{The Stone. Affarizgeol Kingdom: III}

1.2K 156 56
                                    

Suara dentingan Piano terdengar menggema di satu ruangan besar nan megah. Jemari indah itu terus saja bermain di atas thutsnya. Semua yang mendengar suara indah itu terhanyut dalam buayan alunannya. Alunan penuh emosi. Mendayu, menghanyutkan, dan menghopnotis. Oh sempurna!

BRAK!

Suara pintu di gebrak kasar, tapi tidak membuat namja berkulit pucat itu mengehentikan permainannya. Sampai sang pendobrak pintu berdiri di sampinya sambil mengacungkan sebuah jubah kebanggan di depan wajahnya.

Menghela nafas. "Wae?"

"Wae? kau masih bertanya hyung?! lihat ini jubah ku sobek, dan kau tahu siapa yang membuatnya begini? anjing peliharaan mu itu yang merobeknya!"

"Lalu?"

"Aku membutuhkan yang baru!" pekiknya kesal.

"Masalah sepele begini kau ributkan, ck! berburu saja sana, dan suruh orang kerajaan membuatnya kembali!"

"Kau menyebalkan Ares! kau tahu sendiri kita tidak bisa membuka segel kerajaan ini!"

"Buatlah jubah dari air mata mu saja kalau begitu" acuh pria pucat yang di panggil Ares itu.

"Ah sudahlah, aku pakai yang masih ada saja" ujarnya lesu menghempaskan tubuh di kasur besar elegan itu.

"Yak Ares"

"Hm"

Dia merubah posisi berbarngnya menjadi duduk, ah relat! Terbang lebih tepatnya. "Aku merasakan sensasi aneh sejak satu jam yang lalu"

"Aku juga"

"Eoh? kau juga? aku tidak tahu ini di debut apa, apa mungkin sesuatu akan terjadi?"

Ares memghentikan permainannya lalu berbalik menatap Arsen yang masih melayang-layang di ruang kamarnya, "Hah entalah Arsen, aku juga tidak tahu pasti, tapi aku sangat berharap ini perasaan baik"

"Apa mungkin waktunya sudah tiba?"

"Kita hanya bisa menunggu" Arsen membenarkan ucapan namja pucat di depanya ini.

Suara gaduh di luar kamar Ares membuat keduanya bergeas cepat untuk melihat keadaan. Belum sempat keluar, seorang beseragam layaknya panglima masuk dan menunduk hormat.

"Hormat hamba Prince Ares, Prince Arsen"

"Ada apa?"

"Saat aku dan beberapa prajurit lain berjaga di di perbatasan, aku menemukan beberapa benda-benda aneh di hutan" jelas panglima itu sambil menunjukan kearah pintu masuk dengan salah satu benda yang iya temukan, yaitu benda berbentuk yang lumayan besar, beserta besi-besi lembut di keempat sisi.

"Bukankah itu terlihat seperti tenda? tapi bentuknya aneh sekali" ujar Arsen.

"Lalu apa lagi yang ingin kau sampaikan?"

"Ada yang berhasil menemukan pintu masuk juga membuka segel kerajaan Prince" lanjutnya menunduk bersalah, namun siap menerimah hukuman atau perintah.

Baik Ares maupun Arsen terdiam sesaat sambil menatap saru sama lain. "Perketat keamana dan cari sesuatu yang mencurigakan Luzka!" titah Ares mutlak.

"Di mengerti Prince!" ujar Luzka menunduk hormat dan berlalu pergi.

"Apa mungkin ini saatnya Ares?"

"Entahlah, berdoa lah yang terbaik"

.

.

.

.

.

.

BYUR!

The Elements{Seven Divination stone}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang