.
.
.
Setelah sampai di depan gedung apartemen Yoongi, Taeri bergegas melangkah masuk seraya memegangi perut buncitnya. Ia benar benar takut sekarang, sepanjang perjalanan menuju kemari, bayangan Jungkook meninggalkannya terlihat seperti nyata.
Taeri menekan pin yang sudah Yoongi kirimkan beberapa menit lalu. Ia mengedarkan pandangannya, menautkan kedua alisnya begitu melihat seseorang yang sangat familiar tertidur di sofa.
" Jiminie?, Ya Tuhan kau kenapa?" Tanya Taeri panik. Mengabaikan kalau Jimin tengah tertidur kala itu hingga membuatnya terbangun.
" Oh Tae.. " Jimin terkejut melihat Taeri panik di depan wajahnya. Taeri membantu Jimin untuk bangkit dan duduk.
" Akh!! Jangan di pegang!! " Jimin meringis kesakitan. Tadi Taeri tak sengaja memegang sikunya.
" Ah... maafkan aku. Bagaimana kau bisa seperti ini?! " Taeri menatap Jimin penuh penuntutan kejelasan.
" Aku jatuh " jawabnya singkat. Tak ada tanggapan dari Taeri, Jimin pun menoleh. Taeri menangis, Jimin panik dan langsung memeluknya. Mengabaikan rasa nyeri oleh pergerakan spontan itu.
" Tae.. jangan menangis... aku baik baik saja.. " Jimin mengusap punggung Taeri dengan lembut. Isakan tangisnya semakin kencang, Jimin hanya bisa memeluknya dan membisikkan kata kata penenang.
Yoongi datang dari kamarnya. " Jungkook sudah tau semuanya Tae " pukulan telak. Taeri mencapai titik terendahnya saat ini. Jimin menatap mereka dengan raut bingung, jadi Taeri bukan menangisi dirinya?.
" Hyu- Hyung.. Aku harus bagaimana? " Yoongi bergerak mendekat untuk memeluk Taeri yang begitu rapuh, Ia tak manjawab apapun.
Taeri semakin tergugu dalam tangisnya. Yoongi tau semuanya, bahkan sejak Jungkook menggeledah kamar Taeri untuk mencari obat dan notebook itu. Kalian ingat cctv mirip tokek Korea super canggih milik Yoongi yang di pasang di setiap sudut mansion?. Semuanya terhubung dengan komputer Yoongi. Hebat.
Yoongi juga sudah menghandel semua keyword pada search engine, jika ada akun yang mencari informasi tentang dunianya, maka akan langsung ketauan. Dan Yoongi melihatnya sekitar setengah jam yang lalu. Akun pribadi milik seorang Jeon Jungkook CEO RVP telah berkunjung.
" Kau sudah tak bisa mengelak lagi Tae. Kau terlambat, Jungkook sudah lebih dulu tahu sebelum kau memberi taunya secara langsung. Ku kira, saat ini Jungkook sangat kecewa padamu. " Yoongi masih memeluk Taeri dengan lembut.
Yoongi juga merasakan pundaknya semakin basah. Taeri bahkan sudah kehilangan suaranya karena terus terisak. " Bicara pada Jungkook!, dan menceritakan semua rahasiamu, adalah jalan yang terbaik. Aku tau ini sulit dan menyakitkan, ada resiko besar yang harus kau terima setelahnya. Jangan takut, Aku dan Jimin selalu ada untukmu "
Taeri melepaskan pelukannya. Yoongi merapikan surai Taeri yang acak acakan dengan lembut. Jimin yang tadinya diam saja beranjak mengambil tisue dan mengelap air mata Taeri yang masih berlinang.
Perlakuan dua orang ini mampu membuat perasaanya sedikit tenang. Dalam hati Ia masih merutuki dirinya. Kenapa Taeri dulu menuliskan kata kata itu di dalam notebook?, ah menyebalkan.
" Terima kasih Hyungie, Jiminie. Kalian selalu ada untukku, mengerti keadaan ku dan selalu mendukung ku. Bahkan orang tua ku sendiri saja tidak bisa melihat sisi diri ku yang lain. " Taeri tersenyum tipis pada Yoongi dan Jimin. Terlihat begitu jelas beban dan kesedihan di balik senyum serta sorot matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE FIRST |국뷔| ĆØMPŁËŤE
FanfictionㅣFIKSIㅣ " Aku takkan berbagi dirimu dengan yang lain!" -jjk Someday... " Je suis psycophate " kt ~Not a sweet story ~All pict from Pinterest ~Follow me for more 5 December 2020