Part 46

49 3 0
                                    

"Jisoo." Panggil suara itu lagi

   Aku tidak bergerak dari posisi ku semula, hanya tetap terdiam di belakang Taehyung.

"Apa yang kau lakukan disini?" Tanya Taehyung mewakilkan ku

"Jisoo, bisakah kita berbicara?" Kata Jinyoung tidak memperdulikan pertanyaan Taehyung

"Jisoo tidak ingin berbicara dengan mu, jadi sebaiknya kau pergi sekarang." Balas Taehyung lagi

"Apa ini? Apa kau juru bicaranya? Jika kau tidak bisa mendengar biarkan aku mengatakannya sekali lagi, aku ingin berbicara dengan Jisoo bukan denganmu." Kata Jinyoung dengan nada bicara yang terdengar kesal tapi juga tertahan

"Ku mohon. Aku ingin berbicara denganmu Jisoo. Aku sudah tahu semuanya." Lanjut Jinyoung

   Aku dan Taehyung sedikit bergidik ketika mendengar Jinyoung mengatakan itu. Mengetahui semuanya? Apa yang dia ketahui? Haruskah aku memberinya kesempatan untuk menjelaskannya?

   Pandangan ku naik menatap Taehyung yang saat ini sudah menatap ku lebih dulu, seperti meminta kepastian apakah aku memang ingin berbicara dengan Jinyoung atau tidak. Kami saling memandang satu sama lain beberapa saat, sampai akhirnya dia bersuara.

"Ku rasa kau harus mendengarkannya Jisoo." Katanya pelan

"Tapi-"

"Kau harus mendengarkan apa yang akan dia katakan, ku rasa itu akan menghilangkan sedikit keraguan di dalam hatimu." Kata Taehyung sembari mengelus lengan ku

   Dia tersenyum, meyakinkan ku.

"Aku akan memindahkan barang mu ke mobil agar kalian bisa bicara berdua." Kata Taehyung lalu pergi meninggalkan kami berdua

   Aku dan Jinyoung masih berdiam diri di depan apartemen lama ku, walaupun pintu sudah di buka, tidak ada yang meminta masuk atau mengizinkan masuk. Kami hanya terdiam disini.

"Mau bicara di dalam?" Tanya ku memecah keheningan

   Dia menganggukkan kepalanya menyetujui. Aku pun mempersilahkannya masuk dan menyuruhnya duduk di sofa ruang tengah.

"Duduk lah... Maaf aku tidak bisa memberikan mu minum, disini sudah tidak ada apa-apa karena aku sudah pindah." Kata ku basa-basi

"Tidak. Tidak perlu. Aku kesini bukan untuk minum, tapi bertemu dan berbicara dengan mu." Katanya sembari menunduk, seperti tidak sanggup menatap wajahku

   Dia mengambil nafas dalam-dalam, lalu menghembuskannya sebelum memandang ku dan mengatakan.

"Kenapa kau tidak duduk Jisoo? Duduk lah di samping ku." Katanya terdengar memohon

"Tidak. Aku lebih suka berdiri... Tidak bisakah langsung kau katakan saja apa yang ingin kau bicarakan?!" Kataku tidak sabar

   Aku bukannya penasaran dengan apa yang ingin dia katakan, sebenarnya aku sedikit tidak perduli dengan itu, hanya saja aku memang tidak tahan berada di dekatnya seperti ini. Bukan karena aku membencinya, tapi karena aku merindukannya. Aku takut jika semakin lama kami berdua bersama, secara tidak sadar aku bisa saja berlari ke dalam pelukannya.

"Aku minta maaf." Katanya singkat

"Untuk apa?"

"Aku telah menyakiti mu Jisoo. Aku telah menyadarinya sekarang."

   Kau menyadarinya sekarang? Baru sekarang? Aku terluka berminggu-minggu, menangis setiap saat, bahkan kau membuat ku berfikir bahwa aku tidak pantas dicintai. Tapi apa yang kau katakan? Kau baru menyadarinya sekarang?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 04, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Remember MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang