❄ TF 21❄

1.5K 130 7
                                    


Pukul 04.21 AM




















Huek















Taeri langsung bangkit dari pelukan Jungkook dan berlari ke kamar mandi. Tindakan spontannya itu tentu mengagetkan Jungkook lantas mengikuti Istrinya ke kamar mandi. Taeri memuntahkan semua isi perutnya. Perlahan Jungkook memijat tengkuk Taeri dan menyingkirkan surainya yang mengganggu.

Huek

Tenggorokan dan hidungnya terasa perih sekali. Bahkan rongga mulutnya terasa pedas karena makanan yang Ia makan tadi siang. Kepalanya terasa pusing dan berputar putarㅡIa menangis sekarang.

Taeri meraih kran washtafel dan menyalakannya. Ia berkumur dan membasuh wajahnya. Jungkook mengelap wajah Taeri menggunakan tissu dan menghapus air mata yang terus saja keluar.

" Jangan menangis Tae.. kita ke dokter ya?.." Jungkook memeluk Taeriㅡsuhu tubuhnya masih panas. Tak ada jawaban yang Ia dapat, Taeri malah makin memeluknya erat. Akhirnya Jungkook menggendong Taeri keluar dari kamar mandi dan merebahkannya di tempat tidur.

" Tae, apa Kau ingin sesuatu?. Aku tak bisa melihatmu sakit seperti ini. Pokoknya nanti pagi kita harus kedokter " Jujur Jungkook tak tahu apa yang harus Ia lakukan karena Ia tak pernah merawat orang sakit sebelumnya.

" Jungie aku ingin air hangat.. " pintanya lirih. Jungkook mengangguk dan bergegas pergi ke dapur. Ia kembali dengan segelas air hangat dan baskom serta sebuah handuk kecil.

Ia menyerahkan segelas air hangat itu pada Taeri dan meminumnya hingga setengah. " Aku akan mengompresmu agar suhu tubuhmu menurun. Sebenarnya ada obat penurun panas di siniㅡtapi aku tak tahu dosisnya. Semoga ini membantu " Jungkook menempelkan handuk kecil yang sudah ia basahi di dahi Taeri.

Jungkook kembali merebahkan dirinya di samping sang istri dan memeluknya. Dia amati wajah Istrinya dari samping yang terlihat semakin tirus semenjak pertama kali bertemu dengannya.

" Jungieㅡ" Jungkook memperhatikan Taeri yang masih memejamkan matanya. Dia bergumam untuk merespon sang istri.

" Kalau Aku hamil bagaimana? " Pertanyaan itu berhasil lolos dari bibir pucatnya. Sebenarnya Taeri belum siap untuk memiliki seorang anak. Ia harus benar benar sembuh dulu untuk bisa mendidik anak. Emosinya masih labil dan itu berbahaya.

Jungkook tentu saja terkejut mendengarnya. Ia memang sangat ingin memiliki anak bersama Taeri. Tapi kalau di pikir pikir istrinya itu masih terlalu muda untuk mengasuh anak. Bahkan masa mudanya belum di cicipi sama sekali.

" Tidak apaㅡ" jujur sekali Jungkook bingung harus menjawab apa. Ia tak tahu apa yang Taeri rasakan. Merasa bersalah juga karena saat melakukannya dulu Ia tak pakai pengaman.

" Tapi aku belum siap Jung.." Rasa khawatir mulai menyelimuti hatinya. Ia jadi teringat tetangganya dulu saat akan lahiran. Dia berteriak kesakitan dan memegangi perut besarnya. Waktu itu Taeri baru pulang dari lari pagi dan melihat kejadian itu, melihat darah keluar mengalir di kaki tetangganya itu. Ia langsung berlari masuk ke dalam rumah, anehㅡpadahal Ia tak pernah takut melihat darah para korbannya. Namun ini berbedaㅡdarahnya berdesir kan jadinya.

" Tak apa, Aku akan membantumuㅡkita juga belum tahukan. Sekarang lebih baik kamu tidur lagi saja. Jangan terlalu di pikirkan okey.." Jungkook kembali memeluk Istrinya dan menyusulnya tidur.

.

Sekarang Jungkook dan seorang dokter bernama Yoona tengah duduk berhadapan dengan meja sebagai sekatnya. Raut wajah Jungkook datar seperti biasa, namun sejujurnya hatinya sangat khawatirㅡIa bertanya pada dokter itu.

THE FIRST |국뷔| ĆØMPŁËŤETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang