Part 10

109K 14K 2.2K
                                    

Cerita ini baru saja di-revisi. FOLLOW sebelum membaca biar gak ada part error nantinya-!

Kalau masih error, caranya :
- Hapus cerita ini dari perpustakaan kamu terlebih dahulu.
- Cari akun authornya lalu follow.
- Setelah follow baru tambahkan kembali cerita My Best Enemy ke perpustakaan kalian-!

***

Zeva baru pulang dari rumah Zidan setelah menidurkan baby Zee. Ia juga telah pamit kepada bunda dari pria itu untuk tidur di rumahnya sendiri malam ini.

Saat memasuki gerbang rumahnya, ia melihat sosok pria berbadan tinggi menenteng tas nya sambil berjalan mengendap-endap menuju pintu rumahnya.

"Parah, bangkai dua hari ga balik ke rumah?" batin Zeva.

Senyum jahil terbit di wajah manisnya.

"Ngelatih mental kok ospek, ngelatih mental tuh ga balik ke rumah selama dua hari, trus pas balik malah tengah malam kek maling."

Kakinya melangkah tanpa mengeluarkan bunyi dari sandal nya. Saat tepat di belakang Kalingga, ia menepuk pelan pundak abangnya itu lalu berbisik, "Ada apa, Bang?"

Kalingga masih belum sadar bahwa Zeva tepat dibelakang nya, ia masih fokus mewaspadai akan kehadiran Rena.

"Apanya?" tanyanya tanpa menoleh.

"Jalannya kok endap-endap gitu, kek ada sesuatu," bisik Zeva, lagi.

"Udah, jangan berisik! Ntar mama marah liat abang dua hari gak pulang." Kalingga membalas bisikan Zeva tanpa melihat ke arah nya.

"Emangnya Abang ngapain aja dua hari gak pulang?"

"Balapan."

Zeva terkejut, ternyata Abang nya ini masih suka balapan diam-diam. Padahal mama nya sudah melarang Kalingga untuk tidak mengikuti hal seperti itu lagi.

"Oh, balapan." Zeva menganggukkan kepalanya pelan.

Sadar akan ucapannya tadi, Kalingga pun berbalik dengan ekspresi tegang. Sesaat Kalingga tersenyum kaku, namun kemudian ia mengelus-elus rambut adik nya.

"Wah, adik abang yang cantik ini udah pulang ternyata." Kalingga menyengir, "abang ada sedikit rejeki nih, mau dibeliin apa? Stok cemilan atau Skincare?"

Zeva memicingkan mata. Sedikit ragu dengan tawaran Lingga. Dan pada akhirnya. "Mau dua-duanya boleh?" Ia terpengaruh.

"Boleh dong, apasih yang enggak buat adik abang yang paling cantik tapi bego ini." Kalingga mencubit pipi Zeva gemas.

"Ih, sakit!" teriak Zeva seraya menepis kasar tangan Lingga.

"Ssttt ...." Kalingga menutup mulut Zeva dengan kedua tangannya.

"Lepwhasshh-" Zeva memberontak.

Kalingga memeriksa saku celananya mencari apakah ada uang disana. Dan ya, seperti nya ia menemukan selembar uang berwarna biru.

"Nih, nih ... jangan berisik! Tutup mulut!" bisik Kalingga menempelkan uang tersebut di dahi Zeva.

Zeva terdiam saat uang tersebut menempel di dahinya, seakan uang tersebut adalah jimat yang digunakan masyarakat kuno di Cina untuk menghentikan pergerakan Vampir.

MY BEST ENEMY ( End )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang