Cerita ini baru saja di-revisi. FOLLOW sebelum membaca biar gak ada part error nantinya-!
Kalau masih error, caranya :
- Hapus cerita ini dari perpustakaan kamu terlebih dahulu.
- Cari akun authornya lalu follow.
- Setelah follow baru tambahkan kembali cerita My Best Enemy ke perpustakaan kalian-!°°°
Tok tok tok
Zeva menghentikan kegiatan nya saat mendengar ketukan pintu, beralih menajamkan pendengaran nya.
"Iya sebentar!"
Zeva melihat sekeliling nya, ia baru sadar ternyata tidak ada siapa-siapa didekat nya.
"Zidan!"
"Ada yang datang! Bukain pintunya!" Suara nya menggema diruang televisi rumah Zidan. Namun, tiada satupun yang menyahuti.
"Zidan!"
Ia berdecak kesal, pelan. "Kemana lagi sih, tu anak." Sambil melihat arloji dipergelangan tangannya, ia bergumam, "Udah jam 5 sore kok mama, papa belum balik, ya."
"Bangkai juga dari semalem ga balik-balik."
"Apa jangan-jangan semua nya pada sekongkol kabur ke luar negeri ninggalin gue sendirian, karena udah ga sanggup nampung gue sebagai beban keluarga," monolog Zeva.
Tok tok tok
Terdengar suara ketukan lagi. Membuat Zeva geregetan sendiri. "Bi Inah! Pak Tarno! Coli!" Masih tidak ada yang merespon teriakan Zeva.
"Kaki gue sebenernya udah lumayan sembuh, sih. Tapi.. kalau gue buka pintunya terus Zidan sama yang lain liat gue jalan, gimana?" Ia memandangi kaki nya yang terasa sudah membaik.
"Ntar ga bisa manja-manja lagi, dong. Kan lumayan bisa digendong ke sekolah," gumam nya.
Ctekk
"Eh?" Pandangannya seketika menggelap. "Lah? Mati lampu?" Zeva melihat sekeliling nya gelap namun ada juga yang masih lumayan terang karena terkena pantulan sinar matahari sore.
Zeva memeriksa hp nya. "Wifi juga mati."
Tok tok tok
Entah sudah yang ke berapa kali ketukan pintu itu terdengar. "Apa gue bukain aja, ya, pintunya? Lagian, sekarang gaada siapa-siapa. Jadi, gue ga perlu takut ketahuan kalau udah bisa jalan sendiri."
Zeva tersenyum licik. Ia kemudian melangkahkan kakinya yang agak pincang menuju ruang tamu.
"Ih, kok serem, sih. Padahal kan, masih sore tapi suasana nya udah kayak malem." Ia memeluk bahunya sendiri sambil mengusap oelan.
Langkah nya terhenti saat kakinya tak sengaja menendang sesuatu.
"Apa, nih?" Zeva menunduk dan mencoba memperjelas penglihatannya. "Kurma? Masa iya Bi Inah nyimpen kurma ditengah jalan."
Zeva mencoba mengangkat benda tersebut. "Tapi kok, ada antena nya?"
Duk
KAMU SEDANG MEMBACA
MY BEST ENEMY ( End )
Teen FictionFOLLOW SEBELUM MEMBACA BIAR GAK ADA PART YANG ERROR PAS BACA‼️ [ Genre : Humor-fiksiremaja ] Plagiat saja, jika otakmu sudah tidak bisa berpikir 🤭 Di awal part masih berantakan. Tapi baca aja, ntar juga kecanduan 📍 #6-Humor, 17/04/2021 ___________...