[FOLLOW SEBELUM MEMBACA, JANGAN LUPA JUGA VOTE & KOMEN YAA KARENA ITU SANGAT BERGUNA BANGET BUAT AUTHOR]
Daun membuka pintu kamarnya. Seperti biasa setelah pulang sekolah keadaan rumahnya sepi. Ia meletakkan tasnya ke gantungan yang berada di kamarnya. Namun sebuah foto tiba tiba jatuh membuat Daun harus memungutnya.
Ia melihat foto itu lekat lekat. Foto keluarganya. Tiba tiba kepalanya pusing ia langsung memeganginya rasanya semakin pusing. Kemudian ia mengingat suatu kejadian tetapi tak bisa melihatnya lebih jelas.
Terdapat dua orang gadis kecil sedang berlarian kesana kemari. Tetapi anehnya ia tak bisa melihat wajahnya dengan jelas. Yang ia lihat hanyalah bayangan remang remang.
Daun yang tadinya menutup matanya karena saking pusingnya membuka matanya.
"Siapa dia?"
***
Flora membaringkan tubuhnya kekasur empuk miliknya. Memikirkan kejadian tadi. Siapa gadis itu? Mengapa ia ingin mencelakai Daun? Apa hubungannya dengan Daun? Dan kenapa ia menginginkan Flora menjadi rekannya? Ada banyak pertanyaan yang terlintas dibenak Flora.
Drt... Drt...
Sebuah ponsel disebelah Flora berbunyi. Ia mengambil ponselnya namun mengerutkan keningnya setelah melihat yang menelponnya orang asing. Sudahlah ia jawab saja siapa tau penting. Flora menggeser tombol hijau disana.
"Halo? Siapa?"
"Masih ingat denganku Flora Sazkia Ganendra?"
Flora bangkit dari tidurnya terkejut. "Kamu tau darimana nomor handphone ku?"
"Tentu saja teman terdekatmu."
Pasti Fera batin Flora. Fera memang benar benar kenapa ia menuruti Fera untuk ke gudang itu? Alhasil ia jadi diteror kan. Memang dasar.
"Aku memberimu waktu 24 jam, jika sampai 24 jam kamu tidak memberikan keputusan apapun maka bukan urusanku jika kamu ikut menderita."
Flora terkejut dengan penuturan gadis itu. "Kam-,"
"Waktu terus berlalu tik tok tik tok, hahaha."
Tut..
Gadis itu menutup telponnya secara sepihak. Flora kembali membaringkan tubuhnya menatap langit langit kamar. Aku harus pilih sahabat atau cinta?
***
Tampak seorang lelaki tengah sibuk dengan berbagai berkas didepannya tak lupa juga dengan laptop yang menyala. Akar Ganendra. Hari ini ia sangat sibuk karena akan menggarap proyek besar.Seorang gadis baju formal dengan rambut yang terurai manis membuka pintu ruangan Akar dan masuk kedalamnya sementara Akar masih sibuk dengan berkas berkas nya.
"Siapa?" tanya Akar matanya masih menatap laptop didepannya.
"Aku," ujar gadis itu tersenyum.
Akar mengangkat kepalanya namun setelah melihat wajahnya ia menghembuskan nafas panjang. Gadis itu duduk didepan Akar masih tersenyum padanya.
"Kenapa kau kesini?" tanya Akar sinis.
"Santai dong, aku kan sekertaris kamu."
"Kamu sudah kupecat Mawar Ganpati!"
"Lalu? Masih ada papamu kan? Buana Ganendra," ujarnya tersenyum.
Mawar Ganpati tak pernah membiarkan Akar menghindar darinya sedetik pun. Mawar sangat menyukai Akar semenjak ia satu SMA dengannya SMA Greosha dulu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Daun & Ranting [END]
Roman pour Adolescents"Kenapa harus lo sih! Kan ada gitu guru privat lain kenapa om Sero harus milih lo!" "Bawel!" "Nyebelin tau gak! Dapet guru privat kek lo! Pinter gak! Tambah bodoh iya!" "Mau belajar atau bacot?" _________________________ Riai Daun Anantasya seorang...