Part 39

48 3 4
                                    

Note : 18+ (mention about blood, suicide, depression)

   Berhenti lah. Ku bilang berhenti. Kenapa tidak mau berhenti? Aku lelah. Mataku juga sudah sangat merah dan bengkak. Tapi kenapa air mataku tidak mau berhenti juga?

   Otak ku terus memberitahu bahwa ini bukan apa-apa. Aku terus memberi tahu diriku sendiri bahwa aku baik-baik saja. Tapi kenapa tetap terasa sakit?

   Aku tahu mereka mengatakan itu semua karena tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Mereka tidak tahu bahwa aku lah yang tersakiti. Tapi bukankah jika kau memang tidak mengetahui apapun, akan lebih baik jika kau diam saja?

   Sekarang, entah bagaimana aku telah menggenggam ponsel ku yang menampilkan nomor telfon beserta sebuah nama yang tertulis di layar ponsel ku.

'Taehyung'

   Apa alam bawah sadar ku secara tidak sengaja membuat ku melakukan ini? Apa aku harus menelfon nya dan menceritakan hal ini padanya?

   Tidak, lebih baik tidak. Aku tidak mau mengganggunya. Akan lebih baik jika aku menyimpannya sendiri. Taehyung sudah terlalu kesusahan dengan semua masalah yang terjadi selama ini, aku tidak mau membebaninya lagi.

   Aku meletakkan ponsel ku kembali ke atas meja, dan beranjak dari sana untuk membasuh wajahku.

   Ketika pandangan ku jatuh ke atas cermin yang terletak di depan ku. Aku sempat tidak mengenali nya. Siapa orang ini? Wajah dan tubuhnya terlihat lebih kurus dari biasanya, dia terlihat pucat, gayanya berdiri juga terlihat aneh seakan-akan dia bisa terjatuh kapan saja. Apa benar orang ini aku?

   Apa yang terjadi padaku? Sejak kapan aku jadi seperti ini? Kemana diriku yang dulu? Kemana perginya kehidupan ku yang penuh kebahagiaan? Aku merindukannya. Diriku yang penuh kebahagiaan, penuh dengan energi positif dan tidak perduli dengan omongan siapapun. Kemana perginya orang itu?

   Ah benar. Dia sudah lama mati.

***

   Aku sedang memasak makanan untuk makan malam ku, sebelum akhirnya secara tiba-tiba terlintas banyak hal di pikiran ku. Tentang ini dan itu, tentang semua hal yang terjadi padaku. Tanpa sadar pisau yang sedang ku gunakan untuk memotong wortel semakin mendekati jari ku dan akhirnya mengiris tanganku, membuat ku meringis kesakitan.

"Aaah." kataku sembari menarik tangan ku dan memeriksanya

   Mataku menatap tetes demi tetes darah yang keluar dari jari ku. Ini terlihat menyeramkan, tapi juga menyenangkan untuk dilihat. Sekarang aku paham, beginilah perasaan orang lain jika melihat hidupku, mereka sebenarnya merasa kasihan dan ingin menolong ku, tapi secara bersamaan mereka juga ingin terus menonton dan melihat kehancuran ku.

"Hahahahaha." tawa ku memecahkan keheningan secara tiba-tiba, yang bahkan mengejutkan diriku sendiri.

"Ini terasa menyenangkan. Haruskah aku membuat luka lainnya?" Tanyaku kepada diriku sendiri

   Mataku mengalihkan pandangannya kepada pisau yang tadinya ku lempar dan sekarang terletak di lantai. Aku berjalan mendekat dan segera mengambilnya, menggenggam benda itu dengan erat.

"Ayo kita akhiri saja. Kita akhiri sekarang, jadi tidak ada lagi yang terluka." kataku meyakinkan diriku sendiri

   Dengan menggerakkan tangan kanan ku yang sedari tadi telah menggenggam pisau, aku mulai mengiris pergelangan tangan kiri ku secara perlahan. Membiarkan darah ku menetes semakin banyak.

   Ini terasa lucu, ketika darah yang keluar dari sana semakin banyak, maka beban ku terasa semakin berkurang. Ku rasa lebih baik jika aku membuatnya di tempat lain lagi.

   Tepat ketika tangan kanan ku bergerak untuk mencari posisi lain, dan bersiap melakukan hal yang sama dengan apa yang ku lakukan beberapa menit lalu. Aku merasakan pukulan keras mendarat tepat di atas tangan kananku, membuat ku menjatuhkan pisau itu.

   Dengan perasaan yang terkejut, aku tidak bisa mencerna apa yang terjadi, aku hanya terdiam tidak berbicara ataupun bergerak sedikit pun.

"JISOO!! APA YANG KAU LAKUKAN?!" Bentak seseorang, yang saat ini telah berdiri di depan ku dan menggenggam kedua lengan ku dengan erat tapi tidak sampai menyakitiku

"JISOO, JAWAB AKU! APA YANG KAU LAKUKAN? KENAPA KAU MELUKAI DIRIMU SENDIRI?! JAWAB AKU!"

   Aku mengangkat pandanganku dan menatap wajah orang ini. Tapi aku tidak bisa mengenali nya, pandanganku kabur, kepala ku pusing dan aku pun mulai kehilangan keseimbangan ku.

"Jisoo? JISOO!!"

   Adalah kata terakhir yang ku dengar, sebelum aku terjatuh dan semua pandangan ku memudar.

°°°

Remember MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang