan jersey sesuai dengan pilihan Anda. Untuk kelanjutan pemilihan jersey nya, Anda bisa mengunjungi website www.teamgb.com.”
Aku memijat kepalaku sendiri. “Baiklah, terima kasih atas pemberitahuannya, Mr. Johnson.”
“Sama-sama, Ms. Williams.”
Dan panggilan pun berakhir. Aku menghela nafas. Tunggu—jadi aku memenangkan giveaway berupa tiket untuk menyaksikan pertandingan musim akhir hockey Team GB? Ini serius?
Well, meski aku sebenarnya tidak tertarik, tapi sepertinya boleh juga. Aku tidak pernah menonton pertandingan hockey secara langsung. Terlebih lagi Team GB. Dan aku tahu seberapa sulitnya untuk mendapatkan tiket menonton pertandingannya.
Lagipula, aku akan mendapatkan jersey gratis juga. Aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini.
Aku mengunjungi website yang diberitahukan, lalu aku memilih jersey yang kuinginkan, kemudian kuberikan alamat tempat tinggalku pada mitra The National GB Team.
Setelah itu, aku kembali tidur karena memang aku sangat mengantuk. Pertandingannya besok. Jadi, aku harus menyiapkan energiku.
🐰
Pukul lima sore, ada paket yang datang ke rumah dan Mama yang menerima paket itu. Mama memberikannya padaku di saat aku sedang belajar di kamar.
“Paket apa itu?” Mama bertanya.
Aku mengendikan bahuku. “Entah. Aku juga tidak ingat apakah aku memesan sesuatu. Sepertinya tidak,” ujarku. “But who knows? Mungkin aku harus mengeceknya.”
Kubuka paket itu, dan aku mendapati sebuah jersey di dalamnya besertakan tiket untuk menyaksikan pertandingan hockey nya.
Oh, aku baru ingat.
Mama kembali bertanya, “Itu apa?”
“Jersey dan tiket untuk menyaksikan pertandingan hockey Team GB.”
“You bought it?”
Aku menggelengkan kepalaku. “No, ini giveaway, Mum. Aku sendiri juga tidak tahu kenapa aku bisa memenangkan giveaway nya. Tapi jersey nya bagus dan tiketnya sulit untuk didapat. Jadi kupikir, kenapa tidak?”
“Papa sedari kemarin ingin membeli tiketnya, tapi sudah sold out semua.”
“Oh, ya? Lalu, apakah harus kuberikan saja tiketnya untuk Papa?”
“Tidak perlu. Papa akan berada di Dublin selama sepekan, jadi dia tidak akan bisa menyaksikan pertandingannya juga. Kau saja. Lagipula, itu kau yang memenangkan giveaway nya.”
Aku membasahi bibirku. “Hm, oke, baiklah.”
“Bagus sekali jersey nya. Seusai kau gunakan jersey itu, kau bisa menjualnya. Harga jersey Team GB itu mahal sekali. Terlebih ini di-design khusus oleh Adidas.”
“Sure.” Ujarku.
“Ya sudah, Mama keluar, ya. Mama akan menyiapkan makan malam untuk kita berdua.”
Aku mengangguk. “Oke, Ma.”
Setelah Mama keluar dari kamarku, aku pun mencoba jersey nya.
Ternyata saat kupakai, bagus sekali. Meski sedikit kecil dan membuat perutku terlihat lebih besar, but it’s okay. Akhir-akhir ini, aku memang terlalu banyak makan, jadi berat badanku juga bertambah.
Oke, besok aku akan menyaksikan pertandingan hockey untuk yang pertama kalinya. Should I tell my friends? Um, sepertinya tidak perlu. Jika kuberitahu mereka, pasti mereka akan iri padaku. Terlebih jika kukatakan aku mendapatkan tiket itu dari giveaway.
Sebaiknya jangan.
Aku menaruh jersey nya dengan rapih di atas meja belajarku, kemudian aku juga menyiapkan power bank, cable untuk charge ponselku, tidak terlupakan AirPods juga, serta coat. Karena sekarang hampir memasuki musim dingin, jadi cuaca sangat tidak bersahabat.
Aku harus menjaga kesehatanku dan jangan sampai sakit. Saat memasuki musim semi nanti, aku akan memulai semester baru di kampus. Oleh karena itu, menjaga kesehatan sangat penting bagiku.
Tadi aku juga sempat mengecek harga jersey Team GB. Dan ternyata, harganya mencapai £1,000. Fantastis sekali. Mungkin aku bisa menjual jersey nya. Sangat menguntungkan.
Tidak pernah terbayangkan dalam hidupku bahwa aku akan memenangkan giveaway. Padahal sewaktu itu, aku mengikuti giveaway ini karena aku bosan. Tapi tak disangka, aku yang memenangkannya di antara ribuan orang yang mengikuti.
Mungkin ini faktor keberuntungan atau memang sudah takdirnya untukku memenangkan giveaway nya. Who knows?
Jika aku menjual jersey ini, aku bisa menggunakan uang itu menonton konser dan membeli merchandise Harry Styles.
Yes!
Harry, baby, I’m coming to you.