Part 19

43 6 0
                                    

   Hanya tersisa 1 hari lagi, dan aku harus memberikan jawabanku kepada Jinyoung. Hanya tersisa 24 jam, tapi aku bahkan masih belum memutuskan apa yang harus ku katakan padanya. Aku sangat ingin bersamanya, inilah yang ku nanti. Tapi entah kenapa aku tidak yakin bahwa aku bisa mengatakan 'YA' kepadanya.

   Kisah yang ia ceritakan padaku 3 hari lalu terus menganggu ku, aku bahkan tidak bisa menyelesaikan pekerjaan ku dengan baik karena itu. Aku merasa bahwa aku tidak bisa menerimanya sebelum aku tahu kebenaran dari sisi Taehyung. Aku ingin mendengar ceritanya juga. Tapi aku tidak tahu bagaimana caranya.

   Tapi aku takut. Aku sangat takut, jika aku tidak menerima Jinyoung. Aku takut aku kehilangan kesempatan yang selama ini ku tunggu-tunggu. Tapi kenapa perasaan ragu di hatiku muncul begitu besar? Entah kenapa aku merasa bahwa sesuatu yang besar akan terjadi jika aku bersama dengannya. Sesuatu yang berbahaya.

   Apa yang harus ku lakukan? Apakah aku harus mempercayai intuisi ku ini, atau tetap memilih hatiku? Tapi, jika pun aku memilih hatiku, bukankah semuanya akan tetap baik-baik saja? Seperti perkataan orang 'ikuti lah kata hatimu', begitu kan?

"Jisoo!" Teriak seseorang kepadaku
"Astaga, kau mengejutkan ku." Kataku kepada orang ini, yang tidak lain adalah manager ku

   Dia menatapku dengan tatapan jengkel, menghela nafasnya, lalu kembali berkata.

"Jisoo, sebenarnya ada apa dengan mu, hah? Kenapa kau tidak fokus beberapa hari ini? Apa ada sesuatu yang terjadi? Apa kau masih sakit?"
"Ha? T-tidak.. Aku hanya.. Aku.." Aku terdiam tidak tahu harus mengatakan apa, otakku benar-benar tidak bisa memikirkan apapun saat ini
"Dia hanya kelelahan. Sama seperti kita semua, apalagi dia juga baru sembuh, karena itu dia tidak fokus dengan pekerjaannya. Iya kan eonni?" Kata Jennie membantuku, dan aku pun hanya mengganguk mendengar perkataannya
"Kalau begitu malam ini kau harus benar-benar beristirahat Jisoo, jangan tidur larut malam, kau tidak boleh sakit lagi. Kita memiliki banyak jadwal bulan ini. Kau mengerti kan?"
"Ya, aku mengerti. Maafkan aku." Kataku pelan
"Ya, ya. Tidak masalah." Katanya lalu pergi setelah dia mendapat suatu panggilan di ponselnya

"Hahhh." Kataku menghela nafas

   Aku baru saja ingin menutup mata dan beristirahat sebentar sebelum aku merasakan hawa menyeramkan yang berasal dari sebelah kanan tubuhku, yang membuatku langsung mengalihkan pandanganku kesana, dan mendapati Jennie telah memandangi ku dengan sinis. Dia terlihat kesal. Terlihat sangat marah.

"Apa?" Tanyaku pelan
"Sungguh? Kau masih juga bertanya?" Katanya ketus
"Apa maksudmu, Jennie? Aku tidak mengerti." Kataku lalu menghindari pandangannya
"Eonni, sungguh katakan padaku, apalagi yang menganggumu kali ini? Apa ini Jinyoung lagi? Apa yang dia katakan padamu, hah? Ceritakan padaku!"
"T-tidak ada." Kataku gugup

   Dasar bodoh! Kenapa juga aku harus tergagap seperti itu. Itu akan membuat Jennie semakin curiga padaku. Astaga, bagaimana ini?

"Kau kira aku bisa mempercayai kebohongan mu itu? Eonni! Kau itu tidak bisa berbohong. Aku tahu jika kau berbohong, jadi berhentilah melakukan itu, dan katakan yang sebenarnya."
"Baiklah. Baiklah. Aku akan menceritakannya. Tapi berjanji padaku, bahwa kau tidak akan berteriak atau bertingkah berlebihan setelah mendengar perkataan ku."
"Iya. Iya, aku janji. Sekarang katakan!" Katanya memaksa ku
"Jinyoung, Dia menyatakan perasaannya padaku, dan mengajak ku berkencan."  Kataku dalam sekali tarikan nafas
"Ha??!! Apa?" Tanyanya tidak percaya
"Aku tidak mau mengulanginya lagi."
"Tidak. Lagi pula tidak perlu mengulanginya, aku sudah mendengarnya. Aku hanya terkejut. Tapi kapan dia menanyakan itu padamu? Bukankah kalian belum pernah bertemu lagi?"
"Dia menemui ku di rumah sakit. Dan mengatakan itu."
"Lalu apa yang kau katakan? Kau jawab apa?" Tanyanya penasaran
"Aku belum menjawabnya."
"Lalu? Kau mau jawab apa?"
"Aku.. M-masih belum tahu."
"Kenapa masih belum tahu? Bukankah kau sudah menantikannya, selama ini eonni? Terima saja dia. Kurasa selama staff kita dan media tidak tahu, itu tidak akan ada masalah." Katanya bersemangat
"Ya, aku tahu. Tapi, ada suatu hal yang terus mengganggu ku Jennie." Kataku lemah
"Apa itu?"

Remember MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang