.
.
17 tahun berlalu.
" Daddy!!... "
" Daddy!!... Daddy! Daddy!!... "
Jungkook berlari menghampiri pemilik suara itu. Ternyata putri kecilnya tengah menangis di tepi kolam ikan.
" Sayangnya Daddy... ada apa sayang?... jangan berteriak ne... Mommy sedang istirahat.. " ucap Jungkook sambil memeluk putrinya yang masih berumur lima tahun.
" Daddy... boneka Inna jatuh Daddy... hiks..hiks.. Inna nggak bisa ambil.. " ucapnya sambil mengusap ingus dan mengelapkannya di baju Jungkook.
" Cupcupcup... sayang.. nanti Daddy ambilkan ne... Sekarang, Inna sayang temani Mommy makan saja ne... " ucap Jungkook.
Jinna mengangguk mengiyakan. " Daddy, kenapa Mommy sakit?... Inna sedih kalau Mommy sakit... " ucapnya sedih.
Jungkook mengecup pipinya dengan sayang sambil menggendongnya masuk ke Mansion. " Mommy sakit karena kelelahan, sayang. Inna lihat kan kemarin, Mommy sangat sibuk mengurusi toko kue nya. " terang Jungkook.
Jinna mengerutkan bibirnya sambil manatap garang pada Jungkook. " Gara gara Daddy tau Mommy sakit! " ucapnya galak.
Jungkook mengernyitkan dahinya bingung. " Kok Daddy sih sayang?... Memangnya Daddy apain Mommy hm..? "
Setelah sampai diruang tengah, Jungkook mendudukan Jinna di sofa. Bocah mungil itu masih menatap Jungkook dengan garang.
" Aku dengar Mommy berteriak tadi malam. Suara Mommy seperti Junda oppa setelah lari pagi kemarin. Pasti Daddy yang mengajak Mommy lari di malam hari. Jadi Mommy kelelahan dan sakit.. " ucap Jinna panjang lebar.
Memang tadi malam Jinna tak bisa tidur dan berniat ke kamar Mommy nya untuk di temani tidur. Namun pintunya terkunci dan mendengar suara itu.
Seketika Jungkook membisu bingung ingin menjawab apa. Apakah semalam Ia terlalu kasar pada Istrinya itu hingga membuatnya berteriak kencang (?).
" Ah!.. Um.. A- Anu.. Sayang... sekarang temani Mommy di kamar ne... Daddy akan mengambilkan makanan untuk Mommy.. " ucap Jungkook untuk mengalihkan pembicaraan.
Jinna masih diam saja menatap Jungkook. Membuatnya jadi kikuk ingin berbuat apa. " Ah! Nanti kalau Mommy sudah sembuh, Daddy belikan Jinna ice cream yang banyak!, maukan? " ucapnya sambil menaik turunkan alisnya.
Kedua mata anak itu langsung berbinar cerah. " Inna mau Dad! " pekiknya senang.
Jungkook tersenyum lebar sambil mengusap kepalanya. " Nah sekarang ke kamar Mommy dulu ya.. " titahnya.
Jinna langsung berlari ke kamar Taeri, meninggalkan Jungkook yang bernapas lega karena bisa menanggapi putrinya itu. Ia langsung bergegas ke dapur untuk mengambil makan siang untuk Taeri.
Jeon Jinna, anak ketiga Jeon Jungkook dan Jeon Taeri. Anak itu sangat pintar berdebat dengan Jungkook. Bahkan Ia sampai kewalahan menanggapi ucapan putrinya itu.
" Ah.... lelahnya... Mereka benar benar gila. Aku sampai tak bisa mengimbanginya... "
" Kau benar!. Aku tak habis pikir mereka bisa mencetak skor secepat itu. Ku rasa ada yang tidak beres.. "
Jungkook menghampiri kedua putranya yang tengah beristirahat di ruang tengah. " Kalian sudah pulang. Bagaimana pertandingan basketnya? Apa kalian menang? " tanya Jungkook sambil memegang nampan.
Junda mendengus sebal. " Sekolah kami kalah. Daddy tau (?!), sepertinya tim dari sekolah itu bermain curang. " ucapnya sambil menatap Jungkook.
" Kalah menang dalam permainan itu hal yang wajar, boy. Tapi kalau menang dengan bermain curang seperti itu namanya pengecut. Daddy tau kalian sudah berusaha dengan keras. " ucap Jungkook sambil tersenyum hangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE FIRST |국뷔| ĆØMPŁËŤE
FanfictionㅣFIKSIㅣ " Aku takkan berbagi dirimu dengan yang lain!" -jjk Someday... " Je suis psycophate " kt ~Not a sweet story ~All pict from Pinterest ~Follow me for more 5 December 2020