Chapter. 8

1.2K 122 9
                                    

"Ah bukankah itu sangat baik?" tanya seseorang yang duduk tenang di singgasananya.

Sang panglima merunduk patuh. "Ye, Madam. Pada malam Red moon yang akan terjadi setelah bulan purnama, tepat di hari perayaan ke-1000 tahun pangeran elemen, upacara Black butterfly akan terlaksanakan " ujarnya.

"Lakukan saja sesuka hatimu, dan buat aku terkesan" ujar sang Madam dengan senyum lebar, ah bisakah itu di sebut seringai?

.

.

.

Bias cahaya yang samar-samar terpancar dari pentilasi paviliun dan di sertai  kicauan burung agak'nya sedikit mengusik tidur salah satu namja dari ketujuh kembaran itu. Taehyung terduduk saat merasakan bendah kenyal dan lentur menyentuh permukaan pipinya di sertai juga dengan gonggongan yang menyapa pendengaran saat membuka mata.

"Guk... Waktunya kau bangun tuan Victory. Aku Tands, phonix es"

Taehyung menguap lebar sambil menggaruk tengkuknya yang terasa gatal lalu menoleh kearah kiri. Sedetik kemudian, matanya membelalak penuh binar pada seekor anak anjing yang memiliki warna bulu hitam bercampur coklat. "Aigoo, kau utter magic ku? neomu kiyowo~" pekiknya nyaring membuat kembarannya yang lain langsung terduduk kaget.

"Aish kkhamjagia" Yoongi mencabik.

"Astaga, kepalaku~" ringis Jimin merasa pusing.

Seokjin yang berada di sampingnya langsung saja mengelus tengkuk sambil memberi sedikit pijatan. "Kau tak apa, Jim? apa kau merasa pusing?"

"Ghwenchana" ujarnya, lalu menatap sengit kearah Taehyung yang masih mengguncang-guncang gemas tubuh anak anjing itu. "Yak! ken-eh?"

"Tidak baik marah-marah saat pagi, tuan, Adolf" ujar seekor hamster kecil yang merambat naik kepundak Jimin. "Aku Quadra, utter magicmu. Phonix petir"

"Kau berwujut hamster?" tanya Namjoon, Quadra mengangguk saja. "Tapi itu terlalu kecil. Ah tak apa lah, tuanmu saja kecil" Namjoon terbahak.

"Y-Yak, aku tidak kecil asal kau tahu!" sentak Jimin. Lagi-lagi mereka terbahak.

Mengabaikan itu, Jungkook sendiri hanya berpusat pada seekor ruba kuning yang duduk dengan ekor yang terkibas kesana-kemari, jangan lupakan Ano dan Zeo yang memainkan ekor itu. "Abaikan saja mereka, Dante. Ayo kita tidur lagi, kita masih perlu banyak tenaga" ajak Jungkook lalu merebahkan tubuhnya kembali. Dante menurut saja, dan langsung membola di atas perut Jungkook.

"Perutmu mengajakku bicara, tuan Cledort" ujar Dante saat mendengar suara mengerikan dari dalam perut Jungkook.

"Kau lapar, Kookie?" tanya Hoseok.Jungkook tidak menjawab tapi malah tercengir lebar.

"Cepat bangun, dan bersihkan tubuh kalian semua. Setelahnya ada yang harus kita bicarakan, mengingat ini sudah tiga batu ramalan terakhir yang kita dapatkan" putus Namjoon cepat. Mereka mematuhi, dan langsung bersiap membersihkan diri.

Setelah semuanya terasa bersih, mereka kembali berkumpul di aula kastil utama, kastil Victory.

Jimin menggerutu. "Aish, dimana hyungdule? Dia bilang ada yang harus di bicarakan" kesalnya.

"Tunggulah sebentar. Ayo kita bermain dulu" ajak Jungkook, di angguki setuju oleh Taehyung.

"Ingin bermain apa? tidak mungkin kita berlari-lari di dalam sini"

"Bermain dengan elemen kita tentu saja"

"Jangan ceroboh menggunakan elemen" tegur seseorang dari arah pintu, mereka menleh dan mendapat Yoongi si-penegur juga tiga hyung yang lain di belakangnya. "Kalian bisa saja hilang kendali"

The Elements{Seven Divination stone}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang