[FOLLOW SEBELUM MEMBACA, JANGAN LUPA JUGA VOTE & KOMEN YAA KARENA ITU SANGAT BERGUNA BANGET BUAT AUTHOR]
"Matanya,"
"Mirip Daun.. "
Ucapan Fera sukses membuat Ranting, Mars, Venus, Gempa serta Daun terkejut. Apalagi Daun, bagaimana bisa wanita itu bisa mirip dengannya? Setahunya, Daun tak punya saudara, dia anak tunggal.
"Gue?" tanya Daun terkejut.
"Daun, lo inget-inget apa lo punya kembaran?" tanya Mars. Daun berpikir keras, tetapi hasilnya nihil, Daun tak bisa mengingatnya.
"Nggak Mars. Gue anak tunggal."
"Lo punya kakak atau adik kali," ujar Gempa membuat Daun menggeleng.
"Enggak Gem. Gue anak tunggal."
"Fer, beneran matanya mirip Daun?" tanya Venus mulai ragu.
"Seratus persen Ven, matanya bener-bener mirip Daun," jawab Fera mengingat dengan jelas tatapan wanita itu padanya.
"Yang keliatan cuma matanya?" kini giliran Mars yang bertanya.
"Iya, soalnya dia pake cadar dan gue cuma bisa liat matanya doang."
"Aneh. Bener-bener gak ada bukti yang pasti. Bahkan kita bisa ngira kalau pelakunya adalah Daun karena mata mereka sama," ujar Mars yang dibenarkan oleh mereka.
Drt.. Drt..
Ponsel milik Venus tiba-tiba berbunyi. Langsung saja ia menggeser icon berwarna hijau, berbicara pada orang yang menelponnya.
"Halo?"
" ... "
"Be-beneran pak? Bapak gak bohong kan?"
" ... "
"Baik pak akan saya cek nanti, terimakasih ya pak."
Tut..
"Kenapa Nus?" tanya Mars penasaran.
Venus segera membuka pesan yang dikirimkan polisi yang menelponnya tadi. Ya Venus memang memperpanjang kasus meninggalnya ayahnya. Venus yakin bahwa Flora sang pelaku.
Tiba-tiba tubuh Venus menjadi lemas, Mars yang berada di sebelahnya langsung menangkap tubuh Venus yang hendak jatuh. Syok berat saat melihat sebuah foto yang dikirimkan oleh polisi tersebut.
"Nus. Lo kenapa?" tanya Daun khawatir.
Tiba-tiba air mata keluar dari pelupuk matanya. Venus memeluk Mars dengan erat, mencari ketenangan di sana. Mars yang dipeluk hanya bingung namun tetap memeluknya balik.
"Gini nih pasangan gamon," goda Gempa yang diberi tatapan tajam oleh Fera.
"Mars. Mending lo tenangin dulu Venus. Abis tenang kita tanya," usul Daun yang diangguki oleh Mars.
"Daun. Aku belum cerita ini ke kamu," ucap Ranting membuat Daun menoleh.
"Cerita apa?"
Flashback on
Daun mempersatukan tangan Ranting dan Flora. Menatap mereka secara bergantian, lalu tersenyum. "Semoga kalian bahagia."
Daun berbalik. Perlahan pergi dari acara tersebut. Sementara Ranting berusaha melepas tangan Flora hendak mengejar Daun, namun tangannya dicekal oleh Roni. Ranting menatap punggung Daun yang mulai menjauh, menatapnya nanar, mengacak rambutnya frustasi.
Suasana pesta tiba-tiba riuh dengan bisikan-bisikan para tamu. Buana yang mengetahui itu langsung memulai acara pertunangan antara putrinya dan putra keluarga Abimanyu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Daun & Ranting [END]
Teen Fiction"Kenapa harus lo sih! Kan ada gitu guru privat lain kenapa om Sero harus milih lo!" "Bawel!" "Nyebelin tau gak! Dapet guru privat kek lo! Pinter gak! Tambah bodoh iya!" "Mau belajar atau bacot?" _________________________ Riai Daun Anantasya seorang...