Part 22

93.6K 14.2K 7.5K
                                    

FOLLOW sebelum membaca biar gak ada part error nantinya-!

Kalau masih error, caranya :
- Hapus cerita ini dari perpustakaan kamu terlebih dahulu.
- Cari akun authornya lalu follow.
- Setelah follow baru tambahkan kembali cerita My Best Enemy ke perpustakaan kalian-!

Jangan lupa Vote + Komen❗

(Pict hanya sebagai pemahit)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Pict hanya sebagai pemahit)

.

Happy Reading 👀❤️


***

"Mohon perhatian nya. Kepada siswa yang disebutkan namanya :

"Zidan Airlangga."

"Arga Adi Setya."


"Andini Selviana."

"Laura Apriliani."

"Zeva Anastasya."

"Agar menuju ke ruang BK sekarang juga apabila free class. Sekian, terima kasih."

"Wahh ... Ada apakah gerangan sehingga seorang Zeva Anastasya dipanggil ke ruang BK bersama para anak ambis?"

Zeva mengikat rambutnya asal. Akhir-akhir ini kelas nya memang sering free class. Ntah mengapa, padahal kelas lainnya masih belajar dengan tenang. Apakah penyebabnya karena para guru takut masuk RS seperti yang dialami oleh Bu Susi?

"Ansel." Zeva menarik earphone yang melekat di telinga Ansel.

"Apa?"

"Lo ga ikut?"

"Kemana?"

"Ruang BK."

Ansel menyergitkan keningnya. Untuk apa dirinya dipanggil ke ruang BK? Sangat mengherankan, dirinya paling anti dengan ruang penyidangan tersebut. Apalagi bersama Zeva yang notabenenya memang hobi suk-suk keluar masuk untuk bertamu dengan Pak Supri.

"Kok bisa?" tanyanya.

"Ga tau. Gue cuma dengar pas nama lo, Andini Selviana disebut."

MY BEST ENEMY ( End )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang