Chapter.13

479 26 1
                                    

"Lalu apa isi teka-teki itu?" celetuk Arsen.

"Isinya-'Tujuh jiwa bersama, namun tujuh jiwa terpisah. Sesuatu yang di cari tersimpan bersama sesuatu yang hidup' hanya itu isi teka-tekinya. Coba tebak apa jawabannya"

Mendengar perkataan Belion, seketika pikiran mereka langsung bercabang memikirkan jawaban dari  teka-teki itu.

...

"Hey ayolah hyung, kau sudah tau jawabanya. Kenapa juga kau harus bertanya lagi pada kami yang jelas-jelas tidak tau jawabannya" Arsen mengernyit.

Belion berdecak kesal. Tidak mau sekali mereka ini di ajak pusing. "Tentu saja jawabannya batu ramalan. Dan bam.. seperti biasa aku mendapat imbalannya (peta) setelah memecahkan teka-teki itu" jawabnya.

Mereka hanya mengangguk mengerti dan mencoba untuk tetap terlihat tenang, meskipun di dalam hati mereka sangat merasa cemas. Hell, siapa yang tidak cemas jika mendapat kabar adik kalian berada di dalam hutan terlarang.

Tidak lama setelahnya, Xaiden datang dari arah pintu masuk dengan membawa troli makanan hasil masakannya.

"Sejangnim, sudah saat kalian makan siang. Sebaiknya kalian beristirahat lah terlebih dulu. Semalam kalian tidak tidur,  dan pastinya itu sangat melelahkan" ujarnya setelah merunduk hormat. Tentu saja dia sangat khawatir dengan keadaan Tuannya yang tidak tidur lantaran menanti kabar dari ketiga pangeran termuda.

"Baiklah, terima kasih Panglima Xaiden. Pastikan para Utter Magic tetap di pekarangan istana" perintah Darka.

"Nee sejangnim" patuh Xaiden, dan berlalu pergi setelah merunduk hormat

.

.

.

.

Mata bermanik ungu itu mengerjap perlahan. Atensinya menatap keluar tenda, ternyata masih gelap dan dua kembarannya ini juga masih terlelap. Beranjak keluar dari tenda untuk menuntaskan sesuatu.

"Aishh... Ini terlalu gelap" keluhnya, tetapi masih tetap berjalan kearah belakang pohon besar yang cukup jauh dari tenda. Namun, sesuatu yang berkilau hijau kembali mengalihkan perhatian nya. "Apa itu?" Penasarannya lalu menghampirinya untuk memastikan.

Sementara di tenda. Selang beberapa menit setelah Adolf keluar, Cledort juga ikut terbangun. "Di mana anak itu?" herannya saat melihat tempat yang Adolf tiduri kosong.

"Yak.." ujarnya membangunkan Victory. Namun hening tidak ada pergerakan.

"Yaa.. Vic.. bangun.." panggilnya sekali lagi. Kesal karena tidak ada perubahan, mengambil ancang-ancang lalu

Plak..

"Yaakkk!" Pekiknya setelah memberi pukulan indah. Sedangkan yang di pukul sudah pasti terlonjak kaget.

Victory berdecak. "Demi kerang ajaib Cledort... bisakah kau diam? Aku mengantuk, jangan bangunkan aku" gerutunya.

"Yah yah terserah. Bangunlah, bantu aku mencari Adolf. Dia menghilang"

Mendengar kata Cledort, mata Victory yang terpejam langsung terbuka lebar. "Maksudmu?"

"Ntahlah, sudah cepat bangunnnn!"

"Astaga, iya iya iya"

Keduanya keluar dari dalam tenda, menelisik kesana kemari. Namun sejauh mata memandang, hanya gelap yang mereka lihat. "Kita tidak bisa menemukan nya jika gelap begini"

The Elements{Seven Divination stone}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang