Part 29

31 3 10
                                    

"Ini ice cream mu."
"Terima kasih." kata ku sembari memberi senyuman tipis kepadanya

   Setelah dia menelfon ku dan aku memberitahu dimana keberadaan ku, dia benar-benar datang. Pada awalnya aku tidak mengatakan apapun padanya, tapi pada akhirnya aku mengeluarkan semua. Semua hal yang selama ini ku pendam, dia sekarang tahu semuanya.

   Aku tidak tahu kenapa, tapi selama aku menceritakan semuanya dan menangis, dia juga ikut menangis bersama ku. Bertingkah seakan-akan dia mengerti dengan apa yang kurasakan, atau hanya karena simpatinya terhadap ku. Apapun itu, dia terlihat sangat tulus dan aku bisa merasakannya.

"Bagaimana sekarang? Perasaan mu sudah lebih baik kan?" tanyanya memecahkan keheningan
"Iya, sudah lebih baik." kata ku pelan
"Lihat, benarkan apa yang ku katakan, perasaan mu akan lebih baik jika kau pergi keluar, dari pada hanya terdiam di dalam rumah itu."
"Iya, kau benar. Terima kasih telah membawaku ke pantai ini Taehyung." kataku tanpa memandangnya

   Dia yang tidak menjawab perkataan ku membuat ku bingung, sehingga aku pun memalingkan wajahku kearahnya. Dia duduk di sana, tepat di sebelah ku, di atas pasir yang terbentang di sepanjang pantai ini.

   Ini pertama kalinya aku menatap wajahnya dalam jarak sedekat ini atau setidaknya inilah pertama kalinya aku berada di dekatnya dalam keadaan sadar seutuhnya, tidak dalam keadaan marah ataupun menangis, membuat ku menyadari betapa tampannya dia. Ditambah lagi sinar orange dari matahari yang hampir tenggelam yang menyinari wajahnya, membuatku semakin tidak bisa memalingkan mataku darinya.

"Aku tahu jika wajahku ini memang tampan, tapi bukankah tidak sopan memandangi wajah teman dari kekasihmu seperti ini?" tanyanya sembari menatap mataku, membuatku otomatis memalingkan wajahku

   Astaga, apa yang ku pikirkan tadi. Kenapa aku memandang wajahnya seperti itu? Ku rasa aku sudah gila.

"Hey Jisoo. Apalagi yang kau pikirkan sekarang? Apa kau tahu, wajahmu itu sudah seperti akan meledak, terlihat sangat merah." katanya sembari menjentikkan jarinya di depan wajahku
"A-aku tidak memikirkan apapun. Apa yang kau bicarakan." kataku semakin memalingkan wajahku darinya
"Yaampun, jangan katakan padaku bahwa kau memikirkan hal yang tidak-tidak dengan ku. Jisoo kau memang cantik, tapi kau adalah pacarnya Jinyoung, tidak baik untuk mu jika kau memikirkan itu." katanya sembari menutupi dadanya dengan kedua tangannya, seakan-akan melindungi tubuhnya dariku
"Ya! Apa yang kau bicarakan! Apa kau gila?!"

   Aku mengangkat tanganku, ingin memukulnya, tapi sebelum tangan ku mendarat di tubuhnya, dia sudah berdiri dengan tangan yang masih dia silangkan di dadanya dan memasang ekspresi seakan-akan dia melihat orang yang paling mesum sedunia.

"Astaga Jisoo. Aku tidak menyangka kau semesum itu." katanya menggoda ku, lalu berlari menjauh seperti tahu bahwa jika dia berdiri sedetik lagi saja di samping ku, dia tidak akan selamat

   Aku segera bangkit dari duduk ku dan mulai berlari mengejarnya. aku benar-benar kesal dengannya. Bagaimana bisa dia bersikap sangat percaya diri seperti itu?

   Kami terlalu sibuk dengan satu sama lain, sampai-sampai kami tidak menyadari bahwa ada seseorang yang sudah memperhatikan kami sedari tadi dan akan menimbulkan masalah yang lebih besar untuk ku.

***

   Jam tangan ku sudah menunjukkan pukul 09.30 pm sekarang dan hari sudah benar-benar gelap disaat aku dan Taehyung sedang berdiri berdampingan di dalam sebuah bus. Setelah aku menaiki bus ini aku baru menyadari bahwa hari ini adalah akhir pekan, jadi walaupun hari sudah malam masih begitu banyak orang yang menghabiskan waktu mereka di luar rumah. Bahkan di bus ini pun begitu, itulah alasannya kenapa kami berdua tidak mendapatkan tempat duduk dan harus berdiri saat ini.

   Mungkin kalian bertanya, kenapa kami tidak menggunakan taxi saja. Pada awalnya aku dan Taehyung juga ingin menggunakan taxi, hanya saja, walaupun sudah menunggu sampai lebih dari 30 menit tidak ada satupun taxi yang lewat dalam keadaan kosong. Membuat ku dan Taehyung pada akhirnya dan mau tidak mau harus menggunakan bus.

   Bus sangat penuh sesak saat ini, membuatku yang memiliki postur badan yang kecil jadi mudah terhimpit dengan orang lain. Apalagi di tambah hoodie dan masker yang ku gunakan, membuatku semakin berkeringat dan susah bernafas. Tapi syukurnya Taehyung menyadari itu. Dia menarik ku dan membuat ku berdiri di depannya, dengan salah satu tangannya yang menggenggam handle grip bus dan tangan lainnya yang ia lingkarkan di belakang punggung ku. Melindungi ku.

"K-kau tidak p-perlu seperti ini." kataku terbata-bata
"A-apa m-maksudmu? Aku hanya berusaha menjadi laki-laki yang baik. A-aku harus melindungi mu disaat seperti ini kan? B-bagaimana jika ada orang cabul yang berusa-"

'Cekrik'

"Apa itu?" tanya Taehyung sembari mengalihkan pandangan ke arah datangnya suara itu
"T-taehyung? Apakah itu-"
"Tidak mungkin Jisoo. Tidak mungkin ada orang yang mengenali kita, kita sudah menutupi muka kita seperti ini... A-aku benar, k-kan?"

'Cekrik'

   Suara itu terdengar lagi, seperti suara dari seseorang yang mengambil gambar menggunakan sebuah kamera. Tapi di tempat yang padat seperti ini, tidak mungkin ada yang sedang mengambil foto hanya untuk bersenang-senang kan? Jadi memang ada kemungkinan besar bahwa orang itu memang mengambil foto kami. Setidaknya itulah firasat ku dan hal yang menyeramkan adalah sebagian besar firasat ku tidak pernah salah.

   Aku masih memperhatikan orang-orang di sekelilingku, sampai akhirnya Taehyung menarik tangan ku dan membimbingku keluar dari bus ini. Dia terus menggenggam tangan ku, bahkan setelah kami turun dari bus itu dan secara tiba-tiba dia mulai  berlari membuat ku yang berada di belakangnya mau tidak mau harus ikut berlari. Kami terus berlari sampai akhirnya Taehyung menarik ku ke sebuah lorong gelap yang berada di antara dua bangunan tinggi, dan memastikan tidak ada siapapun yang mengikuti kami.

"Taehyung, apakah tadi-"
"Ya. Kurasa seseorang memang mengambil gambar kita."
"S-sungguh? Lalu bagaimana ini? Ini bisa menjadi masalah untuk kita Taehyung. B-bagaimana ini?" tanya ku panik

   Otakku mulai memainkan semua scenario terburuk yang bisa saja terjadi kepadaku dan semua pemikiran itu mulai membuat kepala ku pusing, jantung ku juga berdetak dengan lebih cepat yang bahkan membuat ku berfikir bahwa Taehyung juga bisa mendengar suaranya. Aku juga tidak tahu, apakah ini karena aku baru saja berlari atau karena rasa panik ku, tapi aku mulai merasakan dadaku terasa sesak, keringat mulai membanjiri tubuhku, aku tidak bisa bernapas.

"Jisoo?! Hey, tenang lah."

   Ku rasa tingkah ku yang aneh benar-benar terlihat jelas, sampai-sampai Taehyung bisa menyadarinya walaupun kami berada di tempat yang gelap seperti ini. Dia berjalan mendekati ku dan memeluk ku, mencoba menenangkan ku.

"Tidak apa Jisoo, tenang lah. Tidak akan terjadi apapun dan jika pun hal buruk akan terjadi, aku berjanji padamu bahwa kau tidak akan sendirian, aku tidak akan meninggalkan mu Jisoo, tidak akan pernah. Karena aku-"

   Dia terdiam sebentar, lalu menarik ku semakin dalam ke pelukannya. Benar-benar tidak ada jarak diantara kami, bahkan aku sampai bisa merasakan detak jantungnya yang bisa ku katakan juga berdetak sama kuatnya dengan ku. Dia meletakkan kepalanya di bahu ku, menghirup aroma tubuhku, sebelum melanjutkan kata-katanya, yang kuharap tidak pernah ku dengar.

"Karena aku.. Aku Menyukaimu Jisoo"

°°°

Remember MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang