Part 15

52 5 2
                                    

   Suara alarm yang terus terdengar membangunkan ku dari tidurku, membuat ku mengerang karena rasa lelah di tubuhku tidak mengizinkan untuk bangun sepagi ini. Aku terus menggeliat di tempat tidur, mencari posisi yang pas untuk tertidur lagi, mengabaikan suara itu. Sampai akhirnya aku mendengar suara seorang lelaki yang membuat seluruh kesadaran ku kembali.

"Uurrrghhh. Apakah kau tidak bisa tetap tenang? Semalaman kau terus bergerak seperti ini, aku tidak bisa tidur." Katanya

   Membuat mataku yang sedari tadi tertutup, langsung terbuka dengan lebar, dan mengarahkan pandanganku ke sumber suara. Seorang lelaki, yang berada diumur 20'an berbaring bersamaku di atas sebuah kasur. Dia tertidur di samping ku. Orang yang tidak pernah ku sangka akan berada di samping ku saat ini. Lelaki ini, adalah Taehyung.

"Yaa!! Apa kau gila? Kenapa kau tidur di samping ku." Kataku panik sembari mendorongnya dari tempat tidur, menyebabkannya terjatuh ke lantai
"Aaaaa!!! Astaga sakit sekali!! Dasar perempuan gila, kenapa kau mendorongku?" Tanyanya
"Kenapa aku mendorongmu? Seharusnya kau paham kenapa aku mendorongmu! Tidak kah kau merasa telah melakukan kesalahan?"
"Kesalahan? Kesalahan apa? Ku rasa kau benar-benar sudah gila!"
"Kau tidak menyadari kesalahan mu? Tidak kah kau sadar bahwa kau tidur di kasur yang sama denganku? Tidakkah kau merasa itu perbuatan yang salah? Lagi pula bagaimana bisa kau masuk ke rumah ku? Jennie!!! Lisa!!! Rosé!!!" Teriakku
"Ya..ya!! Berhenti!! Ini masih pagi, kau bisa membangunkan para tetangga." Katanya sembari membungkam mulutku

   Aku semakin panik, dan mencoba melepaskan tangannya yang menutup mulutku. Tapi sayangnya kekuatannya lebih besar dariku membuat semua usaha ku sia-sia. Aku hanya terus berteriak minta tolong, walaupun terdengar tidak jelas karena dia membungkam ku.

"Astaga tenang lah. Kenapa kau kuat sekali." Katanya sembari terus memegangi ku, membuat ku mengalah karena tidak memiliki pilihan lain
"Bagus. Sekarang tetap tenang seperti ini, dan lihatlah sekeliling mu, apa kau mengenali tempat ini?" Lanjutnya

   Aku mengalihkan pandangan ku darinya, dan mengelilingi tempat ini dengan tatapan ku. Dan ini membuatku semakin panik, ketika aku menyadari bahwa aku tidak berada di kamar ku saat ini. Ini bahkan bukan rumah ku. Dimana aku saat ini? Apa dia menculik ku?

   Mataku kembali menatapnya, dengan tatapan ketakutan. Dia menaikkan sebelah alisnya, seperti mempertanyakan arti dari tatapan ku.

"Hey. Kenapa kau menatapku seperti itu? Apa kau takut kepada ku?" Tanya nya

   Aku menganggukkan kepala, karena tangannya yang masih menutup mulutku, tidak mengizinkan ku mengeluarkan sepatah kata pun. Dia menampilkan wajah bersalahnya, lalu melepaskan ku, dan bergerak mundur. Memberi ku ruang.

"Maaf. Aku tidak bermaksud membuat mu takut." Jelasnya

   Apa ini tidak salah? Dia meminta maaf? Bukannya baru semalam dia melecehkan ku dengan kata-katanya? Sekarang dia bisa mengucapkan kata maaf? Apa dia memiliki kelainan?

"Ku rasa kau sudah menyadari bahwa ini bukan rumah mu." Katanya pelan, dan aku hanya menganggukkan kepala membalasnya
"Kau benar. Ini memang bukan rumah mu. Ini rumah ku, kau berada di rumah ku saat ini." Lanjutnya
"Apa?" Kataku
"Jangan pura-pura tidak dengar, karena aku tidak ingin mengulanginya lagi." Katanya ketus
"Tidak, tunggu. Bagaimana bisa aku berada di rumah mu?" Tanya ku
"Apa kau tidak mengingat kejadian semalam?"

   Aku terdiam, mencoba mencari jawaban dari pertanyaannya, tapi otakku tidak bisa menemukan apapun. Aku tidak mengingat apapun. Lalu hal selanjutnya yang ku lakukan hanya menatapnya dan menggelengkan kepalaku.

Remember MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang