Part 17

42 5 0
                                    

"Sudah disini saja. Terima kasih telah mengantar ku, Taehyung. Sekarang kau bisa pulang." Kataku ketika kami tepat berada di depan apartemen ku

   Dia menganggukkan kepala, menandakan bahwa dia mengerti. Tapi anehnya, dia tidak bergerak, dan tetap diam di tempat ia berdiri. Matanya terus memandang ku, membuatku binggung.

"Ada apa?" Tanyaku
"Tidak ada."
"Lalu kenapa kau tidak pulang?"
"A-aku.."
"Aah, apakah kau ingin meminta ku bertanggung jawab karena kau terluka akibat bertengkar dengan Jinyoung tadi? Karena kau membela ku tadi?" Potongku
"Tidak. Bukan begitu, aku hanya..."

   Kalimatnya kembali terhenti, bukan karena aku menyelanya, tapi karena pintu yang berada di belakang ku tiba-tiba terbuka. Membuat pandangan ku dan Taehyung beralih kesana.

"Iya. Aku mengerti eonni. Tapi kita harus kemana dulu? Kita tidak tahu dimana keberadaan Jisoo eonni, dan kita juga tidak mungkin mengelilingi Korea untuk mencarinya, kan?" Kata Rosé kepada Jennie yang berada di belakangnya
"Entahlah. Tapi kita harus mencarinya sebelum manager datang. Bisa berbahaya jika manager datang dan dia tidak ada disini, apa yang akan kita katakan nanti?" Jawab Jennie
"Jadi kita akan kemana?" Tanya Rosé lagi
"Coba saja kerumah jisoo eonni yang dulu, mungkin dia disana."
"Tapi kalau tidak ada?"
"Aku tidak tahu, tapi sebaiknya kita..."
"Eeheeemm." Sela Taehyung di antara perdebatan kedua member ku ini

   Jennie dan Rosé mengalihkan pandangan mereka padaku dan Taehyung. Pada akhirnya menyadari keberadaan kami. Mereka tidak mengatakan apapun, mungkin saja terkejut karena aku sudah berada di depan rumah saat ini, apalagi bersama dengan Taehyung. Jika aku ada di posisi mereka, aku juga pasti akan terkejut.

"Jisoo eonni!!! Dari mana saja kau, hah? Kenapa kau tidak pulang semalaman?" Tanya Rosé sembari berlari kearah ku, dan memelukku
"Aku kemarin.."
"Dia menginap dirumah ku." Sela Taehyung, yang membuat kedua member ku ini menampilkan ekspresi binggung mereka
"Ceritanya panjang, ku rasa kalian bisa bertanya pada Jisoo nanti. Tapi kalian perlu tahu bahwa kami tidak melakukan apapun, aku hanya menolongnya dan membawanya ke rumah ku, karena aku tidak tahu dimana dia tinggal." Lanjutnya, yang di jawab anggukan kepala oleh Jennie dan Rosé

"Terima kasih senior Taehyung. Aku tidak tahu apa yang terjadi, tapi aku yakin ini semua terjadi karena kecerobohan Jisoo eonni. Sungguh aku berterima kasih karena kau sudah menolongnya." Kata Jennie
"Tidak masalah. Lagi pula ini bukan sepenuhnya salah Jisoo. Kalian pasti akan mengerti ketika dia menceritakannya nanti."
"Tapi, Jennie benar. Terima kasih, karena telah menyelamatkan ku." Kataku, membuat pandangan Taehyung mengarah padaku, dan ia menganggukkan kepalanya

"Kurasa sebaiknya kalian membawa Jisoo masuk, dia pasti sangat kelelahan sekarang. Berikan dia teh hangat atau apapun yang bisa membuatnya tetap hangat, dia terlihat mulai terserang flu. Jagalah dia, aku permisi dulu." Katanya kepada Jennie dan Rosé
"Tapi tunggu, luka mu?" Tanyaku
"Ah, ini bukan apa-apa. Aku bisa mengobatinya sendiri, kau tidak perlu memikirkan ku, pikirkan saja dirimu sendiri. Aku pergi dulu." Katanya angkuh lalu menundukkan tubuhnya dan pergi

   Aku tidak mengerti dengan sifatnya. Tadi pagi dia bersikap sangat angkuh, lalu dia membela ku di depan Jinyoung dan bersikap sangat perhatian, lalu sekarang dia bersikap angkuh lagi. Apa dia punya kepribadian ganda atau semacamnya? Atau keangkuhannya hanya topeng untuknya agar orang lain tidak melihat kelemahannya?

   Sosoknya yang berjalan semakin menjauhi ku, tetap saja ku perhatikan, sampai akhirnya dia menghilang masuk ke dalam lift. Apa dia memang baik-baik saja? Luka-luka di tubuhnya terlihat menyakitkan. Apalagi luka yang berada di area wajahnya. Bagaimana jika managernya tahu. Aku jadi merasa bersalah padanya.

   Tapi tunggu dulu. Kenapa aku malah memikirkannya. Bagaimana dengan Jinyoung. Dia juga terluka kan? Bahkan kurasa di terluka lebih parah dari Taehyung. Aku juga malah meninggalkannya begitu saja. Seharusnya aku tetap disana, dan berbicara padanya. Walaupun dia mengatakan hal kasar padaku, tapi itu karena dia cemburu dan salah paham. Aku seharusnya tidak mengambil hati atas tindakannya. Tapi sebaliknya, aku malah meninggalkannya, dan pergi bersama Taehyung. Astaga, bodohnya aku.

Remember MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang