Part 34

35 3 6
                                    

   Sinar matahari yang secara tidak sengaja masuk melalui sela jendela dan menyinari seluruh ruangan ini, kini membangunkan ku. Membuatku sedikit mengernyitkan mataku sebelum mengusapnya beberapa kali sampai akhirnya aku membuka mata.

   Aku terbangun di sebuah ruangan yang familiar untuk ku. Bukan karena ini adalah kamar ku sendiri tapi karena aku pernah menghabiskan satu malam di dalam ruangan ini. Ruangan yang ku tempati tepat sehari sebelum semua kejadian itu terjadi. Ya, kalian benar aku berada di kamar tamu Taehyung saat ini.

   Aku tidak ingat apa yang terjadi setelah aku tertidur di dalam pelukan Taehyung kemarin, tapi ku rasa dia membawa ku pulang bersamanya dan sekarang disini lah aku, bangun dengan mataku yang sembab dan kepala yang sedikit pusing. Aku terus berputar di tempat tidur ini, mencoba membuat diriku nyaman dan tertidur kembali tanpa memperdulikan sudah pukul berapa saat ini. Tapi sekeras apapun aku mencoba aku tetap tidak bisa tertidur kembali dan berakhir terdiam di atas tempat tidur sembari menatap langit-langit ruangan ini.

   Semua hal yang terjadi kemarin kembali terlintas di otak ku, seperti potongan-potongan sebuah drama yang terasa tidak nyata. Apakah benar kemarin CEO mengancam ku? Apa benar kemarin aku bertengkar dan akhirnya berpisah dengan Jinyoung? Apakah benar dia meninggalkan ku? Semua hal itu membuat pandangan ku berputar secara tiba-tiba dan disertai dengan sakit kepala yang luar biasa, membuat ku berteriak tanpa ku sadari.

   Sakit kepala yang ku rasakan sangat menggangguku, ini membuat ku tidak bisa fokus kepada hal lain, kecuali rasa sakit. Setiap kali aku membuka mata, aku tidak bisa melihat hal lain kecuali ruangan yang berputar atau terkadang titik hitam yang berkeliaran di depan ku. Telingaku, mereka juga sama, aku tidak bisa mendengar apapun kecuali suara dengungan yang semakin menyakiti ku.

   Aku benar-benar tidak bisa merasakan apapun, sampai akhirnya sepasang tangan menarik ku kedalam pelukannya dan meletakkan kepalaku di atas dadanya sembari sedikit memijat kepalaku, mencoba sedikit menghilangkan rasa sakit yang ku rasakan.

   Walaupun aku tidak bisa mendengarnya, aku tahu bahwa saat ini dia membisikkan kata-kata menenangkan untuk ku, memberitahu ku bahwa semuanya akan baik-baik saja, dan bahwa dia tidak akan pernah meninggalkan ku. Satu tangannya terus memijat kepala ku, dan tangannya yang lain bergerak naik turun di punggung ku, memberikan efek menenangkan bagiku. Dan semakin berjalannya waktu, rasa sakit yang kurasakan berkurang, dan aku sekarang bisa mendengar suaranya dengan jelas.

"T-tidak apa Jisoo... A-aku d-disini... Jangan khawatir." kata Taehyung

   Kenapa suaranya terdengar sedikit serak dan bergetar. Apakah dia menangis?

   Aku sedikit menarik kepalaku menjauh dari dadanya dan menaikkan pandangan ku ke arah wajahnya. Dan benar saja. Dia menatap mataku dengan mata yang memerah dan air mata yang mengalir dari matanya, serta rasa khawatir yang terlukis jelas di wajahnya.

   Entah bagaimana sesuatu terlintas di pikiran ku dan membuatku meletakkan kepala ku kembali di dadanya, sembari memeluknya dengan erat.

'Bagaimana bisa orang yang sangat ku cintai, meninggalkan ku disaat seperti ini. Tapi orang yang awalnya ku benci, malah ikut menangis bersama ku saat ini dan bahkan berjanji bahwa dia tidak akan pernah meninggalkan ku. Apakah sejak awal aku salah menilai mereka berdua?'

   Aku kembali menarik tubuhku dari pelukan Taehyung ketika aku mendengar suara tangisan yang semakin kuat. Dia terlihat sangat berantakan, mata dan hidung yang memerah, air mata yang mengalir di pipinya, membuatnya terlihat sangat kacau.

"M-maafkan aku Jisoo." katanya lemah kepada ku

   Aku menggelengkan kepalaku, sebelum akhirnya mengangkat kedua tanganku dan meletakkannya di atas kedua pipinya, menghapus air matanya. Dia memejamkan kedua matanya dan menyandarkan kepalanya pada telapak tangan ku, seakan-akan dia sangat menikmati saat-saat ini.

Remember MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang