Part 35

37 3 6
                                    

   Bunyi pisau yang beradu dengan papan pemotong, menggema di dapur. Tanpa suara itu, mungkin saat ini akan terasa sangat canggung.

   Taehyung sedang memotong beberapa sayuran yang akan ia masukkan kedalam masakannya sekarang, sedangkan aku hanya duduk berdiam diri di meja makannya sembari memperhatikan semua gerakan yang ia lakukan.

   Aku sudah menawarkan diri untuk membantunya, tapi dia menolak ku. Ia mengatakan bahwa dengan kondisi ku yang sedang tidak baik ini, dia takut bahwa aku bisa melukai diriku sendiri, dan membuat kekacauan.

~~~
"Taehyung, biarkan aku membantumu. Jika dua orang yang mengerjakannya, maka masakannya akan semakin cepat selesai." kataku sembari menarik ujung bajunya

"Tidak! Aku sudah mengatakan tidak."

"Tapi aku-"

"Kau sedang tidak sehat Jisoo. Bagaimana jika kau tidak fokus saat memasak makanannya, kau bisa melukai dirimu sendiri, dan aku tidak mau hal itu terjadi. Jadi sekarang kau duduk saja di ruang makan, dan tunggu makanannya selesai." katanya sembari menuntunku ke ruang makan
~~~

   Begitulah kiranya percakapan yang kami lakukan tadi. Dia takut aku melukai diriku sendiri, benar-benar alasan yang tidak masuk akal. Tapi bohong namanya jika aku mengatakan aku tidak menyukai perhatian yang dia berikan. Karena aku sangat menyukainya.

"Ini." kata Taehyung secara tiba-tiba, membuatku sedikit tersentak

"A-ah, ya. T-terimakasih." kataku sedikit terbata-bata

   Taehyung menatap ku dengan tatapan khawatirnya, lalu berjalan sedikit lebih dekat denganku, sebelum akhirnya berbicara.

"Ada apa? Apa kepala mu sakit lagi? Apa kau mau berbaring saja? Aku bisa membawakan makanannya ke tempat tidur jika kau-"

"Aku baik-baik saja Taehyung. Kau tidak perlu khawatir." kataku memotong kalimatnya

"Jangan berbohong kepadaku Jisoo, tadi kau berbicara secara terbata-bata, jadi ku pikir-"

"Sungguh aku baik-baik saja. Aku hanya sedang memikirkan sesuatu tadi, jadi aku sedikit terkejut ketika kau berbicara secara tiba-tiba kepadaku." kataku mencoba menenangkannya

   Dia diam, dia menatapku tanpa ekspresi apapun, tapi matanya seperti melukiskan... Kesedihan?

"Apa kau memikirkan Jinyoung?" tanyanya dengan nada yang amat pelan tapi masih cukup untuk ku dengar

"Apa? Aku ti-"

"Tidak apa. Aku mengerti Jisoo." katanya menyela kalimat ku, lalu berjalan kearah kursinya lalu mulai menyantap sarapan yang baru saja dia masak

   Dia menyantap makannya tanpa mengatakan apapun, dia bahkan tidak menatap ku lagi, dia hanya fokus terhadap makannya seakan-akan dia ingin sekali menghabiskan itu semua dengan cepat, agar bisa pergi menjauh dari ku.

   Aku juga begitu, aku menundukkan kepala ku, dan mulai menyantap sarapan ku. Entah kenapa hatiku terasa sakit saat ini. Kenapa dia tidak membiarkan ku untuk berbicara? Kenapa dia memotong kalimatku? Jika saja dia tidak melakukan itu pasti suasana di ruang makan ini tidak akan seperti ini. Setidaknya pasti kami berdua akan sedikit berbincang-bincang.

   Kenapa dia menyela perkataan ku? Padahal aku ingin mengatakan bahwa... Aku memikirkannya.

***

"Apa kau yakin kau bisa naik sendiri? Aku bisa menemanimu jika kau mau." kata Taehyung, sesaat setelah memberhentikan mobilnya di depan gedung dorm ku

Remember MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang