Part 5

74 6 0
                                    

"Jisoo. Jisoo bangunlah." Terdengar suara seorang laki-laki yang mencoba membangunkan ku.

   Aku membuka mataku secara perlahan. Sampai akhirnya mataku terbuka sepenuhnya, dan aku mulai menyadari bahwa aku tidak sedang berada di kamarku. Ini pun bukan di rumah ku. Ini membuat ku panik dan berusaha duduk secepatnya, menyebabkan punggung ku terasa sangat sakit, panas, seperti terbakar.

"Jisoo, tenanglah. Pelan-pelan saja. Kenapa kau buru-buru seperti itu?" Tanya laki-laki yang suaranya telah membangunkan ku, yang tidak lain adalah sahabatku Jae-won.

   Melihatnya membuat ku lebih tenang sedikit. Tapi tetap saja aku masih sedikit panik.

"Dimana aku?" Tanyaku padanya.
"Kau di rumah sakit. Kau sudah berada di sini sejak tadi malam. Aku membangunkan mu karena ini sudah waktunya sarapan dan minum obat."

   Rumah sakit? Seketika pikiran ku kembali mengulang semua kejadian yang terjadi tadi malam. Aku berjalan pulang, seorang laki-laki menabrak ku, laki-laki itu tidak lain adalah bias ku, Leader ilios, Park Jinyoung. Lalu dia mengendong ku ke rumah sakit. seharusnya dia ada disini juga kan? Dimana dia?

"Park Jin.."
"Dia sudah pergi." Potong Jae-won.
"Dia tidak terluka parah, jadi dokter mengizinkannya pulang lebih dulu. Tapi tenang saja semua biaya rumah sakit telah diurus olehnya." Lanjut Jae-won.
"Kapan dia pergi?" Tanyaku.
"Entah lah, ketika aku datang dia sudah pergi. Aku hanya bertemu dengan managernya yang meminta maaf atas kejadian ini dan mengatakan bahwa semua biaya rumah sakit telah mereka bayarkan lalu dia meminta mu untuk tidak membahas ini kepada media."

   Aku hanya mengangguk, menandakan bahwa aku mengerti. Aku menundukkan kepalaku, dan mulai berfikir. Tentu saja dia akan pergi setelah urusannya selesai. Kenapa juga dia akan tetap disini bersama ku? Memangnya aku ini siapa? Aku hanya orang biasa yang tidak sengaja ia tabrak kan. Tapi kenapa terasa sangat mengesalkan, mengetahui dia pergi tanpa mengatakan apapun padaku.

"Ini habiskan sarapan mu, lalu minum lah obat ini. Dokter mengatakan tulang punggungmu cedera karena benturan yang kuat, tapi itu tidak terlalu serius, jadi kau tidak perlu khawatir. Hanya saja dalam beberapa hari kau harus mengurangi pergerakan yang terlalu menggunakan tubuh bagian atas mu, menari contohnya." Kata Jae-won sambil memberikan sarapan dan obat ku.
"Aku tidak bisa menari? Lalu bagaimana aku bisa berlatih untuk debut ku?" Tanya ku.
"Debut mu? Kau akan debut?"
"Ya, aku, Jennie, Lisa, dan Rosé. Kami akan segera debut, dan harus mengurus semuanya dalam waktu 6 bulan. Tapi bagaimana aku akan mengurus debut ku jika aku tidak boleh menggerakkan tubuh bagian atas ku secara berlebihan? Bagaimana aku akan berlatih koreo laguku?" Tanya ku dengan nada marah yang dicampur dengan kepanikan.
"Tenang lah Jisoo, jika kau mendengarkan kata dokter, beristirahat yang cukup, dan meminum obat mu, kurasa kau akan cepat pulih. Lagi pula dokter sudah mengatakan ini bukan cedera serius. Jadi sekarang jangan pikirkan apapun, fokus saja pada kesehatanmu. Semakin kau tidak mendengarkan apa yang dokter katakan akan semakin lama masa pemulihan mu. Jadi tenang saja. Kau mendengar ku kan?" Kata Jae-won.

   Aku mengangguk kan kepalaku. Masih merasa kesal, tapi memang apa yang di katakan Jae-won ada benarnya. Aku harus benar-benar beristirahat agar aku cepat pulih, dan bisa berlatih lagi.

"Sudah, makan lah sarapan mu. Aku harus pergi bekerja sekarang. Jangan khawatirkan latihan mu, aku sudah menelfon Jennie, dan memberi tahu semuanya tadi. Jadi jangan pikirkan apapun ok? Aku pergi dulu, jangan lupa minum obatmu, aku akan datang lagi nanti malam." Kata Jae-won sembari mengelus kepalaku, mengambil mantelnya yang terletak di atas sofa yang berada di samping tempat tidur ku, lalu berjalan keluar ruangan.
"Ini mengesalkan." Kataku kepada diriku sendiri

***

   Sudah 4 hari sejak aku masuk ke rumah sakit, dan dokter mengatakan jika dalam pemeriksaan terakhir aku dinyatakan lebih baik, aku akan di perbolehkan pulang. Ini sudah hampir tengah hari yang berarti beberapa saat lagi waktu kunjung dokter akan tiba. Aku berharap dokter akan membiarkan ku pulang hari ini.

Remember MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang