{The stone.Barlanius Kingdom:VII}

1.5K 166 46
                                    

'Jiwa kita sudah kembali'

.

.

.

.

.

Dinding menara tertinggi kerajaan ini yang tepat di depannya terdapat sebuah jam menunjukan angka enam belas romawi pertanda hari sudah mulai sore. Tapi, dari ketujuh kembaran itu tidak ada satu pun di antara mereka yang ingin menyudahi kegiatan bermain mereka. Dan sekarang mereka tengah duduk di bawah dua pohon kembar berbeda warna meyatu membentuk setengah lingkaran.

"Hyung aku sangat penasaran dengan isi pilifiun bulan itu" ujar Namjoon menunjuk pilifiun dengan lambang bulan di atasnya.

"Aku juga. Tapi apa tidak masalah jika kita masuk. Itu kan tidak sopan" ujar Hoseok.

"Kalian penasaran dengan pilifiun itu, berbeda dengan aku yang penasaran pada gundukan tanah aurora itu" ujar Jin.

"Kalau begitu malam ini saja kita ketempat gundukan tanah aurora itu. Kalau pilifiun aku tidak yakin, itu kan tempat yang hanya raja boleh memasukinya" ujar Jimin.

"Tapi, siapa yang tahu jika di dalam sana ada batu ramalan itu. Kita bisa masuk kesana tanpa tahu dari orang-orang kerajaan ini" ujar Taehyung menimpal. Jika batu itu benar ada di dalam pilifiun tapi mereka sebaliknya ketempat aurora itu. Maka, waktu mereka tentunya terbuang sia-sia.

"Menyelusup masuk kesana maksud mu?" Yoongi menaikan sebelah alisnya.

"Ne"

"Mwo. Meyelusup? yak, kita baru saja bebas dan keluar dari penjara gelap itu karena kesalah pahaman. Jangan sampai kita kembali kesana karena tertangkap benar-benar meyelusup masuk ke pilifiun raja itu. Aku jelas saja tidak mau itu terjadi" omel Jin panjang lebar. Jungkook menganggukan kepalanya cepat. Dia jelas tidak mau masuk kesana lagi. Tempat gelap, tidak ada kasur empuk, dan tidak di beri makan. Oh, sungguh mimpi buruk yang mengerikan baginya.

"Kau benar. Seperti yang Hosiki hyung bilang, itu sangat lah tidak sopan menurut ku" ujar Namjoon membenarkan ucapan Hoseok.

"Jadi..., kita tidak akan masuk kedalam sana?" tanya Taehyung.

"Tentu saja-" jawab Jin menggantuk. Taehyung yang tidak menyadari jeda kalimat Jin pun terkuli lesu, padahal sudah lama dia tidak melakukan pelanggaran dan kenakalan. Ah, dia merindukan  sekolahnya di mana dia bisa membolos dan mengerjai para yongja.

"Kami mau" lanjut mereka bersamaan lalu terbahak. Taehyung terlonjat kaget.

"Hey, hey, kenapa kalian tertawa"bingung Taehyung. Seketika ekspresi blank Tae keluar saat berpikir, sepertinya dia melewatkan sesuatu. Taehyung membelalak lalu bertepuk tangan.

Mereka tiba-tiba sama terdiam, saling melirik jenaka. Lalu terbahak bersama- sama sungguh kejahilan yang mendominasi. Tapi mereka tentunya masih tidak menyadari jika ini adalah dunia elemen bukan dunia manusia modernisasi.

.

.

.

The Elements{Seven Divination stone}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang