.
.
.
Lampu dengan cahaya merah masih menyala diatas pintu. Appa Jeon dan Namjoon masih menunggu di dekat ruangan. Mereka terlihat cemas dan berantakan, terutama Namjoon.
Beribu doa dilayangkan untuk keselamatan dua orang yang mereka sayangi tengah bertaruh nyawa di dalam sana. Dan untuk pertama kalinya, Jungkook melihat hyung yang Ia anggap paling kuat bisa serapuh saat ini. Namjoon menangis di pelukan sang Appa.
Ia takut kehilangan. Well, kehilangan itu rasa yang paling menyakitkan. Kalian tau itu. Jungkook terus memeluk Istrinya agar tetap tenang, mengingat Taeri masih hamil muda dan tidak boleh kelelahan.
Tiga jam kemudian, lampu sudah dimatikan, pertanda operasinya sudah selesai. Namjoon langsung berdiri menanti dokter keluar dari ruangan itu.
Seorang dokter keluar masih dengan pakaian sterilnya. " Bagaimana keadaan Istri saya dok?. Anak saya baik baik saja kan?" Namjoon bertanya dengan nada suaranya yang bergetar.
Appa Jeon mengusap kedua pundak Namjoon memberikan ketenangan. " Anak anda lahir dengan selamat. Namun Istri anda masih koma karena kondisinya yang drop serta Ia kehilangan banyak darah saat pendarahan karena terjatuh itu. Kami harus mencari donor darah yang cocok untuknya. " jelasnya.
Semua orang termasuk Taeri terkejut mendengar Jinnie tengah koma. " Lakukan yang terbaik untuk Istri saya dokter!"
" Tentu kami akan melakukannya semaksimal mungkin. Sayangnya rumah sakit kami sedang kosong stok darah golongan A. Maka kami harus mencarinya dulu. Atau mungkin dari pihak keluarga ada yang memiliki golongan darah yang sama?" Tanya dokter itu seraya menatap mereka bergantian.
Mendengar hal itu, Namjoon merasa semakin jatuh ke dasar jurang. Pasalnya, golongan darahnya berbeda dengan Istrinya, dan itu artinya Ia tak bisa menolongnya. Ia terduduk lemas di kursi belakangnya. Jungkook menatap Namjoon dengan penuh rasa iba.
" Saya akan mendonorkan darah saya dokter!" Ucap Jungkook tegas. Taeri langsung menoleh pada Jungkook yang menatapnya dengan lembut. Seolah tersirat kata ' aku tidak apa apa. Semua akan baik baik saja'.
Namjoon langsung berdiri di hadapan Jungkook yang tersenyum tipis padanya. " Kau serius Jungkook-ah?"
" Aku serius Hyung. Kau tak ingat?, golongan darahku juga A. Aku bisa menolong Jinnie Noona " Jungkook lagi lagi terseyum. Namjoon langsung memeluk erat adik satu satunya itu.
" Terima kasih Jungkook-ah. Terima Kasih.." Namjoon sangat terharu dengan sikap adiknya ini. Di balik topeng dingin dan judes nya Jeon Jungkook, ternyata Ia sangat baik hati.
" Jangan berlebihan Hyung.. " Jungkook menepuk pundak Namjoon memberikan semangat. Namjoon tersenyum hingga memperlihatkan dua dimple ciri khasnya.
Taeri meraih tangan Jungkook seraya menatapnya. " Berjanjilah kau akan baik baik saja " ucapnya dengan mata berkaca kaca.
Jungkook menggenggam kedua tangan Taeri untuk meyakinkan. " Aku janji. Doakan semua akan baik baik saja. " Jungkook tersenyum manis pada Taeri hingga memperlihatkan gigi kelincinya yang lucu.
Taeri juga membalas senyuman suaminya lantas memeluknya erat sebelum Jungkook pergi bersama sang dokter. Jinnie di pindahkan ke ruang ICU. Ia belum bisa di jenguk dan hanya bisa melihat dari bilah kaca yang membatasi.
Namjoon melihat Istrinya terbaring lemah diatas brankar. Dengan baju khas orang pesakitan dan selang selang yang menempel di tubuhnya. Seolah bunyi alat pendeteksi detak jantung itu merupakan lagu tidurnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE FIRST |국뷔| ĆØMPŁËŤE
FanfictionㅣFIKSIㅣ " Aku takkan berbagi dirimu dengan yang lain!" -jjk Someday... " Je suis psycophate " kt ~Not a sweet story ~All pict from Pinterest ~Follow me for more 5 December 2020