Part 24

34 5 0
                                    

   Sakit. Ku rasa hanya kata itu yang bisa menggambarkan apa yang ku rasakan saat ini. Hati ku hancur mendengar berita itu. Kenapa saat ini? Kenapa disaat kami sedang bertengkar seperti ini, berita itu malah muncul? Tidak, tidak. Kenapa mereka bisa bekerja bersama lagi? Itu lah pertanyaan yang lebih tepat.

   Bukankah mereka sudah membatalkan kerja sama itu dulu, lalu kenapa mereka melanjutkannya sekarang? Apakah Jinyoung yang memintanya, untuk membuat ku merasakan apa yang dia rasakan? Tapi tidak, ini hanya pekerjaan, diantara mereka tidak akan muncul apapun seperti dulu kan? Iya, kan? Tolong seseorang yakinkan aku.

   Aku terlalu tenggelam dalam semua pemikiran ku sampai tidak menyadari bahwa ketiga member ku sudah menatap ku dan memanggil-manggil namaku terus menerus.

"Eonni? Kau baik-baik saja?" Tanya Jennie kepadaku

   Aku masih terlalu shock dengan apa yang terjadi, sehingga aku tidak bisa merespon perkataannya. Aku hanya menundukkan kepala dan menatap kedua tangan yang ku letakkan di atas pahaku. Dan tanpa ku sadari pandangan ku semakin kabur dikarenakan air mata yang menumpuk di pelupuk mataku.

   Tidak ingin terlihat lemah di depan ketiga member ku aku segera berdiri dan berjalan keluar dari sana. Entah kemana, aku pun tak tahu, yang pasti aku hanya ingin berada sendirian di suatu tempat dan mengeluarkan semua perasaan ku di sana. Dan entah bagaimana kakiku telah membawaku ke rooftop, tempat yang selalu ku datangi ketika hari-hari trainee ku terasa berat.

   Aku berjalan sampai tepi rooftop dan duduk di sana. Merasakan hembusan angin yang secara perlahan menerpa tubuhku dan bunyi sayup-sayup dari kendaraan yang berlalu lalang di jalanan, entah bagaimana kembali menenangkan ku.  Walaupun pikiran ku tentang Jinyoung tidak sepenuhnya menghilang.

   Aku merasakan ponsel yang sedari tadi ku genggam bergetar, menandakan ada panggilan telefon yang masuk. Tapi aku tidak dalam mood untuk berbicara dengan siapapun. Khususnya dengan orang yang sedang menelfon ku saat ini, aku tidak memiliki keinginan untuk berbicara dengannya, jika pada akhirnya kami hanya akan bertengkar dan aku tersakiti.

   Panggilan itu tidak berhenti, dan terus mengganggu ku. Tapi aku pun tetap tidak akan mengangkat nya, atau tidak aku malah akan semakin kesal dan menangis ketika mendengar suaranya. Jadi lebih baik aku biarkan saja, kan?

   Deringan ponselku terhenti setelah mendapat panggilan lebih dari 10 kali. Dan kali ini di gantikan oleh suara pesan yang masuk. Ternyata Jinyoung tidak menyerah juga.

   Aku membuka pesan yang ia kirimkan padaku. Dan hanya ada satu pesan di sana, tapi cukup untuk membuat jantungku berdegup kencang.

'Ayo kita bertemu. Aku akan menjemput mu nanti'.

'Apa lagi yang dia inginkan?' Pikir ku

   Tanpa sadar air mata mulai menggenang di pelupuk mataku, lagi. Kalian mungkin berfikir bahwa aku sedikit berlebihan saat ini. Tapi bagiku tidak. Aku seperti ini karena aku mencintainya. Dia satu-satunya untuk ku. Jika kalian berada di posisiku saat ini, aku rasa kalian juga akan memiliki reaksi yang sama dengan ku.

   Teman masa kecil kalian. Cinta pertama mu. Pergi dan baru kembali setelah menghilang beberapa tahun. Setelah itu dia datang kepada mu, dan bersama dengan mu. Kalian bertengkar hanya karena kesalahpahaman, lalu tiba-tiba muncul berita tentangnya yang bekerja sama dengan mantan kekasihnya. Apa jika kalian berada di posisiku, kalian akan tetap tenang? Ku yakin jawabannya tidak.

   Angin kembali menerpa ku secara perlahan, dan entah bagaimana itu membuat perasaan ku semakin membaik. Seakan-akan mereka mencoba menghibur pikiran ku yang di penuhi berbagai macam hal saat ini.

Remember MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang