Part 12

45 6 2
                                    

    Ternyata memang benar, mengkhawatirkan sesuatu yang belum tentu terjadi itu tidak ada gunanya. Maksudku, memang waspada itu perlu. Tapi jika sampai membuat kegiatan kita terganggu, itu tidak baik.

   Seperti yang terjadi padaku. Aku mengkhawatirkan banyak hal, tapi nyatanya malah tidak terjadi apa-apa. Penampilan kami berlangsung lancar, tidak ada hambatan sama sekali. Syukurlah.

   Acara sudah berakhir sekitar 5 menit yang lalu, yang diakhiri dengan penampilan ilios sebagai penutup. Dan saat ini kami berempat dan para idol lainnya sudah berada di backstage memberi selamat satu sama lain, atas berjalan baiknya penampilan masing-masing grup. Beberapa grup yang memang sudah mengenal saling berbincang satu sama lain, membuat backstage jadi penuh sesak saat ini.

   Aku dan ketiga member ku, sudah selesai memberi selamat kepada grup-grup lain yang kami temui di backstage. Dan saat ini sedang berjalan menuju ruang tunggu kami. Aku berjalan tepat di barisan paling belakang, mengikuti para member ku yang berjalan lebih dulu di depan. Aku terlalu fokus melihat ke depan, membuat ku tidak sadar bahwa ada orang yang sudah mengikuti di belakang ku sejak tadi.

   Sampai akhirnya aku merasakan sebuah tangan yang melingkar di pinggang ku, dan menarik ku menjauh dari para member ku. Dia terus menarik ku sampai menjauhi keramaian, dan berakhir terhenti di sebuah ruangan yang terlihat seperti gudang. Aku sangat terkejut dengan keadaan ini, ditambah lagi dengan kondisi ruangan yang gelap membuat ku semakin panik. Membuat ku ingin berteriak.

   Aku sudah membuka mulutku, bersiap untuk meminta pertolongan. Tapi belum sempat ku mengeluarkan suara, orang ini sudah membungkam mulut ku. Membuat ku semakin panik. Siapa dia?

"Ssshhttt. Tenanglah." Kata orang ini, dengan tangan nya masih berada di depan mulutku
"Diam. Ku mohon tetap diam. Aku akan mencari saklar lampunya dulu." Lanjutnya sembari melepaskan dekapan tangannya di mulut ku

   Aku tidak punya pilihan lain selain menurutinya. Takut jika aku melakukan hal yang tidak sesuai dengan kemauannya dia akan melakukan hal buruk terhadap ku. Siapa yang tau orang seperti apa yang berada di depan ku saat ini.

   Dalam hitungan beberapa detik, lampu ruangan ini sudah menyala. Dan mata ku secara otomatis menutup, mencoba beradaptasi dengan cahaya di sekitar. Sampai akhirnya bisa melihat dengan jelas.

"Jinyoung oppa?" Tanya ku
"Ya? Kenapa? Kau terlihat terkejut. Apa kau tidak mengenali suara ku?" Tanya nya
"Tidak. Hanya saja aku terlalu panik dan tidak bisa menyadari keadaan di sekitar ku." Jelas ku

   Dia berjalan mendekati ku, sampai akhirnya berhenti ketika jarak diantara kami hanya sekitar 30 cm. Dia menatap ku, lalu menggerakkan tangannya dan meletakkannya di atas kening ku. Dari raut wajahnya terlukis jelas bahwa dia sedang khawatir. Ada apa?

"Jisoo. Apa kau sakit? Tapi badan mu tidak panas." Katanya, sembari masih saja memeriksa suhu tubuh ku
"Tidak. Aku baik-baik saja." Kata ku
"Apa kau yakin? Karena kau tidak terlihat baik-baik saja. Wajah mu pucat, dan kau juga terlihat lemas dari tadi."
"Oh, mungkin ini karena efek panic attack yang menyerang ku tadi oppa. Tapi aku baik-baik saja sekarang." Jelas ku

    Ya walaupun kepala ku masih terasa pusing sejak tadi, tapi sudah lebih baik sekarang. Nafas ku juga sudah tidak sesak lagi. Tapi mungkin dari fisik ku masih terlukis jelas bahwa aku tidak sedang baik-baik saja.

   Sejak tadi, member ku juga selalu menanyai keadaan ku. Mereka juga mengatakan kalau wajah ku terlihat pucat. Selain itu, tangan ku juga terasa dingin sejak tadi. Membuat mereka khawatir dengan keadaan ku.

"Kau kenapa?" Tanya Jinyoung tidak percaya
"Aku terkena panic attack tadi. Tapi sekarang sudah tidak apa. Itu juga berlangsung tidak terlalu lama, hanya beberapa menit."
"Apa yang kau pikir kan, sampai jadi seperti itu?" Tanya nya
"Tidak ada. Sudah jangan khawatirkan kan..."

Remember MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang