Part 32

85.4K 12.5K 5.8K
                                    

FOLLOW sebelum membaca biar gak ada part error nantinya-!

Kalau masih error, caranya :
- Hapus cerita ini dari perpustakaan kamu terlebih dahulu.
- Cari akun authornya lalu follow.
- Setelah follow baru tambahkan kembali cerita My Best Enemy ke perpustakaan kalian-!

Jangan lupa Vote + Komen❗

Jangan lupa Vote + Komen❗

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Happy Reading 👀❤️

.

***

"Rizky!" Zeva berteriak memanggil teman sekelasnya yang sedang berdiri di depan pintu kelas.

"Apa, Jep?" sahutnya.

"Bu Yasin ga masuk ngajar?"

"Mana gue tau."

Zeva mendengus. "Coba lo panggil ke ruang guru," suruhnya.

"Lo abis diruqyah, Jep? Tumben semangat belajar," tanya Rizky.

"Zeva mah, ga bisa diruqyah. Setannya udah menyatu dengan tubuhnya, jadi ga bisa dikeluarin," cela Alan.

"Yeuu... Sok tau lo!" Zeva melempar pulpen pada Alan. "Cepetan panggil guru, Ky. Mumpung gue lagi semangat belajar."

"Kenapa ga nyuruh Zidan? Kan dia ketua kelas kita."

Zeva melirik Zidan yang tengah didatangi oleh teman-teman sekelasnya yang cewek untuk diajari.

"Ketua kelas kita sedang bercengkrama dengan para ciwi-ciwi nya."

Rizky paham maksud ucapan Zeva. Ia melangkah pergi ke ruang guru untuk memanggil Bu Yasmin.

Zeva memainkan ponselnya hingga tak sadar Zidan berjalan mendekat.

"Zev."

"Hmm," sahut Zeva tanpa mengalihkan pandangannya dari ponsel.

"Kalau jamkos, mending kerjain tugas. Lo ga liat yang lain pada ngerjain tugas daripada main hp."

"Ga semuanya ngerjain tugas, lo ga liat pasukan lo yang di belakang ngapain."

Zidan melirik kumpulan cowok yang sedang bermain game di bangku paling belakang.

"Mereka cowok, wajar nakal."

MY BEST ENEMY ( End )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang