Part 24

95.3K 13.6K 4.1K
                                    

FOLLOW sebelum membaca biar gak ada part error nantinya-!

Kalau masih error, caranya :
- Hapus cerita ini dari perpustakaan kamu terlebih dahulu.
- Cari akun authornya lalu follow.
- Setelah follow baru tambahkan kembali cerita My Best Enemy ke perpustakaan kalian-!

Jangan lupa Vote + Komen❗

Jangan lupa Vote + Komen❗

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ʘ‿ʘ

.

Happy Reading 👀❤️

Typo bertebaran 🦋

***

.

Pagi sekali, Zidan berjalan menuju rumah Zeva yang berjarak hanya beberapa meter dari rumahnya.

Terhitung sudah 3 hari Zeva selalu berangkat lebih awal darinya. Jadi, hari ini ia berinisiatif untuk bangun lebih awal dari biasanya agar sempat mengajak Zeva ke sekolah bersama.

"Bang," sapanya pada Lingga yang sedang memanaskan motornya di garasi.

"Apa?"

"Zeva udah berangkat?"

"Belum. Masih sarapan mungkin," balas Lingga.

"Bagus, deh." Zidan ikut berdiri di samping motor Lingga.

"Beberapa hari ini, gue lihat, Zeva sering ke sekolah pagi-pagi. Ga kayak biasanya yang ke sekolah pas jam 8," kata Lingga, "ada sesuatu?" tanyanya.

"Sesuai rencana," ucap Zidan dengan kedipan di sebelah matanya.

"Bagus, jangan sampai kendor." Lingga mematikan mesin motornya. "Sepertinya, lo harus ngelakuin lebih dari itu," ucapnya. Lingga menepuk bahu Zidan, pelan.

Zidan mengangguk pelan. "Tapi gue ga tau caranya. Lo tau sendiri kan, bang, gue orang nya rada kaku kalau masalah gituan."

"Belajar dari YouTube, dong. Atau liat di Twitter."

"Udah, tapi yang gue dapat, semua ga sesuai sama kebiasaannya, Zeva."

"Yaudah, ntar gue kasi link terpercaya
buat-"

"Bang!" teriak Zeva dari dalam rumah. "Zeva pinjam sepatu abang yang warna hitam, ya!"

"Hufftt ...." Kedua lelaki itu menghela nafas lega. Hampir saja.

MY BEST ENEMY ( End )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang