Part 20

96K 13K 6.9K
                                    

FOLLOW sebelum membaca biar gak ada part error nantinya-!

Kalau masih error, caranya :
- Hapus cerita ini dari perpustakaan kamu terlebih dahulu.
- Cari akun authornya lalu follow.
- Setelah follow baru tambahkan kembali cerita My Best Enemy ke perpustakaan kalian-!

Jangan lupa Vote + Komen❗


⊙﹏⊙

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⊙﹏⊙

.
Happy Reading 👀❤️
.

***

"Baru tau kalau roti cewek ada banyak varian rasa." Zidan menatap rak tempat pembalut wanita.

Setelah adu bacot dengan Zeva yang sedang datang moon, akhirnya ia mengalah untuk membelikan Zeva roti Jepang di salah satu Supermarket yang buka 24 jam.

"Nyenyak sepanjang malam. Tidak menimbulkan rasa gatal. Bebas bergerak seharian ...."

"Yang mana njir," ucapnya sembari memeriksa saku celananya.

"Lah, hp gw ketinggalan."

Zidan berdecak. "Ambil yang mana, ya?"

"23 cm ... 29, 35?! Anjir ngalahin panjangnya Jamal ini, mah."

"Saran saya ambil yang 35 cm aja," celetuk seorang pria dewasa di belakangnya.

"Eh?" Zidan berbalik. "Kenapa harus yang panjang?"

"Karena cewek sukanya yang panjang, istri saya juga begitu."

Zidan menggaruk pipinya mendengar penuturan pria itu yang sedikit ambigu. "Takut kepanjangan soalnya. Tapi kok om tau kalau cewek suka size yang panjang?"

"Istri saya kalau lagi datang bulan suka ga bilang-bilang, jadi saya kadang main trobos. Eh, pas diperiksa ternyata lagi halangan."

"Ha? Hubungannya sama soptek apa, om?"

"Istri saya kalau halangan suka make yang panjang, jadi saya selalu tau ukuran pembalut nya."

Zidan meringis. "Yaudah, saya ambil paling panjang nya. Makasih, om," pamitnya.

"Iya sama-sama."

"Nih." Zidan menyodorkan belanjaannya ke kasir.

"Pake-"

MY BEST ENEMY ( End )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang