Chapter 5: Beer

3K 303 34
                                    

Sifra Williams

Aku baru saja ingin memesan taksi untuk mengantarku pulang ke rumah. Tapi aku dikejutkan dengan seseorang menghampiriku.

“Hai!” aku mengenali suara itu. Dengan senyum lebar di wajahnya, dia mengatakan, “Kelasmu sudah selesai?”

Aku mengangguk. “Sudah. Sekarang, aku ingin pulang.”

“Kalau begitu, pulang denganku saja. Kelasku juga sudah selesai.”

“Oh, oke.” Aku menerima tawarannya dan kami berdua pun berjalan bersama menuju ke tempat di mana dia memarkirkan mobilnya. “Hari ini kau ada kelas apa?”

“Fine Art. Dan sejujurnya, aku bosan sekali. Aku sendiri tidak mengerti kenapa aku memilih jurusan itu.”

“Well, iya, sih. Mr. Albert itu memang membosankan. Saat aku mengikuti seminar yang diadakan olehnya waktu itu, aku bahkan hanya tidur saja. Tidak kudengarkan apa yang dia bicarakan sama sekali.”

Eunwoo tertawa. “Memang.” Katanya. “By the way, Mamamu memberitahuku bahwa kau memenangkan giveaway tiket pertandingan hockey di River Bank.”

“Iya.”

“Kenapa tidak beritahu aku? Kalau aku tahu kau punya tiketnya, kita bisa menyaksikan pertandingannya bersama.”

Aku menaikkan alisku. “Kau punya tiketnya?”

Eunwoo mengangguk. “Jaehyun memberiku satu. Kami berencana menyaksikannya bersama, tapi secara tiba-tiba, Jaehyun harus mengunjungi Nenek nya yang dirawat.”

“Oh, poor Jaehyun.” Ujarku.

“Karena Jaehyun tidak bisa menyaksikan pertandingannya, maka aku tidak mau datang ke sana seorang diri. Jadi rencana itu gagal. Tiketnya masih ada.”

“Well, aku tidak tahu kalau kau punya tiket. Aku memang tidak ingin memberitahu siapa pun mengenai aku yang memenangkan giveaway tiket pertandingan hockey itu karena aku tidak ingin membuat teman-temanku iri.”

“Oh, ya, benar juga.” Katanya. “Um, tapi kau juga dapat merchandise nya, bukan? Setahuku, kalau menang giveaway nya, kau dapat jersey.”

Aku mengangguk. “Ya, tapi jersey nya sudah aku jual di ebay,”

“Yah, kenapa? Padahal aku ingin meminjamnya.”

“Karena aku ingin membeli merchandise Harry Styles. Aku juga ingin pergi menonton konser Harry, jadi aku menjual jersey nya.”

Eunwoo memutar bola matanya. “Astaga. Ternyata obsesimu pada pria itu masih terus berlangsung.”

“I love that bloke with all of my heart, Eunwoo.”

“Aye, I know. By the way, kau mau langsung pulang ke rumah?” tanyanya.

“Ya, sepertinya. Kenapa memang?”

“Aku ingin makan. Karena kau baru saja memenangkan giveaway dan tidak bilang padaku, itu berarti, kau harus traktir aku makan!”

Aku meninju bisepnya. “Kau ini.”

“Ayolah, Sif. Traktir aku, ya?”

“Oke, oke. Aku traktir.” Ujarku. “Mau makan di mana?”

Eunwoo berpikir sejenak. “Aku ingin makan di rumahmu. Sudah lama aku tidak ke sana. Aku rindu masakan Mamamu.”

“Itu namanya bukan traktir.”

“Ya sudah, sekarang ini, kita makan di rumahmu saja. Tapi lain kali, kau harus traktir aku makanan. Aku ingin food hunting di Chinatown atau di Borough.”

MY DOSEN, MY BOYFRIENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang