❄TF 34❄

1.2K 108 9
                                    

.






.








.


Sepertinya, Taeri mendadak menjadi seorang atlet lari. Jimin saja di belakang sudah tak kuat untuk berlari mengejarnya. Di tambah lagi Jimin sedang menahan tangis karena tak tega melihat Taeri seperti itu, hatinya sakit. Jimin pun kesal pada Jungkook. Ia tau kalau Jungkook itu orang baik dan selalu memegang janjinya. Namun jika Ia di posisi Taeri saat ini, mungkin Ia akan melakukan dan merasakan hal yang sama.

Di tengah kegelapan malam dan dinginnya awal musim semi, Taeri terus berlari tanpa Ia sadar kemana arahnya. Ia hanya mengikuti kemana kakinya akan membawanya. Hingga akhirnya Ia berhenti di jembatan Mapo, sungai Han. Letak apartemen Yoongi memang tidak jauh dari Sungai Han.

Jembatan Mapo adalah tempat berakhirnya orang orang yang putus asa dan tak sanggup untuk melanjutkan hidupnya lagi. Karena memang Jembatan ini sangat pas untuk melakukan bunuh diri. Tak sedikit orang orang yang sudah mengantarkan nyawanya di jembatan ini, namun sebelum itu mereka akan berkeluh kesah pada dinding pembatas jembatan.

Banyak sekali tulisan tulisan kesedihan di sana. Taeri mulai memelankan langkahnya. Ia berhenti tepat ditengah jembatan, melihat ke arah kiri dimana air mengalir deras dan sebelah kanan kendaraan yang melaju kencang. Tinggal pilih saja, akan mati dengan cara yang mana.

" ARGH!! " Taeri berteriak frustasi. Baru saja Ia akan memperbaiki semuanya, namun Ia kembali hancur. Bagaikan menyatukan pecahan kaca yang sudah hampir separuh, begitu mudah pecah kembali hanya dengan sentuhan kecil.

Taeri menangis lagi. Entah sudah berapa liter air matanya keluar. Kenapa kebahagiaan seolah tak mau berpihak padanya?. Ia tak melihat titik terang.

Kedua kakinya sudah tak mampu untuk menompang berat badannya. Hingga akhirnya Ia merosot pada pembatas Jembatan. Taeri memeluk perut buncitnya. Hanya anaknya yang sedang bersamanya kini.

Saat tangisnya mulai mereda dan pandangan matany tidak kabur lagi, Taeri baru menyadari banyak tulisan penyemangat di sisi pembatas yang lain.

Aku tau kamu kuat. Kamu bisa melewati semua masalahmu. Ingatlah, ada kebahagiaan sedang menanti dirimu. Jadi, selesaikan masalahmu dan jemputlah bahagiamu.

Apa kau pikir dengan bunuh diri kau akan bahagia?. Apa kau juga tidak pernah memikirkan orang orang yang menyayangimu saat kau memutuskan untuk mengakhiri hidupmu?
Jawabannya adalah TIDAK!.
Kau begitu egois karena memilih lari dari masalahmu!.

Aku mencintaimu sayang...
Ingatlah bahwa aku selalu menerima apapun kekuranganmu. Jangan pernah berpikir aku akan meninggalkanmu. Karena kau adalah hidupku. Aku tak tau apa jadinya diriku tanpa hadirnya dirimu.
Kembalilah padaku sayang...

Sekilas, Taeri jadi teringat Jungkook yang selalu bilang akan menerimanya apapun keadaannya. Apakah Ia bisa percaya padanya?. Tapi bagaimana jika itu hanya omong kosong?. Lama Taeri terlarut memikirkannya, hingga Ia terkejut saat Jimin memeluknya dengan erat.

" Astaga Tae!!, apa yang kau lakukan di sini?!. Jangan berpikir kau akan bunuh diri!! " Jimin langsung mengomelinya. Ia benar benar khawatir, melihat Taeri begitu dekat dengan pembatas Jembatan yang hanya setinggi perut.

" Aku tidak segila itu Jim.. " Itu benar. Walaupun Taeri merasa tak sanggup menjalaninya lagi , namun Ia juga tidak sebodoh itu untuk lari dari tanggung jawab dan masalahnya.

THE FIRST |국뷔| ĆØMPŁËŤETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang