D&R(8)

349 48 18
                                        

[FOLLOW SEBELUM MEMBACA, JANGAN LUPA JUGA VOTE & KOMEN YAA KARENA ITU SANGAT BERGUNA BANGET BUAT AUTHOR]

Daun tersentak ketika Ranting menggenggam erat tangannya. Sedangkan Ranting sudah menatap Akar dengan sorot mata tajam yang siap melenyapkan siapa saja.

"Ranting kok lo ada disini? Bukannya lo-"

"Gue mau anterin lo."

"Tapi dia mau diantar saya," ujar Akar dengan sorot mata tajam.

Perang dingin dimulai antara Akar dan Ranting sedangkan Daun hanya meratapi nasibnya yang kini sudah basah karena air hujan. Gemuruh mulai terdengar membuat Daun secara reflek memeluk Ranting dengan kuat.

Ranting tersentak. Antara kaget dan nyaman. Nyaman karena Daun memeluknya. Ah bisa gila ia lama lama bersama Daun. Sedangkan Akar yang melihatnya geram sendiri.

"Ayo ikut saya Daun. Bajumu basah nanti kamu sakit," ujar Akar perhatian.

Mendengar Akar berbicara membuat Daun dengan perlahan melepaskan pelukannya dan meminta maaf.

"Gue izinin lo naik mobil dia, tapi syaratnya gue harus ikut," ujar Ranting membuat Akar mengepalkan tangannya. Hilang sudah kesempatan untuk berduaan bersama Daun dan itu semua karena Ranting.

"Terus motor lo gimana?" tanya Daun.

"Gue suruh Gempa buat ambil motor gue."

Daun mengangguk hendak duduk di kursi pengemudi tapi didahului Ranting membuat Daun mendengus kesal lalu membuka pintu mobil belakang dan masuk.

Suasana hening seperti biasa. Jika hanya berdua pasti nanti Akar akan lebih leluasa berbicara panjang lebar dengan Daun walaupun hanya seputar pekerjaan. Tetapi semua hancur karena Ranting. Awas kau Ranting!

"Daun kamu mau mampir makan sebentar? Saya tau kamu pasti belum makan kan?" ujar Akar dipertengahan jalan karena hujan sudah mulai reda.

Daun menggeleng. "Nggak pak makasih. Saya sudah ke-"

Kruyukk

Suara perut berbunyi membuat Ranting dan Akar menahan tawa. Sial! Didepan bosnya saja Daun tak bisa menjaga image.

"Gengsi kok dipelihara," sindir Ranting masih menahan tawa.

"Sudah sudah saya parkirkan mobil dulu lihat didepan sudah ada restoran kita kesana sebentar," ujar Akar.

Akar memarkirkan mobilnya didekat restoran yang akan mereka kunjungi. Setelah sampai Daun langsung memesan makanan diikuti oleh Ranting dan Akar yang menyamakan makanan mereka.

Makanan telah datang mereka langsung melahap makanan mereka masing masing sehabis kenyang ketiganya langsung membayar lalu masuk kedalam mobil melaju kerumah Daun.

***

"Terimakasih pak sudah mengantar saya, maaf merepotkan," ujar Daun yang sekarang berada didepan rumahnya.

Ranting pun ikut turun karena motornya sudah berada didepan rumah Daun karena diantar oleh Gempa. Awalnya Gempa tak mau namun saat Ranting berjanji untuk memberikannya jawaban PR dari pak Tatang ia langsung setuju.

"Iya sama sama. Kalau begitu saya pergi dulu. Oh iya jangan lupa lusa jadwalmu pemotretan," ujar Akar membuat Daun mengangguk

Akar langsung melaju pergi meninggalkan keduanya ditempat. Daun berbalik hendak memasuki rumahnya namun dicekal oleh Ranting membuat Daun terkejut.

"Apa?" tanya Daun.

"Jangan deketin Akar."

Daun memincingkan matanya. "Kenapa? Lo cemburu?" tanya Daun membuat Ranting yang tadinya memandangnya lekat memalingkan wajahnya. "Ayo ngaku! Lo cemburu kan?" tanya Daun membuat Ranting semakin terpojok.

Daun & Ranting [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang