D&R(3)

597 57 56
                                    

[FOLLOW SEBELUM MEMBACA, JANGAN LUPA JUGA VOTE & KOMEN YAA KARENA ITU SANGAT BERGUNA BANGET BUAT AUTHOR]

Tampak seorang gadis sedang berlari lari menuju gerbang sekolah yang hendak ditutup oleh pak saptam, dia-Riai Daun Anantasnya. Sial! Gara gara mengerjakan soal soal dari Ranting tadi pagi dia jadi terlambat. Awas Ranting Abimanyu!

"PAK SOKLIN... JANGAN... DITUTUP...  DULU DONGG," Pinta Daun yang baru saja tiba didepan gerbang dengan nafas tersenggal senggal.

Pak Klino biasa dipanggil Soklin oleh murid murid SMA Greosha, mulanya yang hanya memanggil Soklin adalah Lintang namun ntah mengapa tiba tiba semakin banyak yang memanggil dirinya Soklin. Lintang meresahkan!

Pak Klino menghentikan aktivitasnya yang sedang menutup gerbang sambil memandang Daun yang sudah berada didepannya dengan nafas terengah engah.

"Aduh mamaeee, kenapa pula kau telat? Kau tau ini sudah jam berapa?" tanya pak Klino sambil mengunci gerbang.

"Yah pak jangan dikunci dong, Daun kan mau masuk, lagi cuma telat satu menit juga pak, pliss pakk izinin Daun masuk yaa, nanti Daun janji deh mau bantu pak Soklin deket sama bu Syantik."

"Macam mana pula kau, kenapa kau pake jodoh jodohkan ku dengan bu Syantik itu, hanya sok Syantik saja dia padahal kalau dilihat lihat, dari mana pun masih cantikan bu Qeera, jangan mengada ada kau ya," ujar pak Klino yang tak sadar bu Syantik sudah memperhatikan interaksi antara keduanya.

Tentu saja bu Syantik mendengar semua perkataan pak Klino yang seolah merendahkannya, tidak bisa dibiarkan ini guru Syantik se SMA Greosha diinjak injak harga dirinya oleh seorang saptam? Bu Syantik tidak akan membiarkannya!

"Ekhem, apa kamu bilang? Bu Syantik jelek?" tanya bu Syantik di belakang pak Klino.

"Aduh mamaee, tidak perlu kau tanyakan lagi lah, dia itu tidak ada cantik cantiknya, macam mana pula kau," ujar pak Klino tanpa sadar bahwa yang bertanya adalah bu Syantik.

Daun yang melihatnya hanya diam, kemudian dia berusaha memberitahu pak Klino lewat matanya jika bu Syantik berada di belakangnya, Namun pak Klino tak paham maksud dari Daun. Dasar saptam bego!

"Aduh mamae, kenapa pula mata kau jadi seperti itu? Tidak akan ku biarkan kau masuk ke SMA ini, sudah sana pulang."

Daun menepuk kasar dahinya pak Soklin benar benar bodoh pikir Daun. "Pak Soklin, Daun cuma mau bilang kalau-,"

"Tidak usahlah kau merayuku, tidak akan mempan untukku kau tau."

"Iya pak tapi Daun cuma mau bilang kalau bu Syantik ada dibelakang bapak."

Duarr.

Pak Klino yang tadinya tak percaya akhirnya berbalik kebelakang dan melihat bu Syantik tengah menatapnya tajam seolah olah ingin memangsanya sekarang juga.

"Aduh mamae, eh ada bu Syantik disini, mau apa pula bu Syantik kemari?" tanya pak Klino mengeluarkan keringat dingin. Mampus!

"Pak Klino Susudoningkatih alias pak Soklin, saya sudah dengar semuanya, kamu kira saya hanya sok cantik hah?" tanya bu Syantik dengan amarah yang meledak ledak. Guru satu ini memang lah sok cantik sekali batin pak Soklin.

Daun hanya menahan tawa setelah melihat raut wajah pak Soklin yang ketakutan, sedangkan bu Syantik? Lihat saja bahkan dia seperti orang yang kesetanan, ahh sepertinya ini akan seru tapi mengingat jam pertama akan dimulai. Oh tidak! Daun harus segera masuk jika tidak dia pasti akan dihukum keliling lapangan lagi oleh pak Tarno.

Melihat pak Soklin dengan bu Syantik sedang bertengkar Daun mengambil keuntungan, dia perlahan membuka gerbang dengan hati hati dan pelan pelan masuk tanpa sepengetahuan kedua orang itu.

Daun & Ranting [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang