[FOLLOW SEBELUM MEMBACA, JANGAN LUPA JUGA VOTE & KOMEN YAA KARENA ITU SANGAT BERGUNA BANGET BUAT AUTHOR]
"Ketemuan nya disini?"
"Hm."
Cafe Melody adalah cafe yang cukup terkenal dikalangan anak muda. Bahkan cafe itu cocok untuk dijadikan tempat kencan untuk sepasang kekasih.
Seusai belajar Daun langsung melaju kerumah Ranting untuk mencari baju yang pas untuk berkencan. Daun sendiri yang memilihkan untuk Ranting.
Penampilan Ranting sudah rapi dengan kemeja polos berwarna hitam, celana jeans hitam dan kaos berwarna biru. Sedangkan Daun berpenampilan biasa saja hanya kaos biasa dengan sweater karena sehabis ini ia akan pergi tak mau melihat cara Ranting menembak cewek yang ia suka.
"Kenapa lo mau bantu gue?" tanya Ranting.
"Ya gapapa dong, kita kan temen. Lagian lo juga sering bantuin gue kalo gue dibully," jawab Daun. Tetapi Ranting tak menginginkan jawaban ini.
"Eh lo udah pernah nembak cewek belum?" tanya Daun membuat Ranting menggeleng. Iya memang benar seumur umur Ranting tak pernah jatuh cinta kecuali dengan Daun.
"Sekarang lo nembak gue."
"Hah?" kaget.
"Iya lo latihan nembak gue dulu. Bayangin aja kalo gue cewek yang lo suka." tapi ceweknya lo bego! Batin Ranting.
Ranting menarik nafas dalam lalu mengambil kedua tangan Daun. "Tanggal 15 Juli 2020, jam 8 menit ke-15, dan detik ke-20, itu pertama kalinya gue lihat lo. Lagi tidur dikelas yang sangat bising. Sejak hari itu I want you to be mine."
Daun melepas genggaman tangan Ranting. "Perfect! Itu bisa."
"Kalo ada cowok nembak lo, lo mau ditembak pake apa?" tanya Ranting. Kode mbak!
"Yang pasti gak pake coklat atau bunga."
"Terus lo maunya kek gimana?"
"Sesuatu yang mengingatkan gue sama orang tua gue. Karena jujur gue cuma tau namanya aja gue gak tau wajah orang tua gue karena pas kecelakaan gue masih kecil dan kata om gue karena kecelakaan itu gue trauma dan akhirnya amnesia. Jadi gue pengen ngeliat sekedar foto orang tua gue."
"Emang om lo gak ngasih foto orang tua lo gitu?"
"Ngasih sih, cuma udah usang dan gak sama sekali kelihatan wajahnya. Yaudah good luck ya! Gue yakin pasti lo diterima kok."
Daun beranjak pergi meninggalkan Ranting ditempat. Ranting menatap kepergian Daun. Seandainya lo peka dan tau lo cewek yang gue suka.
***
Daun keluar dari cafe dengan pikiran yang campur aduk. Sepertinya tak ada harapan baginya untuk bersama Ranting. Ia sudah memilih jalannya dan Daun hanya bisa menerima."Daun? Kamu ngapain disini?" ujar Flora yang ternyata juga ada disana.
"Flora? Gue tadi ada urusan sekarang udah mau pulang. Kalo lo?" tanya Daun.
"Tadi ada yang telpon aku suruh kesini."
Daun berfikir pasti Flora adalah cewek yang Ranting suka. Buktinya dia kesini dan ia yakin yang ditelpon Ranting pastilah Flora. Memang sih mereka pasangan yang serasi yang satu cantik yang satu tampan. Mereka juga sama sama pintar tak seperti Daun.
"Yaudah gue pulang ya. Flora good luck!" menepuk bahu Flora lalu pergi meninggalkannya ditempat.
Flora memandang kepergian Daun berfikir ntah apa lalu masuk kedalam cafe. Setelah berjalan jalan Flora menemukan Ranting tengah melamun disana langsung saja ia menghampirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daun & Ranting [END]
Teen Fiction"Kenapa harus lo sih! Kan ada gitu guru privat lain kenapa om Sero harus milih lo!" "Bawel!" "Nyebelin tau gak! Dapet guru privat kek lo! Pinter gak! Tambah bodoh iya!" "Mau belajar atau bacot?" _________________________ Riai Daun Anantasya seorang...