D&R (25)

327 30 1
                                        

[FOLLOW SEBELUM MEMBACA, JANGAN LUPA JUGA VOTE & KOMEN YAA KARENA ITU SANGAT BERGUNA BANGET BUAT AUTHOR]

"Serowan Edward."

Semua orang terpaku mendengar pernyataan dari Glora, semua mata memandang Serowan yang kini tengah menunduk, tak ada pembelaan apapun darinya sehingga banyak orang yakin bahwa perkataan Glora itu memang benar adanya.

Buana–ayah Flora yang berada disana saat mendengar pernyataan Glora langsung menghampiri Serowan, menarik kerah bajunya, marah. Membuat semua orang terkejut.

"Jadi gara-gara kamu anak saya jadi dibunuh oleh dia! Dasar lelaki tidak tau malu!" teriak Buana menarik kerah baju Serowan dengan kencang membuatnya hampir tercekik.

Akar dan Ranting berusaha memisahkan keduanya, tapi kekuatan Buana terlalu kuat, hingga beberapa menit kemudian akhirnya bisa terlepas.

Serowan memegangi lehernya yang hampir tercekik, sementara Buana masih berusaha ingin memukul Serowan namun dihalangi oleh Akar dan Ranting.

"Lepaskan saya! Lelaki itu perlu diberi pelajaran!" berusaha lepas dari Akar dan Ranting.

Lestari ikut mendekati Serowan untuk meminta penjelasan. "Pa! Papa beneran gak ngelakuin kan? Bukan papa kan pelakunya? Ayo jawab pa!" desaknya, mengguncang tubuh Serowan.

Serowan terdiam mendengarnya, tak bisa menjawab pertanyaan putri satu-satunya itu. Daun berjalan perlahan mendekati Serowan dengan mata berkaca-kaca, masih tak percaya fakta yang dilontarkan Glora.

Daun menatap manik mata Serowan yang tak mau menatapnya kembali. "Om–om Sero? It–itu bohong kan?"

Glora menatap Serowan sambil tersenyum miring, sementara Serowan tampak bingung menjelaskan semuanya pada mereka.

"Silahkan jawab tuan Serowan Edward," ujar Glora membuat Serowan menatapnya nyalang.

"Kau membuang waktu, ayo ikut kami," perintah sang kepala polisi.

Kedua polwan menarik Glora pergi dari sana namun Glora menahannya.

"Kalau aku dipenjara, dia juga harus dipenjara!" menatap Serowan.

"Kenapa bokap gue dipenjara? Dia kan gak salah apa-apa!" seru Lestari membela Papanya.

"Iya bawa aku," ucapan Serowan membuat semua orang menatapnya tak percaya, tak terkecuali Daun dan Lestari. "Dia benar, sebenarnya orang tua kalian tidak menabrak, tapi tertabrak, dan akulah pelakunya."

Terkejut? Tentu saja! Bayangkan orang yang benar-benar kalian percayai ternyata berbohong begitu besar pada kalian, apa yang akan kalian lakukan?

"Enggak, gak mungkin. Papa, jangan bohong!" teriak Lestari tak percaya.

"Om, ceritakan semuanya," pinta Ranting.

"Cucu pertamaku, Glora Anantasya kelak akan mewarisi Edward company,"  ujar seorang pria berumur 40–an lebih, mengumumkan kepada para karyawan-karyawannya dengan hati senang. Dia pemilik Edward Company–Albert Edward.

Semua karyawan beranjak keluar, kecuali Putranya–Serowan Edward. Ia merasa ini kurang adik baginya, bahkan Lestari–putrinya dan Glora seumuran, tetapi mengapa ayahnya lebih memilih Glora yang akan memimpin perusahaan mereka? Ini sangat tidak adik baginya.

"Ada apa putraku?" tanya Albert.

"Ini sangat tidak adik ayah, putriku dan putri kak Putik bahkan seumuran, mengapa kau ingin putrinya yang akan mewarisi perusahaan ini?" tanya Serowan.

Daun & Ranting [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang