{The Stone. Glaseus Kingdom :IV_SHADOW CLAN}

1K 152 20
                                    

Seokjin menatap ketiga makane line berjalan menghampiri mereka berempat (Hyung line) dengan Jungkook yang menggenggam pergelangan tangan Jimin dan Taehyung. "Kenapa dengan wajahmu itu Chim? siklus wanita eoh?" ejeknya, saat melihat wajah masam Jimin.

"Aniyo!" sentak Jimin. Mereka terkekeh.

"Lalu apa?" bukannya menjawab, Jimin malah melengos pergi dari sana berjalan mendahului yang lain. "Yak kalian apakan anak perawan itu hah?" hardik Yoongi, Taehyung dan Jungkook kompak memutar mata.

"Yang benar saja. Dia hanya sedang sensitif"

"Sudahlah biarkan, kalian tahu dia tidak akan lama jika merajuk. Kita hitung saja, satu..... dua....." tidak ada yang menyahut, tapi tidak di pungkiri juga, kalau mereka mengikuti Seokjin yang berhitung.

"Ti-"

"Hyung! aku menemukan tiga bunga kristal hyung! hyungie, Tae! Kookie! aku menemukanya!!!" bahkan belum hitungan ketiga, Jimin sudah berlari kegirangan kearah mereka dengan tiga buah bunga kristal di tangannya yang tertangkap menjadi satu.

"Kan" mereka terkekeh. "Yak itik rawa! jangan berlari, kau bisa saja terjatuh!" peringat Taehyung terkekeh.

Saat sudah sampai di hadapan mereka, Jimin memutar mata jengkel. "Merusak suasana hati saja kau ini!" dengkusnya kesal. "Ah sudahlah. Aku lelah, ini Hyung. Satukan dengan yang lain"

Yoongi sontak mengeluarkan tiga bunga kristal yang mereka dapatkan sebelumnya. "Satukan-satukan!"

Gelembung air pelindung bunga kristal itu seketika pecah saat Yoongi menjentikkan jarinya. Dan langsung saja di sambut oleh Seokjin dengan cahaya biru miliknya beriringan mantra yang terucap. Tak menunggu lama, enam bunga kristal itu meleleh dengan tulisan baru yang keluar melayang.

'Cahaya itu kesunyian, lalu bayangan apa yang tidak pernah berbohong?'

"Kenapa aku merasa sangat bodoh" gumam Namjoon meremat rambutnya. "Ah sudahlah, kita lihat peta ini lagi. Apa kita sudah sampai di tempat shadow-shadow itu?" ujarnya membuka peta itu. Tapi sedetik kemudian Namjoon malah mengernyit heran.

"Apa kau menyesali ucapanmu tadi?" ledek Yoongi mengintip sedikit peta yang ada di tangan kembaran cerobohnya itu. Lalu terkekeh. "Yah, aku telat saja. Bukan kau yang bodoh, tapi kertas ini yang membodohimu" ujarnya setelah melihat gambar peta yang menghilang dan hanya tersisa gambar pohon hitam berkabut.

Namjoon mendelik. "Jangan meledek ku, salahkan kertas dan teka-teki ini, ah kepalaku pecah rasanya. Bisa-bisanya setengah gambar peta ini hilang eoh?"

"Aish sudahlah, kenapa kalian ini. Lanjut lah berjalan sebelum hari mulai gelap. Kita harus mencari tempat istirahat" perintah Seokjin. Mereka kembali berjalan, dan tanpa mereka sadari jika jalan yang mereka ambil itu membuat mereka masuk ketempat yang berbeda dari sebelumnya.

"Akh bau apa ini? Ish" ringis Hoseok risih.

"Jangan mengeluh, tahan saja" Hoseok menekuk bibirnya.

Jimin menyebar atensi. Dan mengernyit heran saat merasa tempat mereka saat ini sangat berbeda dari yang sebelumnya. Namun ternyata bukan hanya Jimin yang menyadarinya, melainkan Taehyung juga menyadarinya. Bahkan sedari mereka melangkah masuk ketempat ini.

Hembusan angin entah dari mana membuat mereka tiba-tiba bergedik ngeri. Suasana disini sangat berbeda, bau tanah terbakar menguar menyengat hidung, batang-batang pohon semuanya hitam dan tidak memiliki daun serta akar-akar rambat berserakan disekitarnya.

The Elements{Seven Divination stone}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang