.
.
.
Di tengah kesunyian dan kegelapan malam ini, seorang pemuda jakung bernama Jung Hoseok tengah duduk di balkon menikmati udara malam. Ke dua netranya tak henti menatap layar gawainya yang memperlihatkan foto seorang gadis cantik.
Bahkan sesekali Ia tersenyum dan menggumam.
" Apa kau pernah melihatku selama ini?. Maksudku, dalam artian lain. Ya.. aku mencintaimu, apa kau tau?. Ku rasa kau tidak tau, lantas bagaimana caraku memberi tau tanpa mengatakannya padamu?. Ini salah... "Hoseok mematikan gawainya lalu menengadah menatap bulan. " Bagaimana caranyaㅡuntuk membunuh rasa ini ya?. Aku sakit, tapi aku tak mau pergi meninggalkannya. Menunggu?, mau sampai kapan?. Sampai aku tutup usia?ㅡ ah... tidak..."
" Tapi, bagaimanapun caranya Aku harus bisa melupakan perasaanku padanya. "
Sulit memang, jika kita bertindak sebagai orang yang mencintai. Bukan di cintai. Lain lagi kalau saling mencintai, mereka akan menguatkan satu sama lain, saling percaya dan menjaga. Itu namanya cinta sejati bukan cinta ilusi.
Dretttt drerrrtt
Hoseok menghela napas sebelum mengangkat telepon itu. Hatinya gusar begitu melihat nama penelpon yang tertera di layar gawainya.
" Ha- Halo "
"......."
" Aku baik baik saja "
"....."
" Ah... entahlah... pekerjaanku di sini masih banyak"
"....."
" Iy- Iya.. Aku usahakan.. "
"......"
" Aku juga "
Hoseok mengusap wajahnya dengan kasar. Ia berdiri dan berjalan masuk ke kamarnya. Merebahkan tubuhnya yang terasa lelah karena misi yang harus Ia jalankan.
" Arghhh.. ini sulit.. perasaanku padanya sudah terlalu dalam. "
Mana yang harus Ia pilih, kata hati atau tuntutan kenyataan?. Sering kali kata hati harus di korbankan karena tuntutan realita. Contohnya saja kemarin, Hoseok ingin menyapa Taeri, namun ada Jungkook disana. Akhirnya Ia mengurungkan niatnya. Karena pikirnya, Jungkook belum tau kalau Taeri dekat dengannya.
Terlampau lelah dengan segala beban pikirannya, Hoseok memilih pergi ke alam mimpi. Mungkin Ia akan menemukan kebahagiaan yang selama ini Ia inginkan.
.
.
Kling
Sebuah bunyi notifikasi masuk di ponsel Jungkook. Suaranya lumayan keras hingga membuatnya terbangun. Ini sudah pagi, namun matahari belum muncul di ufuk timur.
Ia melihat Taeri masih tidur pulas di pelukannya. Jungkook meraih ponsel di atas nakas dengan sebelah tangannya.
Terlihat nama Appa Jeonle mengirimi Jungkook sebuah pesan singkat.
Jinnie sudah melewati masa kritisnya, Jungkook. Dan sudah di pindahkan ke bangsal melati nomor 3A. Bisakah kau menggantikan Aku dan Namjoon untuk menjaganya, mungkin hanya untuk setengah hari saja. Kami ada meeting dadakan, dan tidak bisa di batalkan.
Ia bahagia mendengar kesehatan Jinnie mulai membaik. Yah.. sepertinya ia tak ada jadwal apapun hari ini, jadi Ia akan menggantikan Appa nya.
Jungkook ingin pergi ke kamar mandi, tangan kirinya terasa sedikit kram karena di jadikan bantal oleh sang Istri. Ia menarik perlahan dan menggantikannya dengan bantal.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE FIRST |국뷔| ĆØMPŁËŤE
FanfictionㅣFIKSIㅣ " Aku takkan berbagi dirimu dengan yang lain!" -jjk Someday... " Je suis psycophate " kt ~Not a sweet story ~All pict from Pinterest ~Follow me for more 5 December 2020