.
.
.
Taeri beranjak dari duduknya. Mengabaikan segala tatapan yang tertuju padanya. Berjalan dengan tergesa gesa menuju kamar.
" Taeri!, mau kemana kau?" Suara Dejun tak ditanggapi oleh Taeri.
Jeonle mengelus pundak sahabat karibnya itu lembut lantas tersenyum. " Beri dia waktu. Mungkin dia masih terkejut dengan semua ini"
Namjoon dan Seokjin hanya diam dan memperhatikan semua yang terjadi. Sementara jungkook mulai merasa jengah dengan situasi ini.
Tak lama terdengar suara deru langkah kaki berjalan menuruni tangga. Terihat Taeri masih dengan gaun yang sama. Dan Gugie berjalan dibelakangnya.
Semua terkejut dengan kedatangan Taeri bersama macan kumbang raksasa itu. Seokjin mulai merangkul lengan Namjoon dengan cemas. Orang orang disana mematung melihat Taeri dengan jelas berdiri dihadapan mereka semua.
Jungkook benar benar tak menyangka dengan apa yang dilihatnya saat ini. Jeonle sudah sejak tadi bergetar ditempat. Mendengar makhluk hitam itu menggeram pelan membuat semua orang manjadi pucat pasi.
Taeri menikmati pemandangan yang terjadi saat ini. " Aku akan keluar bersamanya. Jangan coba coba mencariku jika aku belum kembali. " ucap Taeri yang mulai melangkah keluar mansion.
" Oh.. tentang perjodohan itu.. aku tak perduli. Terserah kalian" Setelah mengucapkan kalimat itu, Taeri langsung pergi.
Suasana diruang tengah kembali mencair. Mendengar penuturan Taeri membuat Dejun dan Jeonle menjadi sedikit lega. Setidaknya Ia tak menolaknya.
Rencana pernikahan pun mulai diperbincangkan. Mereka akan menggelarnya di Mansion keluarga Kim.
.
.Taeri duduk terpaku dipinggir danau dekat mansionnya. Bersama Gugie yang selalu setia bersamanya. Air mata yang sejak tadi Ia tahan tertumpah sudah, membanjir pipi mulusnya.
" Apa yang sebenarnya terjadi?, hiks.. kenapa semua terjadi secepat ini?, hiks.. Eomma.."
Gugie menduselkan kepalanya dilengan Taeri untuk mencoba menghiburnya. Seakan macan itu tahu apa yang dirasakan tuannya.
Saat tangis Taeri mulai mereda, tiba tiba Gugie berlari entah kemana. Meninggalkan Ia sendiri di sana.
Sebuah tepukan kecil mengagetkan Taeri. Dengan cepat Ia mencekal tangan itu dan mengacungkan sebuah belati kecil miliknya. Taeri memang sengaja membawanya tadi.
" Yak!!, jangan bunuh Aku!!"
" Yoongi hyung?" Taeri tak percaya dengan apa yang Ia lihat. Bukan kah Yoongi tinggal di Paris.
" Yaa turunkan benda itu dari wajahku!"
" Ah maafkan Aku hyung. Aku tadi berniat melukaimu" Taeri menyimpan kembali belatinya.
Yoongi mengamati lekat lekat wajah Taeri saat ini. Mata sembab, hidung memerah, dan mengapa berpakaian seperti seorang putri berada dipinggir danau sendirian.
" Apa yang terjadi padamu Tae?, apa kau merasakannya lagi?"
" Tidak hyung. Tapi kadang rasa itu bisa muncul lagi. Aku takut kalau nanti akan melukai orang lain"
Yoongi tersenyum seraya menepuk bahu Taeri " Tenanglah Tae, bukankah beberapa tahun belakangan ini emosi mu sudah mulai stabil?. "
Taeri mengangguk." Hyung, apa menjadi seorang mafia sepertimu itu menyenangkan?"
Sedikit terkejut mendengar petanyaan Taeri padanya. " Ya bisa dibilang begitu. Tapi, bukankah menjadi psyco lebih menyenangkan?" Yoongi melirik Taeri.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE FIRST |국뷔| ĆØMPŁËŤE
FanfictionㅣFIKSIㅣ " Aku takkan berbagi dirimu dengan yang lain!" -jjk Someday... " Je suis psycophate " kt ~Not a sweet story ~All pict from Pinterest ~Follow me for more 5 December 2020