{The Stone. Affarizegeol Kingdom: IX}

1.1K 147 9
                                    

Note sebelumnya✨
'£lbatrio' (Terbuka)
'S£iago' (Terpesonalah)
💫

.

.

.

Hoseok menghela nafas bosan. Tidak di pungkiri jika tubuhnya merasa sangat lelah dan minta diistirahatkan. Tapi, tetap saja matanya ini tidak mau diajak berkerja sama. Menoleh kekanan dan kekiri, semua kembaranya sudah terlelap tidur menyelami indahnya alam mimpi. Dan tentu saja hanya dirinya yang masih terjaga. Demi semesta ini sungguh membosankan.

Menghela nafas bosan sekali lagi dan memposikan tubuhnya menjadi duduk secara perlahan agar yang lain tidak terusik. Hoseok akui jika kamar ini sangatlah memukau, dengan lukisan berbentuk awan di langit-langit kamar yang berwarna biru serta ungu mendominasi. Tirai panjang, tergantung sangat apik dari langit-langit menjuntai sampai lantai mengelilingi ranjang. Terus saja atensi itu menyebar sembarang arah, memperhatikan setiap detail yang ada. Sampai perhatianya terpusat penuh pada kertas Perkema di atas meja marmer itu.

Perkema yang mereka dapatkan dari tas kuno, setelah sebelumnya berdiskusi membahas tentang batu ramalan kedua dan ketiga, yaitu Air dan Angin. Sebenarnya Hoseok sedikit tidak percaya dengan penjelasan Yoongi mengenai Ares mengetahui sesuatu yang tidak lain tentang Ares dan Arsen adalah jiwa sementara milik dia dan Yoongi, sang jiwa asli. Apalagi mendapat julukan prince, untuk dirinya yang selalu tertawa. Bahkan dia sendiri bertanya, apa dia ini benar-benar sehat secara batin?. Terlepas dari itu, tentu saja dia juga memiliki fase serius terlampau mengintimidasi.

Kembali dengan perkema, sebenarnya perkema itu tidak dikeluarkan begitu saja oleh tas kuno tersebut. Melainkan mereka mendapatkanya setelah Taehyung memecahkan teka-teki yang keluar dari buku 'Silfin sid aibarare' atau 'Life force of the elements'. Seperti di awal-awal sebelumnya, setiap yang mereka dapatkan tidak pernah lepas dari yang namany teka-teki. Dan perkema itu juga memiliki teka-teki untuk dapat membacanya. Keputusan melakukanya esok hari telak terlontarkan. Mengingat hari sudah larut, otak tidak mampu berproses, dan tuntutan lelah pada tubuh.

Hoseok turun dari ranjang, dan berjalan mendekati perkema itu. Di bukanya perkema itu, tetap sama dengan hanya berisi teka-teki yang belum sempat terpecahkan. Sedikit terkagum sebenarnya dengan Taehyung yang selalu bisa memecahkan teka-tiki. Mungkin dia akan menyuruh Jimin agar tidak memukul kepala cerdas Taehyung lagi.

Taman istana terlintas begitu saja di kepalanya. "Hum. Mungkin berjalan di taman istana sebentar akan membuatku ingin tidur".

Di gulungnya perkema itu lalu di selipkan di balik punggung, dan tanpa menggunakan alas kaki, Hoseok mengendap-endap berjalan keluar dari kamar. Menelusuri jalan dengan pilar-pilar tinggi disetiap sisi menuju taman istana. Satu hal yang Hoseok tahu selama mereka melakukan perjalanan ini, yaitu semua hal yang tidak mungkin dan tidak masuk akal, akan menjadi sangat mungkin terjadi selama berada disini. Seperti hal di luar nalar yang pernah mereka alami, menjadi duyung, bertemu monster, terkurung di penjara penyiksaan, dan lain sebagainya.

Sesampai kakinya menapak di taman istana. Hoseok duduk tepat di bawah pohon daun mapel kuning. Hal tidak masuk akal lain, tapi nyata adanya. Pandanganya mengadah keatas menatap pusaran air yang melindungi sekeliling istana. Sejuknya angin menerpa, membelai lembut wajah bak di sentuh lembutnya tangan berbentuk awan. Menikmati angin laut di dalam laut. Itu lah yang terlintas di kepalanya.

Kepalanya merunduk menatap perkema yang sebelumnya sudah dia keluarkan dari balik punggung. Di bukanya lagi perkema itu.

Bisa di dengar, tapi tidak bisa dilihat. Bisa di rasakan, tapi tidak dapat disentuh.

The Elements{Seven Divination stone}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang