D&R (23)

294 37 0
                                        

[FOLLOW SEBELUM MEMBACA, JANGAN LUPA JUGA VOTE & KOMEN YAA KARENA ITU SANGAT BERGUNA BANGET BUAT AUTHOR]

"Justru Flora yang nolongin ayah."

Ucapan Venus membuat mereka terpaku, tak menyangka bahwa gadis yang selama ini mereka benci sudah membantu banyak orang termasuk ayah Venus.

Mereka telah salah sangka pada Flora. Mereka pikir Flora adalah gadis yang diluar polos tapi dalamnya licik, tapi tidak!

Flora gadis baik.

Venus sangat menyesal telah menuduh Flora tanpa bukti, yang padahal tidak ia lakukan sama sekali.

"Gue merasa bersalah banget sama Flora," ungkap Venus masih menangis.

Mars mengelus punggung Venus agar tangisnya mereda. "Udah Ven, kita juga gak tau kejadiannya bakal kayak gini."

Melihat itu Gempa langsung menyenggol lengan Ranting, berbisik. "Kayaknya ada yang bentar lagi balikan nih ya."

Ranting tak menggubris ucapan Gempa, mengenai mereka balikan atau tidak itu bukan urusan Ranting, yang penting masalah Flora harus segera diselesaikan.

"Kalau bukan Flora yang buat rem bokap lo blong terus siapa dong?" tanya Daun penasaran.

"Polisi masih cari," jawab Venus masih terisak.

"Kita juga harus cari dong, jangan cuma ngandelin polisi doang," usul Ranting.

Mereka mengangguk setuju lalu beranjak untuk mengunjungi tempat dimana ayahnya Venus kecelakaan dan akhirnya meninggal.

***

Mereka ber-enam akhirnya telah sampai di tempat tujuan, langsung berpencar untuk mencari orang yang melihat kejadian itu. Satu-persatu dari mereka terus mencari seorang saksi tapi tidak ada yang menemukannya.

"Gimana nih? Pada gak tau kejadian waktu itu." Mars frustasi.

"Tapi pasti ada salah satu orang disini yang tau, gue yakin kok!" ujar Daun menyemangati.

Kemudian seorang lelaki penjual es krim yang sering mangkal di taman lewat, langsung saja Ranting menahannya dan bertanya pada penjual itu.

"Maaf pak, boleh minta waktunya sebentar?" tanya Ranting sopan.

"Kenapa dek? Mau beli es krim bapak? Maaf abis soalnya udah sore," ujar lelaki itu.

"Bukan pak, saya mau tanya, bapak tau kejadian kecelakaan mobil beberapa bulan lalu?"

"Disini?"

"Iya pak, soalnya kita mau cari saksi mata yang bener-bener lihat kejadian tersebut," ucap Daun.

"Oh gitu toh, bapak kira mau beli es krim bapak. Tapi maaf nih ya dek, bapak gak lihat kejadian itu," ungkapnya membuat mereka putus asa. "Tapi dek bapak tau satu orang yang katanya lihat kejadian itu, sudah uzur orangnya."

"Siapa pak?" tanya Fera yang sedari tadi diam.

"Pak Broto, dia ada di rumah sakit. Katanya sih karena penyakit jantung."

"Yaudah makasih ya pak infonya."

"Iya sama-sama dek, yaudah bapak pergi dulu ya," mendorong gerobak es krimnya, pergi meninggalkan mereka.

Terkejut? Tentu saja! Bagaimana jika pria tua yang bernama pak Broto itu meninggal? Hanya dia satu-satunya saksi mata yang melihat langsung kejadian dimana ayah Venus meninggal.

"Kita harus ke rumah sakit."

***

Mereka ber-enam berlari menuju kamar nomor 134 seperti kata suster barusan, mencari pak Broto yang dikatakan pak penjual es tadi sore.

Daun & Ranting [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang