D&R(4)

560 49 144
                                        

[FOLLOW SEBELUM MEMBACA, JANGAN LUPA JUGA VOTE & KOMEN YAA KARENA ITU SANGAT BERGUNA BANGET BUAT AUTHOR]

Flora menarik Daun menuju kelas membuat Daun bertanya tanya apa yang ingin dilakukan Flora sehingga dia menariknya kedalam kelas?

"Flo. Lo kenapa?" tanya Daun tak mengerti.

Flora melepaskan tangan Daun lalu tersenyum. "Jangan cemburu."

"Maksud lo?" kebingungan.

"Jangan mengelak, kamu suka sama Mars kan?"

Kenapa Flora bisa tau? Padahal Daun sudah menyimpannya dengan sangat rapi, bahkan Venus teman dekatnya sekalipun tak tau  akan hal tersebut tapi bagaimana Flora bisa tau.

"Lo cenayang?" tanya Daun membuat Flora tertawa geli.

"Udah kamu nggak perlu nutupin dari aku, aku tau semuanya kok," tersenyum manis pada Daun. Termasuk rahasia kematian orang tuamu lanjutnya dalam hati.

"Flo gue mohon jangan bilang siapa siapa ya, gue gak mau pertemanan gue sama Venus rusak."

Flora mengerutkan keningnya. "Maksud kamu?"

"Gue rasa Venus masih suka sama Mars, yah walaupun suka ngejelekin Mars sih didepan gue tapi gue yakin dia masih sayang banget sama Mars."

"Kok kamu bisa tau?"

"Ya mikir aja sih, yaudah gue mau pergi dulu ya takut Venus cariin, bye."

Daun meninggalkan Flora sendiri. Flora tersenyum miring sepertinya permainannya akan lebih seru seperti yang ia duga.

***
Ranting membanting tubuhnya di kursi panjang ruang tamunya. Hari ini dia tidak mengajar Daun karena jadwalnya hari ini bekerja menjadi model. Terkadang Ranting bingung mengapa ada saja yang memintanya jadi model padahal muka? Biasa aja tapi kok.

Ah sudahlah Ranting saat ini tidak mau membahas apapun tentang Daun. Ranting berjalan menuju dapur untuk mengambil air putih, ia berjalan ke ruang tengah untuk menonton televisi namun matanya bergerak ke ruang kerja milik ayahnya membuat Ranting penasaran.

Ranting menaruh segelas air ke meja dekat televisi lalu berjalan mendekati ruang kerja ayahnya. Terlihat ada banyak berkas berkas penting dari Abinyu Group. Ia memandang meja ayahnya terdapat sebuah foto yang didalamnya ada dia, ibunya, dan ayahnya sedang tersenyum kearah kamera.

Ranting lalu mulai melihat lihat beberapa berkas berkas disana tapi yang membuat dirinya tertarik adalah sebuah berkas berwarna biru yang kelihatannya sangat usang yang berada di rak, ia mengambil berkas itu lalu melihat lihat.

Ranting terkejut melihat sebuah keluarga ada disana, ada keluarganya dan juga keluarga. Ranting tidak mengenal gadis kecil berambut panjang itu siapa dia? Lalu apa hubungannya dengan keluarga Ranting?

"Ranting Abimanyu," panggil seorang pria dengan tubuh tegap sedang menatap lekat putranya dia Roni Abimanyu.

Ranting berbalik lalu langsung menyembunyikan foto itu kedalam saku bajunya. "Ayah disini?" gugup.

Roni mendekati Ranting. "Ada apa kau kemari nak?" tanya dia dengan penuh kasih sayang.

"Cuma liat berkas."

Roni manggut manggut mengerti dia senang melihat putranya sudah mulai beranjak dewasa itu artinya dia akan menjadi penerus perusahaan Abinyu Group menggantikan dirinya.

"Aku pergi," ujar Ranting pergi dari ruang kerja ayahnya lalu menghembuskan nafas lega.

Roni berbalik melihat punggung putranya. "Cepat atau lambat kau pasti tau nak."

Daun & Ranting [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang