D&R(14)

263 41 9
                                        

[FOLLOW SEBELUM MEMBACA, JANGAN LUPA JUGA VOTE & KOMEN YAA KARENA ITU SANGAT BERGUNA BANGET BUAT AUTHOR]

Hari minggu adalah jadwal Ranting untuk mengajar Daun namun tak ada tanda tanda Ranting untuk datang kerumah Daun. Ya sudah lah Daun akan pergi kerumah Ranting.

Tok.. Tok..

Ia mengetuk pintu kediaman Abimanyu. Rumahnya besar bahkan lebih besar rumah Ranting daripada rumahnya. Namun sepi seperti biasanya.

Hanya ada pak saptam disana. Sepertinya Ranting sedang sibuk. Apakah ia mengganggu? Tiba tiba pintu terbuka. Terpampang lah cowok dengan rambut acak acakan seperti orang yang baru saja bangun tidur.

Sial! Ranting belum sempat merapikan rambut dan memakai baju bagus. Jika seperti ini ia kan jadi malu pada Daun.

Daun terkekeh. "Lo baru bangun tidur? Pantes aja rambut acak acakan." mengacak rambut Ranting lalu mengendus. "Bau lagi."

Ranting ikut mengendus. "Lo ngapain kesini?"

"Lo lupa? Sek-,"

"Ranting itu siapa?" tanya seorang gadis dari dalam rumah membuat Daun mengernyit kan dahinya. Siapa itu? Batin Daun.

Gadis itu keluar saat melihat Daun ia tersenyum. Flora Sazkia Ganendra kini tengah berada dirumah Ranting. Daun pun tak tau sedang apa mereka berdua.

"Daun kamu disini? Mau ikut makan siang? Aku udah siapin makanan loh," ujarnya sambil tersenyum ramah.

"G-gue udah makan kok, gue kesini cuma mau les sama Ranting," ucap Daun gelagapan.

"Udah lo masuk aja makan dua kali biar gemuk," kata Ranting membuat Flora terkekeh serta Daun memukul lengannya.

Daun akhirnya menyetujui usulan Flora untuk makan bersamanya dirumah Ranting. Ia duduk berhadapan dengan Ranting sedangkan Flora disebelahnya.

Seorang lelaki paruh baya datang bersama istrinya. Roni Abimanyu dan Tangkai Abimanyu mereka datang dengan senyum yang merekah.

"Eh Daun juga disini?" ujar Tangkai tersenyum.

"Iya tante," jawab Daun juga tersenyum.

Mereka mulai melahap makanan buatan Flora. Roni memakannya dengan lahap karena jujur Roni sangat menyukai masakan Flora. Sedangkan Ranting memakannya dengan malas.

"Masakan kamu enak sekali Flora," puji Roni membuat Flora tersenyum senang.

"Terimakasih om."

"Kalau boleh tau apa nih rahasianya?" tanya Tangkai.

Flora tersenyum. "Nggak ada rahasianya kok tante, pakai resep yang almarhum mama aku ajarin."

Tika Ganendra adalah seorang koki terkenal oleh sebab itu masakannya selalu enak dan karena itu Buana Ganendra-Ayah Flora menyukainya. Namun karena suatu tragedi kebakaran dirumahnya yang dulu Tika meninggal karena waktu memasak gas bocor dan akhirnya meledak.

"Wah sudah pintar memasak, bintang kelas, baik, cantik lagi menantu idaman ya mah," ujar Roni terus memuji Flora.

Tangkai mengangguk. "Daun juga menantu idaman kok, cantik, baik." membuat Daun tersenyum.

"Cantik dan baik tidak cukup mah, dia harus pintar, dan bisa memasak seperti Flora." tersenyum pada Flora.

Daun menunduk. Iya sih selain tidak pintar ia juga tak bisa memasak. Flora adalah cewek yang ideal pantas saja papanya Ranting menyukai Flora. Ranting pun juga.

"Daun juga bisa masak, iya kan Da?" ujar Flora tersenyum pada Daun.

Melihat suasana Daun menjadi tambah canggung membuat Ranting langsung merampungkan makanannya dan menarik Daun agar pergi dari sana.

Daun & Ranting [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang