Part 10

50 4 0
                                    

"Sudah, sekarang masuk lah. Ini sudah terlalu malam." Katanya, sesampainya kami di depan gedung apartemen ku
"Ya. Kau juga akan langsung pulang kan? Tidak akan pergi ke tempat lain lagi."
"Tentu saja, aku pasti akan langsung pulang. Jika tidak, pasti manager ku akan lebih heboh lagi." Katanya

   Ia menunjuk kan ponsel nya di depan wajah ku. Di layarnya tertuliskan 'manager' yang sudah menelfon nya lebih dari 50 kali tapi tidak ia angkat sekali pun. Dan juga pesan yang melebihi 100 pesan masuk tapi tidak ia balas sedikit pun.

"Dia telah menghubungi mu dari tadi?" Tanya ku khawatir
"Ya, tapi tidak masalah. Kau tidak perlu memikirkan nya. Ini sudah biasa terjadi." Katanya tanpa beban sedikit pun
"Bukankah ini bisa membuat mu dalam masalah?"
"Tidak. Sudah ku bilang jangan pikirkan hal ini. Lebih baik kau masuk saja, pasti member mu sudah khawatir saat ini. Sana masuk lah." Katanya sembari mendorong tubuh ku pelan agar berjalan ke arah pintu depan gedung apartemen
"Kau yakin kau tidak akan kena masalah karena ini?" Tanya ku lagi
"Tentu saja tidak. Sudah masuk lah."

   Aku tersenyum dan mengangguk kan kepalaku. Lalu berjalan ke depan pintu gedung apartemen. Setelah selangkah masuk aku berhenti lalu membalikkan badan ku, dan melihat ke arahnya. Dia masih di sana, dan tersenyum ke arah ku.

"Ada apa?" Tanya nya
"Tidak ada." Kata ku sembari menggelengkan kepala

   Aku kembali membalikkan badan ku, dan berjalan masuk. Tapi langkah ku terhenti. Ketika ia memanggil nama ku.

"Jisoo."
"Ya?"
"Sampai nanti." Katanya yang diikuti oleh lambaian tangan
"Sampai nanti juga." Kata ku sembari membalas lambaian tangan nya

***

   Suasana di dalam apartemen ku sudah sangat sepi saat ini. Semua lampu juga sudah di matikan, dan tidak ada suara sedikit pun.

'Mungkin mereka semua sudah tidur' pikir ku.

   Aku melepaskan sepatu ku. Menggantung jaket. Dan berjalan menuju kamar ku, agar aku bisa segera mandi dan berganti pakaian. Aku berjalan tanpa memperhatikan sekeliling, berfikir bahwa tidak ada orang yang masih bangun pada jam ini. Sampai akhirnya aku di kejutkan oleh sebuah suara yang membuat ku berteriak.

"Eonni. Dari mana saja kau?" Kata sebuah suara itu
"Aaaaaa. Astaga. Siapa itu?" Tanya ku sembari mencari saklar lampu dan menghidupkannya
"Jennie?" Lanjut ku ketika aku sudah bisa melihatnya dengan jelas

   Dia menatap ku dengan tatapan yang penuh rasa kesal. Dan juga rasa khawatir terlukis jelas di wajahnya. Sepertinya dia telah menunggu ku dari tadi.

"Sekarang jawab aku, kau dari mana? Tidak kah kau lihat sudah jam berapa ini? Kau tidak mungkin baru pulang dari studio jam segini. Apa kau tidak tahu aku sampai harus berbohong kepada manager, mengatakan bahwa kau sudah sampai di rumah sejak tadi karena tidak mau kau terkena masalah." Dia terdiam sebentar lalu kembali melanjutkan
"Kau tidak tahu betapa khawatirnya aku. Aku kira sesuatu terjadi pada mu di perjalanan pulang. Kau juga tidak mengangkat telfon ku."
"Maafkan aku Jennie. Aku tidak tahu kalau kau menghubungi ku. Telfon ku mati sejak 2 jam lalu." Jawab ku
"Sudah lah. Tidak apa. Tapi dari mana saja kau, ha? Kalau kau berada di studio sampai selarut ini pasti kau bisa mengisi daya ponsel jika ponsel mu mati. Tapi kau membiarkannya. Jadi kau pergi ke mana, eonni?" Tanya nya menggebu-gebu
"Tenang lah Jennie. Kecilkan suara mu, nanti Rosé dan Lisa dengar. Ini sudah malam."
"Baiklah-baiklah. Maaf. Jadi sekarang jelaskan." Katanya dengan suara yang lebih kecil
"Aku tadi... Aku pergi... berkencan dengan Jinyoung." Kata ku pelan
"Apa? Kau berkencan dengan Jinyoung?" Tanya nya tidak percaya
"Ya, dia menunggu ku di luar gedung agensi, dan menemui ku. Lalu dia  mengajak ku pergi berkencan." Jelas ku
"Eonni, tak tahukah kau bahwa itu berbahaya? Bagaimana jika ada yang melihat mu bersamanya?"
"Aku tahu, hanya saja tadi dia meyakinkan ku bahwa tidak akan terjadi masalah. Dan lihatlah, dia benar. Memang tidak terjadi apapun kan?"
"Iya saat ini tidak terjadi apapun. Belum." Kata nya kesal
"Sudah percaya lah padaku Jennie. Bahwa tidak akan terjadi apapun, tidak akan ada yang tahu tentang ini."

Remember MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang