D&R(10)

291 39 190
                                    

[FOLLOW SEBELUM MEMBACA, JANGAN LUPA JUGA VOTE & KOMEN YAA KARENA ITU SANGAT BERGUNA BANGET BUAT AUTHOR]

Mobil yang berada didepan Ranting bertabrakan dengan mobil lainnya yang berlawanan arah. Orang orang mengerumuni mobil itu termasuk Ranting yang penasaran karena ia merasa mengenali mobil tersebut.

Mata Ranting terbelalak. Ternyata benar itu adalah mobil milik Akar. Ia mencari keberadaan Daun yang kini sedang merintih kesakitan didalam mobil.

Ranting menarik Daun agar keluar dari sana. Ia pingsan. Langsung saja Ranting mengantar Daun menggunakan taksi. Ia tak perduli dengan motornya saat ini pikirannya di sibuk kan oleh Daun.

***
Mata Daun mulai terbuka. Ia memegangi kepalanya yang sedikit sakit. Remang remang ia melihat Ranting tertidur disebelahnya. Ia saat ini tengah berbaring lemah di brankar rumah sakit. Ada apa ini? Ia berusaha mengingat kejadian tadi siang.

Ia ingat saat Flora menyuruhnya untuk menjemput Akar di perusahaan Ganendra namun Daun tak bisa mengendarai mobil tapi jika tidak ia tak enak dengan Flora karena sudah sangat baik padanya.

Daun sangat menyesal karena dia mobil Akar jadi rusak. Dan karena ia juga mungkin Ranting kelelahan menjaganya.

Ia mengelus rambut Ranting dengan lembut. Namun tiba tiba sebuah tangan memegang nya membuat jantung Daun berdegub sangat kencang Ranting terbangun dari tidurnya.

"Pagi," sapa Daun sambil melepaskan pegangan tangannya.

"Lo udah bangun?" tanya Ranting yang masih mengumpulkan nyawa.

"Nggak! Gue masih tidur."

Ranting berdecak lalu menguap. "Mau sarapan apa? Gue beliin."

"Baru aja bangun langsung nawarin sarapan. Laper lo?"

"Iya."

"Jujur amat."

"Btw kemaren lo naik mobil sama Akar kan?"

Daun menggeleng. "Nggak. Gue nyetir sendiri."

Ranting terkejut. Berarti Flora berbohong padanya."Emang lo bisa nyetir?" tanya Ranting karena setaunya Daun tak bisa menyetir.

Lagi lagi Daun menggeleng. "Nggak."

"Terus kenapa lo nyetir sendiri? Liat kan gara gara lo keras kepala jadi kecelakaan kan?!"

"Maaf."

"Lo tau gak seberapa khawatirnya gue setelah tau lo kecelakaan didepan mata gue sendiri!"

"Maaf."

"Om lo udah kasih kepercayaan sama gue buat jagain lo. Seenggaknya lo hargai gue kek sebagai guru privat lo!"

"Maaf Ranting."

Ranting terdiam. Entah mengapa saat Daun memanggil namanya hatinya selalu berdesir. Atau mungkin karena ia ada masalah hati? Aish! Sakit maag, jantung, dan sekarang hati.

"Jangan ulangin lagi."

"Iya, maaf karena udah ngrepotin lo. Dan makasih karena udah khawatirin gue." Ranting tersenyum lalu mengacak rambut Daun.

Cklek

Pintu terbuka tampaklah seorang gadis cantik dengan elegannya masuk sambil tersenyum manis pada mereka membuat Daun tersenyum balik padanya sedangkan Ranting mode cuek on.

Flora Sazkia Ganendra. Ia meletakkan buah tangan yang ia beli dari toko buah terdekat ke sebelah brankar Daun.

"Gimana kabar kamu?" tanya Flora sambil tersenyum.

Daun & Ranting [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang