[FOLLOW SEBELUM MEMBACA, JANGAN LUPA JUGA VOTE & KOMEN YAA KARENA ITU SANGAT BERGUNA BANGET BUAT AUTHOR]
"DAUN!!"
Teriakan Venus membuat semua orang menoleh pada gadis yang sudah berbaring di lantai, Ranting dan yang lainnya langsung berlari untuk mengecek keadaan Daun, sementara Lestari masih mencoba meyakinkan pak polisi bahwa ayahnya tidak salah, tak peduli dengan kondisi Daun saat ini.
Ranting membopong tubuh Daun dan membawanya ke mobil diikuti oleh Venus dan Mars. Ranting mendudukkan Daun ke bangku belakang sementara Mars dan Venus di depan.
"Ranting, coba pake air," usul Mars sambil memberikan sebotol air pada Ranting.
"Pake minyak kayu putih juga, Ting," tambah Venus, memberikan benda kecil berwarna hijau itu pada Ranting.
Ranting menerima keduanya, ia membuka tutup minyak kayu putih dan menaruhnya dibawah hidung Daun agar ia bisa menghirupnya dan terbangun.
Ternyata usaha Ranting tak sia-sia, beberapa menit kemudian Daun mulai membuka matanya.
"Daun, lo gak papa kan?" tanya Venus.
"Gue gak papa," jawab Daun membuat ketiganya lega. "Kak Lestari mana?"
"Mungkin udah pulang, gue lihat di dalem udah sepi," ujar Mars.
Daun menoleh kearah gedung yang tadi ia masuki, benar-benar tak bisa dipercaya bahwa om nya sendirilah dalang dibalik kecelakaan kedua orang tuanya.
Walaupun kenyataannya Serowan pelakunya, tapi Daun tak bisa membenci dirinya, ia sudah dianggap ayah oleh Daun, ia sudah mengasuhnya hingga sebesar ini. Daun tak bisa marah pada Serowan.
"Kak Lestari pasti syok banget," pikir Daun membuat ketiganya saling menatap.
Ranting mengusap punggung Daun, mencoba menenangkan. "Kak Lestari pasti baik-baik aja."
Daun mengangguk, berusaha meyakinkan dirinya. "Ayo pulang, kak Lestari pasti udah nunggu."
***
Daun dan Ranting sudah berada di depan rumah Lestari, Daun kemudian mengetuk pintu, berharap Lestari membukakan pintunya.
Dan ternyata apa yang diinginkan Daun terkabul, Lestari membuka pintunya, namun yang Daun tak mengerti adalah mengapa raut wajahnya kelihatan lesu.
"Tunggu," ujar Lestari lalu masuk ke dalam lagi.
Daun dan Ranting saling menatap, Daun menunggu Lestari untuk keluar, sementara Ranting mulai curiga padanya, sepertinya ada sesuatu yang akan terjadi.
Sebuah koper tiba-tiba dilempar dari dalam membuat Daun terkejut dan reflek memeluk tubuh Ranting.
Lestari akhirnya keluar dengan membawa beberapa tas lainnya lalu melemparnya keluar.
"Maksud lo apa kak?" tanya Ranting.
"Lo pergi dari rumah ini, gue gak mau ngelihat muka lo lagi!" teriak Lestari sambil menatap Daun, mengusirnya keluar.
"Kak.." panggil Daun, kedua matanya mulai berkaca-kaca. "Gue tau lo lagi bersedih karena om Sero masuk penjara, gue juga kak!"
"Lo nggak! Cuma gue yang bersedih disini. Papa gue dipenjara itu gara-gara lo dan kakak kandung lo itu!"
"Om Sero dipenjara gara-gara kesalahannya sendiri," bela Ranting.
"Gue gak ngomong sama lo ya," menunjuk Ranting. "Pokoknya gue gak mau tau, pokoknya lo harus angkat kaki dari sini, kalau sampai lo sampai menginjak rumah gue lagi, habis lo!" teriaknya langsung menutup pintu dengan kasar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daun & Ranting [END]
Novela Juvenil"Kenapa harus lo sih! Kan ada gitu guru privat lain kenapa om Sero harus milih lo!" "Bawel!" "Nyebelin tau gak! Dapet guru privat kek lo! Pinter gak! Tambah bodoh iya!" "Mau belajar atau bacot?" _________________________ Riai Daun Anantasya seorang...
![Daun & Ranting [END]](https://img.wattpad.com/cover/242613057-64-k685119.jpg)