Chapter. 12

1K 143 31
                                    

Semangkin gelap suasana di sekitar tenda ketiga namja itu, menandakan malam yang semangkin larut juga. Ketiganya sudah akan bersiap tidur, semua penerangan dan perapian seadaanya sudah di matikan.

"Menyingkirlah! jangan di sampingku!" sinis Cledort mendorong keras tubuh Victory yang sudah akan berbaring di sampingnya.

Victory berdecih. "Cih kau masih marah? ayolah bocah, itu hanya sup lobak asparagus" dengkusnya berpindah kesamping Adolf.

"Kepalamu! kau saja sudah menghabiskan 3 mangkuk, memang kau saja yang rakus" Cledort menggebu-gebu.

"Astaga, tidak bisakah kalian diam dan tidur saja? ini sudah hampir pagi jika kalian lupa" kesal Adolf. "Hahh~ entah bagaimana aku bisa kembar dengan kalian, padahal sangat-sangat tidak mirip"

Tak...

Cahaya api Cledort tiba-tiba menerangi. Keduanya menatap horor Adolf, sedang yang di tatap hanya memutar mata hiperbola. "Hah.. Sudahlah aku jadi tidak mengantuk"

Adolf bangkit keluar dari tenda. Menghidupkan kembali perapian yang sempat mereka matikan, lalu duduk di atas seonggok kayu dengan secangkir teh yang masih tersisa. Cledort dan Victory tidak tidur, tapi mereka juga melakukan hal yang sama seperti Adolf.

"Hey, kenapa aku tiba-tiba merindukan TV?" celetuk Victory.

"Entah, tapi aku memahami pemikiran aneh mu itu" jawab Cledort dengan mata memutar hiperbola.

Victory mencabik kesal "Dan aku memahami sindiran menyebalkan mu itu" cibirnya menggeser sedikit tubuh agar tidak berdekatan dengan Cledort.

"Apa tidak ada hal yang lebih bermanfaat selain bertengkar? setidaknya dari pada kalian tidak berguna, lebih baik pikirkan jalan keluar dari sini dan menemukan kastil Atthanaseus sebelum malam Rad moon tiba" ujar Adolf menegur.

"Kau benar, baiklah maafkan aku" ujar Victory mengusap puncak kepala Cledort. "Tapi apa yang harus kita lakukan?"

"Tidak ada sesuatu, kita hanya harus menemukan jalan keluar dari sini. Dan juga apa kalian masih ingat dengan Dimensi mirror yang harus di pelajari juga?" ujar Adolf.

Victory dan Cledort serempak mengangguk. "Yah tentu saja kami mengingatnya. Tapi bagaimana bisa mempelajarainya? sedangkan kita saja tidak tahu seperti apa dasarnya. Tidak ada petunjuk sama sekali untuk  Dimensi mirror ini" ujar Cledort sambil membuat garis-garis abstrak di atas tanah hitam di sana.

"Makanya kita perlu menanyakan ini pada hyungdule, tapi hologram ini tidak bekerja sama sekali"

"Kau benar"

Srakkk srakkk...

"Diam, sepertinya tidak hanya kita disini" bisik Adolf dengan telunjuk di depan bibir. Tabir transparan melingkupi disekitar mereka.

Srak srak srak..

Adolf, Victory, dan Cledort serentak membulatkan mata mereka menatap kedatangan dua orang pria dari arah berlawanan. Pakaian serba hitam dengan sayap besar di punggung. Dan juga satu buah guci berukuran sedang yang sedang dua orang itu bawa bersamaan.

"Sudah sukup jauh, sebaiknya kita buang di sini saja"

"Yah, lagi pula siapa yang akan berlama-lama di sini selain membuang bukan"

"Baiklah, cepat lakukan"

Salah satu pria itu memejamkan matanya. Membentuk lingkaran di tanah menggunakan sebuah tongkat yang dia bawa-bawa. Dengan sekali gerakan bibir mengucapkan kalimat mantra, tanah yang tadinya di lingkari terangkat keatas.

The Elements{Seven Divination stone}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang