Part 28

92.8K 13K 4.8K
                                    

FOLLOW sebelum membaca biar gak ada part error nantinya-!

Kalau masih error, caranya :
- Hapus cerita ini dari perpustakaan kamu terlebih dahulu.
- Cari akun authornya lalu follow.
- Setelah follow baru tambahkan kembali cerita My Best Enemy ke perpustakaan kalian-!

Jangan lupa Vote + Komen❗


Typo bertebaran 🦋

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Typo bertebaran 🦋

.

Happy Reading 👀❤️

.

***

Kriingg!

Bunyi bell pergantian mata pelajaran berbunyi. Sambil menunggu guru selanjutnya masuk, para siswa berhamburan di dalam kelas dengan kegiatannya masing-masing.

Seorang siswi berkacamata mendatangi bangku Zeva yang beberapa hari lalu berpindah di samping Zidan, bukan lagi sebangku dengan Ansel.

"Zeva," panggilnya.

Zeva yang tengah menunduk menyembunyikan wajahnya di kolong meja sambil mengeluarkan kotoran hidungnya alis upil, langsung terkejut kala mendengar namanya dipanggil.

"Ha?" jawab nya cepat dengan jari kelingking yang masih menggali harta karun.

"Ohh... Erika. Kenapa, Rik?" tanyanya sambil membuang upilnya ke sembarang arah.

"Ini..." Erika menyodorkan kotak bekal bergambar Hello Kitty. "Sebagai tanda ucapan terimakasih karena udah 2 kali nolongin aku, dan udah 2 kali juga masuk UKS gara-gara nolongin aku," ujarnya.

Zeva menggaruk tengkuknya. "Aduh jadi ngerepotin."

"Ga papa kok, itu ga sebanding sama jasa kamu yang udah bantuin aku."

"Serius ga papa?"

"Iya, serius."

"Yaudah besok bawa lagi. Gue ga keberatan kok kalau dibawain makanan," ucap Zeva tak tahu malu.

Erika meringis. "T-tapi yang keberatan aku."

"Lho? Tadi katanya ga keberatan."

"Y-ya, iya sih, tapi kalau tiap hari aku ga bisa."

"Ohh gitu ...." Zeva membuka kotak bekal yang dibawa Erika dan terpampang lah, brownies dengan topping keju.

MY BEST ENEMY ( End )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang