Part 1

456K 29.4K 11.3K
                                    

Cerita ini baru saja di-revisi, dan di-PRIVATE sebagian part. FOLLOW sebelum membaca biar gak ada part error nantinya-!

Kalau masih error, caranya :
- Hapus cerita ini dari perpustakaan kamu terlebih dahulu.
- Cari akun authornya lalu follow.
- Setelah follow baru tambahkan kembali cerita My Best Enemy ke perpustakaan kalian-!

***

'Psttt'

"Oyy"
"Coliii"
"Weyy"
"Sombong bgt lu col."

Panggil seorang gadis pada bocah kelas 5 SD yang baru pulang, sambil duduk di samping pot bunga teras rumah.

"Kak Zeva ngapain di situ?"

"Menurut ngana? lo ga liat gue lagi duduk ala-ala Syahrini di sini?"

"Syahrini mana mau duduk lesehan depan rumah orang."

"Iya, yah. Syahrini kan, orang kaya ... ehh, tapikan gue juga orang kaya, kok duduk lesehan, sih?" Zeva bermonolog, mengusap dagunya pelan.

"Mulai deh, bego nya," ucap bocah itu sedikit kesal. "Di teras udah disediain kursi, masih aja duduk di lantai."

Zeva berdiri lalu membersihkan celananya yang kotor. "Lagian lo dari tadi gue panggil gak nyahut-nyahut, kek orang budek aja."

"Lo juga sih, Kak. harus dibilangin berapa kali, nama gue NICHOLE dibaca Nikol, jangan diubah-ubah, dong."

"Sama aja, gue ambil dari belakang, Chole.
Kan kalau ala-ala Inggris tuh kadang huruf e dibaca i, jadi Coli."

"Masa gw dipanggil coli sih." Nikol menatap sinis ke arah nya.

"Yaudah, iya Nikol," kata Zeva, mengangguk pelan. Kepalanya celingak-celinguk seperti mencari sesuatu. "Btw, Jidan mana?"

"Au. Paling di kamarnya."

"Yes!" gumam Zeva. "Minta password WiFi nya dong." Ia menyodorkan hp nya.

"Kenapa? WiFi nya dicabut Mamah Rena lagi?" Nikol menatap ponsel Zeva tanpa minat menerima uluran nya. "Makanya, Kak, jangan suka nnton yang aneh-aneh. Dicabut kan, WiFi nya," ejek nya.

Zeva menarik uluran ponselnya kembali sembari melototkan matanya. "Jangan ngadi-ngadi lu, ye. WiFi gue dicabut gara-gara nonton drakor sampai jam 3 subuh," bantahnya.

"Lagian, kak Zeva kenapa gak beli paketan aja sih, duit nya kan banyak."

"Ngapain, buang-buang duit aja, mending beli makanan atau gak novel, ahh ... sama skincare." Gadis itu seperti membayangkan sesuatu dengan senyuman anehnya.

Nikol bergidik ngeri melihat tingkah laku tetangga nya ini. "Skincare tross. Gbtan Nikol aja yang di sekolahan ga make skincare tetap cakep."

"Iyalah bego, orang masih kelas 5 SD mau pake skincare apaan." Zeva menatap nyalang Nikol.

"Lo masih SD udah punya gbtan? Wah ... beban keluarga sejak dini, ya."

"Bacot. Iri? Bilang babu."

"Dihh. Dasar bocil ep ep."

Keduanya saling bertukar pandang dengan sinis. Lalu diputus duluan oleh Nikol.

"Nikol tuh, kasian ngelihat Kak Zeva. Cantik ..." Bocah ini memperhatikan Zeva dari atas sampai bawah.

" ... Ya, walaupun tingkah nya aneh lumayan lah, ya," lanjutnya. " Tapi kok, masih jomblo, sih?"

"Bangke! Gue Single ya, bedain! Single itu pilihan, jomblo itu nasib." Zeva menyibakkan rambutnya, tak terima dikatai oleh bocil.

MY BEST ENEMY ( End )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang